Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 AKTI
"Anak-anak, ayo masuk!" ucap Bu Farida mengajak si kembar yang berdiri di dekat pintu untuk masuk ke dalam ruangan.
Tampak si kembar, Zidan dan Zara mulai melangkahkan kakinya mengikuti Bu guru Farida masuk ke dalam ruangan. Sementara Erina yang sedang duduk di sofa beranjak dari duduknya lalu melangkah tertatih-tatih menuju kamar mandi dalam ruangan tersebut.
"Kemana perginya nona Erina?" tanya Bu guru Farida tak melihat keberadaan pemilik yayasan.
"Baru saja masuk ke toilet." ucap Bu Rahayu yang sedang duduk di kursinya dan Bu Guru Farida mengangguk menanggapi ucapannya lalu mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar mandi yang tertutup rapat.
"Karena ibu ketua yayasan sedang berada di dalam toilet, anak-anak kita tunggu dulu ya, soalnya ibu ketua yayasan yang akan memberi hadiah tambahan untuk kalian berdua." ucap Bu guru Farida memberitahunya.
"Baik Bu guru." ucap Zidan dan Zara disertai anggukan kepala.
"Ini hadiah buat kalian, karena sudah menjadi anak berprestasi di sekolah dan membanggakan nama sekolah." ucap Bu Rahayu tersenyum, lalu ibu pengurus yayasan tersebut dan Bu guru Farida menyerahkan sebuah kotak hadiah untuk Zidan dan Zara.
"Terima kasih, Bu guru." ucap Zidan dan Zara bersamaan dengan raut wajah bahagia, lalu menyalami tangan ibu gurunya.
"Iya, sama-sama anak-anak. Sekarang kalian boleh duduk dulu." ucap Bu guru Farida tersenyum lalu meminta mereka duduk di kursi.
Dengan patuhnya si kembar mulai duduk di kursi berhadapan dengan kursi Bu Rahayu sembari menunggu pemilik yayasan keluar dari kamar mandi.
"Aduuuh, sakitnya, ini semua gara-gara wanita itu."
Terdengar suara seorang wanita mengadu kesakitan sambil marah-marah tak jelas keluar dari kamar mandi, membuat semua orang mengalihkan pandangannya termasuk si kembar.
"Nona Erina!, apa anda baik-baik saja?" tanya Bu Rahayu tampak cemas sambil menghampirinya.
"Hehehe aku baik-baik saja, jangan khawatir." ucap Erina berusaha untuk tersenyum lalu melangkah tertatih-tatih mendekat kearah sofa.
Lagi-lagi Erina mengadu kesakitan, kakinya yang terbungkus kain perban tak sengaja menabrak kursi yang diduduki oleh anak laki-laki, hingga membuat kedua matanya langsung berkaca-kaca.
Oh Tuhan, sakit sekali. Batin Erina dengan mata memerah dan ingin berteriak keras merasakan sakit di bagian lututnya.
Erina tidak memperhatikan lagi di sekitarnya, dia hanya fokus pada kakinya yang terluka.
"Zidan, Zara, kenalin ini nona Erina pemilik dari Yayasan Pendidikan Cemara." ucap Bu Rahayu memperkenalkan Erina selaku pemilik yayasan sekolah tempatnya mengabdi.
"Hai kakak cantik" ucap si kembar dengan antusiasnya, membuat Erina mengalihkan pandangannya hingga kedua matanya membulat sempurna melihat wajah anak laki-laki dan perempuan itu.
"Zidan, Zara, ibu mu sudah ada di luar. Kebetulan mbak Erina kurang sehat, jadi besok saja ya sesi pemberian hadiahnya." ucap Bu guru Farida tersenyum. Apalagi ibu si kembar sudah lama menunggu diluar.
"Baik Bu guru." ucap si kembar bersamaan, lalu bangkit dari duduknya. Kemudian bergerak menyalami tangan ibu gurunya. Sedangkan Erina masih saja bengong dengan pikirannya.
Oh My God, apa aku tidak salah lihat. Batin Erina sambil mengucek matanya lalu memukul pelan pipinya tanda bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.
"Bu gulu, kami pulang dulu, telima kasih ya hadiahnya." ucap Zara dengan antusiasnya dan terlihat sangat bahagia menerima hadiah dari ibu gurunya.
Bu Rahayu dan Bu Farida hanya mampu tersenyum menatapnya.
"Tunggu dulu, kita belum berkenalan." ucap Erina cepat mencoba menghentikan langkah si kembar. Membuat Zidan dan Zara menoleh kearahnya dengan tatapan bingung.
"Maaf kakak cantik, kami....." Zara tidak melanjutkan ucapannya karena mendengar suara ibunya dari luar sedang memanggil namanya.
"Zidan, Zara!"
"Iya mama, tunggu." sahut Zara, sedang Zidan sudah melangkah lebih dulu keluar dari ruangan tersebut, lalu disusul dirinya.
Aku harus mencari tahu anak-anak tadi. Batin Erina dan masih terlihat syok atas apa yang dilihatnya.
🍁🍁🍁🍁
Kediaman Dirgantara....
Erlan memutuskan pulang cepat hari ini, pekerjaannya bisa kembali dia handel di apartemennya. Dia sudah mendapatkan kabar tentang keberadaan adiknya dari Lucas.
Di antar Pak Kasim, Erlan tiba di kediaman orang tuanya. Salah satu penjaga segera membukakan pintu mobil untuknya. Lalu Erlan bergegas turun dari mobil.
Erlan melangkah masuk ke dalam rumah dan beberapa pelayan dengan hormat menyambut kedatangannya. Erlan hanya bersikap acuh dan terus melangkah mencari keberadaan ibunya.
"Apa yang membuatmu pulang cepat, Erlan?. Apa sudah ada kabar tentang keberadaan Erina?" tanya Oma Miranda yang sedang merangkai bunga di ruang keluarga.
"Iya Oma," ucap Erlan dengan anggukan kepala.
"Oh syukurlah. Oma sangat berharap Erina secepatnya ditemukan" ucap Oma Miranda sambil menghentikan kegiatannya merangkai bunga.
"Erlan kamu tidak ke kantor nak?" tanya Nyonya Hani dengan suara lemah lembut yang baru saja dari dapur. Raut wajahnya tampak bersedih dengan lingkar hitam dibawah matanya menandakan bahwa wanita paruh baya itu kurang tidur.
"Aku habis dari kantor kok mom dan langsung kesini. Soalnya aku datang membawa kabar penting tentang keberadaan Erina." ucap Erlan memberitahu sambil menghampiri ibunya.
"Apa Erina sudah ditemukan? Terus dimana adikmu?" tanya Nyonya Hani dengan antusiasnya dan sangat tak sabaran.
Erlan menghembuskan nafas kasar sebelum menjawab pertanyaan ibunya.
"Erina belum ditemukan mom, tapi Lucas berhasil melacak nomor ponsel Erina dan titik terakhir lokasinya di kota xxx, setelahnya nomornya sudah tidak aktif lagi." ucap Erlan panjang lebar memberitahu ibu dan Omanya.
"Benarkah, semoga Erina cepat ditemukan, Mommy sangat merindukannya, nak." ucap Nyonya Hani dengan mata berkaca-kaca, hingga air matanya menetes dari pelupuk matanya.
"Iya mom, Erlan janji akan membawa Erina pulang ke rumah." ucap Erlan bersungguh-sungguh, membuat ibunya berhambur memeluknya.
"Terimakasih nak, mommy sangat percaya kepadamu. Tolong, bawa adik mu pulang ke rumah." ucap Nyonya Hani terisak dalam pelukan putranya.
Cukup lama ibu dan anak itu saling berpelukan. Hingga akhirnya mereka saling melepaskan pelukannya. Erlan benar-benar tak kuasa melihat air mata ibunya, hatinya ikut teriris jika ibunya menangis.
Erlan segera menghapus air mata ibunya dengan lembut, lalu menuntunnya duduk di sofa.
"Mommy jangan menangis lagi, Erina pasti baik-baik saja disana" ucap Erlan dengan tatapan hangatnya mencoba menenangkan sang ibu.
Nyonya Hani hanya mampu menghela nafas lalu mengangguk mengiyakan ucapan putranya.
"Sebaiknya Mommy beristirahat. Hari ini aku akan berangkat ke kota xxx untuk mencari Erina" ucap Erlan sekaligus untuk berpamitan kepada ibunya, dia tak ingin menunda-nunda waktu.
Melihat ibunya terus menerus bersedih membuatnya ikut merasakan kesedihannya. Kemudian Erlan mencium punggung tangan ibunya lalu berpamitan kepadanya.
Namun sebelumnya, Erlan memilih melangkah menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya, sekaligus berkemas membawa beberapa potong baju yang akan dibawa ke kota xxx.
Setelah selesai, Erlan pun bergegas keluar kamar sambil membawa koper kecilnya. Dia kembali berpamitan kepada ibu dan Omanya sebelum berangkat ke Bandara.
Tampak pak Kasim sudah menunggunya di halaman depan, dimana supir pribadinya itu berdiri di samping mobil yang akan ditumpanginya ke Bandara.
"Hati-hati di jalan, setelah sampai disana, jangan lupa kabari mommy." ucap Nyonya Hani dengan mata berkaca-kaca.
"Baik mommy." ucap Erlan tersenyum lalu bergegas masuk ke dalam mobil. Hingga mobil yang ditumpanginya mulai melaju meninggalkan kediamannya menuju bandara.
🍁🍁🍁🍁
Sekitar tiga jam perjalanan, akhirnya Erlan tiba di kota xxx. Dia meminta pak Kasim untuk membawanya ke hotel EQueen untuk beristirahat sejenak sembari menunggu kabar dari orang-orangnya yang sudah diutus untuk mencari keberadaan adiknya.
"Kota ini memberikan kenangan manis untukku." gumam Erlan sambil menatap keluar jalan yang dilewatinya.