Kaliztra merupakan mahasiswi kedokteran semester satu. Tubuhnya tewas tergeletak menggenaskan, disebuah jalan raya pusat kota. Setelah dikubur, Rohnya bangkit dari jasadnya. Dia mencari sebuah organ tubuhnya yang hilang!
Nah, bagaimana kisah tragis ini terjadi? Silahkan membacanya, hingga selesai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ucu Borneo., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30 " Info jejak Erita. "
Setelah selesai berdoa, pak Baim mengajak Doni meninggalkan maxam Khaliztra.
Sebelum motor dijalanan oleh pak Baim, Doni sempat mengedarkan pandangan beberapa saat..." Datanglah malam ini kedalam mimpi saya, sayang..." Ujarnya didalam hati.
Satu bayangan tubuh Khaliztra tertangkap oleh matanya.
Didekat batu nisan sebelah kanan, roh Khaliztra tampwak sedang duduk memandanginya, sambil menampakan wajah yang penuh dengan kesedihan...
*********
Sekarang Doni telah tiba dikediamannya.
Pak Baim mengatakan, ia tak bisa singgah. Karena harus ketempat kerjanya kembali.
Katanya, ada sesuatu hal yang akan diurusnya...Terhadap sipembunuh Kaliztra.
" Baiklah pak, anda hati hati ya dijalan. Kalau ada perkembangan, tolong segera kabari saya ya..." Kata Doni.
" Pasti Don,saya harap anda juga begitu...Sekarang, saya pamit ya..." Balas pak Baim.
Dektektif ini lantas melajukan kendaraan roda duanya, menuju kejalan raya.
Setelah pak Baim hilang dari pandangannya, Doni pun masuk kedalam. Ia lalu mandi dan melakukan makan malam.
Setelah itu, pria yang sebulan lagi akan menyandang gelar kedokteran ini, duduk menghadap laptop pada meja yang terdapat didalam kamar tidurnya.
" Saya akan mencari tahu, siapa Erita? Dimanakah sekarang ia berada? Siapa sajakah orang orang yang pernah dekat dengannya...?" Ujar Doni pada diri sendiri.
Selain menjadi mahasiswa kedokteran yang jenius, sejak disekolah menengah pertama pun, ia sudah mempelajari bidang computer secara mendalam.
Sekarang ia juga menjadi seorang Gamers yang punya penghasilan. Intinya, Doni sangat trampil dan sangat ahli memainkan peraalatan canggih tersebut!
*********
Dikantor tempat pak Baim bekerja, terlihat beliau sedang berbicara bersama Bagus.
" Tolong, sekarang anda bawa dokter itu kemari Gus..."
" Baik, pak! " Jawab Bagus.
Ia lantas berjalan menuju sel dokter Fatir berada.
" Maaf tuan, pak dektektif meminta anda untuk menghadapnya..." Kata Bagus.
Tubuh dokter Fatir segera dikeluarkan. Bagus lalu memerintahkan petugas jaga yang ikut mengiringinya, agar memborgol kedua tangan dokter itu. Kemudian mebawanya kedalam kantor pak Baim.
" Silahkan duduk tuan..." Sambut pak Baim.
Selanjutnya, pak baim mengatakan tentang kejadian hilangnya mayat Khaliztra kepada dokter Fatir.
Setelah selesai, dektektif tersebut lantas menanyakan keberdaan Erita.
Istri dokter Fatir itu secara mendadak bagaikan hilang ditelan bumi.
" Maaf pak, saya tak tahu dimana kini Erita...Selama empat hari menjalani hukuman disini, istri saya tak ada khabar...Ia juga tak pernah datang untuk membesuk saya..." Jawab dokter Fatir.
Pak Baim lalu bertanya kepada petugas jaga..." Benarkah begitu, pak lapaz? "
" Iya pak...Istri beliau ini sekalipun tak juga mau datang kemari. " Jawab petugas jaga.
" Lalu, apakah anda telah mendapatkan pengacara anda? Saya dengar, anda mau naik banding didalam kasus ini? " Pak Baim kembali bicara pada dokter Fatir.
" Sudah pak..."
" Kapan beliau akan menjumpai, anda? "
" Kata pengacara saya, besok siang beliau akan menemui saya..." Balas dokter Fatir.
Suasana diruangan itu, terasa hening dalam beberapa saat...
Pak Baim lantas memberitahukan, kalau pristiwa terbongkarnya maxam Khaliztra akan dikaitkan dengan diri doktet Fatir. Dan kasus pembunuhan yang telah dilakukannya...Dibuka kembali serta dianggap belum selesai.
" Saya heran, anda bisa menjadi manusia yang tak punya hati! Akibat perbuatan anda, sampai sekarang almarhumah menjadi tak tenang dialam sana !" Kata pak Baim.
Ia juga memandang geram kewajah dokter Fatir.
" Ma...Maafkan saya, pak... Sa, sa...Saya terpaksa melakukannya...Untuk keselamatan istri saya... " Suara dokter Fatir terdengar pilu.
Ia menundukan wajah dalam dalam, dihadapan semua yang ada disitu..." Sa...sa, saya khilaf pak...Maaf, maafkan saya pak..."
" Maaf anda tak bisa mengembalikan sosok Khaliztra lagi kedalam dunia ini. Padahal, sebentar lagi ia akan menikmati kebahagiaannya menjadi pengantin baru...yang sebulan lagi meraih gelar Sarjana, yang bisa mengangkat derajat keluargannya...Dari kekurangan ekonomi mereka...!"
Saat berkata begitu, air mata dektektif ini tampak tergenang dikedua pelupuk matanya. Sungguh ia sangat sedih sekali.
Petugas lapaz, Bagus dan dokter Fatir yang memandangi lelaki tersebut...Menjadi ikut tenggelam, didalam keharuannya...
" Pak...Pak...Handphone anda berdering, pak..." Bagus tiba tiba membuyarkan suasana itu.
Pak Baim sejenak menyeka air mata lantas mengangkat teleponnya..." Halo, Doni..." Ucapnya.
" Pak, saya telah mendapati jejak Erita...!" balas Doni dari seberang.
" Hah, benarkah?! Dimanakah ia berada, Don?! "
" Apakah sekarang kita bisa berjumpa, pak? "
" Tentu saja bisa..." Pak baim berucap pasti.
" Saya akan menemui anda, dikantor anda saja, ya? Bagaimana, pak? "
" Baiklah, Don...Saya tunggu, ya..." Balas pak Baim lalu menutup teleponnya kembali.
" Kalau info ini benar, malam ini juga saya akan menciduk Erita!" Ungkap pak Baim, dengan nada perlahan.
Bersambung...
takut polisi takut ma hantu + kena sial 🤣🤣🤣