Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 21. Cerita Lalu
Matahari lambat laun merangkak naik. Jin Sang mulai melakukan misi nya yakni menemui orang-orang yang ia yakini akan berpihak kepadanya. Ia menuju ke sebuah rumah bordil apung yang berada di atas sungai di tengah ibu kota.
Tentu saja tempat itu hanyalah sebuah penyamaran agar tidak dicurigai kalau mereka tengah melakukan sebuah pertemuan rahasia.
" Diatas bumi, Langit berkuasa."
Sebuah kode rahasia diucapkan oleh Jin Sang dan langsung diketahui oleh penjaga yang ada di sana. Seorang pelayan pun langsung mengantarkan Jin Sang ke lantai bawah rumah bordil itu.
Pintu di buka, Jin Sang dapat melihat beberapa orang yang tidak asing baginya. Diantara mereka ada Menteri Pertahanan Lin Ang, Penasehat Negara Byung Sun, Menteri Keuangan Ahn Chen, dan beberapa lain lagi. Tampaknya ketiga pejabat negara itu benar-benar membelot.
Semua yang ada di dalam memberi hormat kepada Jin Sang. Semua membungkukkan tubuh lebih dalam dan rendah.
" Salam tuan muda Jin Sang. Kami memberi hormat atas segala kesetiaan kami kepada Raja terdahulu Raja Hansoe."
Jin Sang mengangguk dan mempersilahkan semuanya untuk duduk. Kini mereka tengah duduk bersama. Rupanya orang-orang itu memang menunggu Jin Sang datang.
Jin Sang adalah putra dari Hansoe. Dimana Hansoe adalah kakak dari Hanyoel, ayah Hyeon.
Sebenarnya memang Hansoe lah putra mahkota negara Mae ini. Akan tetapi ayah Hansoe dan Hanyoel memasgulkan Hansoe karena perilaku Hansoe yang buruk. Hansoe memiliki skandal yang sangat buruk. Ia gemar bermain judi dan bermain wanita. Bahkan istri sahnya yang tidak lain adalah ibu dari Jin Sang merasa tidak tahan.
Pada akhirnya Hanyoel, ayah Hyeon lah yang diangkat menjadi raja karena dia memang pria yang baik. Kubu pendukung Hansoe tentu tidak menerima itu. Mereka tetap setia terhadap Hansoe dan disinilah mereka berada. Saat kecil Jin Sang memang dibawa ibunya untuk keluar dari Ibu kota karena Hansoe ayah mereka dikejar oleh orang-orang yang pernah disakiti olehnya. Agar Jin Sang tidak ikut di sakiti maka ibu Jin Sang membawa pergi.
Namun cerita dari mereka-mereka ini tentu berbeda. Orang-orang yang berada di depan Jin Sang mengatakan bahwa Hansoe digulingkan oleh Hanyoel. Mereka juga mengatakan bahwa Hanyoel yang memerintahkan untuk menghabisi nyawa Hansoe beserta anak dan istrinya.
" Kami harap pangeran dapat membalaskan dendam Raja Hansoe. Kita harus mendapatkan hak yang mulia pangeran Jin Sang. Tahta tersebut milik pangeran Jin Sang."
Perkataan Menteri Lin Ang tentu diikuti anggukan kepala oleh semua yang ada di situ. Entah benar mereka mendukung Jin Sang atau ada maksud tersembunyi, tentu tidak ada yang tahu. Terlebih mereka tidak pernah muncul di depan Jin Sang selama ini. Jin sang memicingkan matanya. Terlihat sorot ketidakpercayaan dan keraguan saat melihat mereka satu persatu.
" Yang jadi pertanyaan ku, mengapa kalian sama sekali tidak pernah mencari ku dulu. Dan kenapa baru sekarang."
Semua terdiam, mereka menunduk menghindari tatapan dari Jin Sang. Tampaknya mereka kesulitan dalam berbicara hingga seseorang muncul diantara semuanya dan menjawab pertanyaan Jin Sang dengan lugas.
" Karena semua takut dengan raja Hanyoel, ayah dari raja Hyeon yang sekarang. Raja Hanyoel adalah seorang yang kejam. Tentu kami mencari rasa aman. Dan ketika dia sudah mangkat lalu diganti Hyeon putranya kami baru berani bertindak."
Jin Sang menatap pria itu dengan tajam. Tampak sorot mata yang lugas dan berani di sana. Jin Sang pun tersenyum, dengan menautkan jari-jarinya ia mulai berbicara mengenai apa yang akan mereka lakukan.
🌿🌿🌿
Jin Sang kembali berjalan-jalan di jalanan ibu kota. Ia benar-benar menikmati apa yang tersaji di sana. Jin Sang mengeluarkan sapu tangan yang membalut lukanya semalam. Ia meneliti dengan seksama sapu tangan sutra berwarna merah itu. Seketika mata Jin Sang membelalak sempurna saat ia menyadari akan sebuah hal. Sapu tangan sutra berwarna merah itu ada sebuah sulaman elang dengan benang emas. Dimana Elang adalah lambang negara Mae.
Jin Sang semakin terkejut saat melihat beberapa bendera negara Mae yang mana lambang nya sama persis dengan sulaman di sapu tangan yang ia pegang. Jin Sang berhenti sejenak lalu berpikir mengenai wanita yang semalam ia temui. Ia kembali mengingat momen itu.
" Mama? Ya aku tidak salah. Waktu itu wanita di sebelah Gyeo memanggil Gyeo dengan sebutan mama. Itu berarti Gyeo adalah ratu. Tidak, tidak mungkin. Aku harus mencari kebenarannya."
Jin Sang kembali berjalan. Ia mencari papan pengumuman. Jika Gyeo adalah benar ratu negara Mae maka lukisan nya pasti ada di sana karena pernikahan raja dan ratu belum lah lama di gelar.
Bruk
" Auch ..."
Suara seorang wanita yang terjatuh karena bertubrukan dengan tubuh Jin Sang yang tinggi besar itu mengaduh. Jin Sang pun ikut terkejut ia kemudian mengulurkan tangannya mencoba membantu wanita itu berdiri.
" Maaf nona, saya tidak sengaja."
" Tidak tuan , saya yang salah. Saya yang terburu-buru, aah sial."
Jin Sang baru sadar bahwa wanita yang menabrak tubuhnya adalah Gyeo. Dan ia juga tahu kalau Gyeo tengah berusaha melarikan diri dari dua orang yang mengejarnya. Tanpa ragu Jin Sang menarik tangan Gyeo dan membawanya berlari dari tempat itu untuk menghindari dia orang yang mengejarnya.
Jin Sang membawa Gyeo berlari lumayan jauh dari lokasi awal tadi. Mereka sampai di sebuah jalan sepi. Jin Sang juga menutupi tubuh Gyeo dengan tubuh besarnya. Jadi saat dua orang yang tidak lain Dasom dan Kasim Ho melintas mereka tidak bisa melihat. Nafas Gyeo memburu dan Jin Sang tidak bisa melepaskan pandangan matanya dari wajah Gyeo tersebut. Kening Gyeo yang dipenuhi dengan peluh tanpa sadar di sapu oleh Jin Sang dengan baju nya.
" Aaah maaf sudah merepotkan. Aku sungguh berterimakasih tuan atas bantuan mu."
" Anggap saja ini balas budi karena kamu telah membalut luka ku semalam."
Gyeo melihat wajah Jin Sang dengan seksama. Ia kemudian menepuk kedua tangannya sendiri setelah mengingat Jin Sang.
" Apakah luka Anda sudah diobati tuan ~"
" Panggil saja aku Jin."
" Ya Tuan Jin."
" Sudah, dan semua sudah baik-baik saja."
Kini keduanya berjalan beriringan. Mereka banyak berbicara tentang apa saja. Sesekali Jin Sang melirik ke arah Gyeo dan lagi, ia terpesona dengan kecantikan Gyeo Wool yang menurutnya sangat alami dan natural. Terlebih dari cara bicara Gyeo, Jin Sang tentu tahu Gyeo adalah wanita yang cerdas.
" Baiklah Tuan Jin, saya sudah terlalu lama meninggalkan kedua teman saya itu. Saya yakin saat ini mereka sedang gila alam mencari saya. Senang berbicara dengan Anda tuan Jin."
TBC