Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15.Mengagumi Namira
"Tidak usah,kamu terlihat sibuk.Aku bisa sarapan diluar,"
"Baiklah kalau begitu,"
Namira pun langsung beranjak keluar dari kamar untuk membiarkan Abra berganti pakaian kerja yang sudah dia sediakan.
Namira menuju keruang laundry dimana dirinya tadi mencuci pakaian yang dia pakai saat datang kesana.
Menyadari jika Namira kembali menggunakan pakaian yang sama dengan yang kemarin dia pakai.Membuat Abra berinisiatif menyediakan pakaian di apartemen agar bisa digunakan oleh Namira.
Setelah selesai memakai pakaian kerjanya,Abra langsung menghubungi Marsel untuk membantunya membawakan beberapa baju untuk Namira pakai saat dia ada diapartemen.
"Saya ijin pamit sekarang ya tuan,saya harus kerumah sakit dulu sebelum saya bekerja,"
"Pergilah,aku akan menyuruh supir untuk mengantarkanmu pulang,"
"Tidak perlu tuan.Saya bisa menggunakan ojol,"
Namira pun langsung mengulurkan tangan nya untuk menyalami tangan Abra sebelum dia pergi dari sana.
Satu hal yang dia contoh dari kedua orang tuanya.Meski memiliki ayah yang kurang baik,namun Namira memiliki ibu yang mengajarkan nya bersopan santun dengan baik.
Bahkan karena ajaran sang ibulah,Namira rela bekerja keras menggunakan ototnya dari pada tubuhnya untuk mendapatkan uang.
Namun Namira melanggar apa yang di ajarkan oleh sang ibu.Buktinya,kini dia melakukan hal itu,demi sejumlah uang Namira rela menjual tubuhnya.
Meski Namira dinikahi,namun tetap saja itu hanya pernikahan kontrak yang hanya berlaku untuk sementara.
Abra kembali dibuat tertegun saat Namira menyalami nya dengan takzim sebelum dia pergi dari unit apartemen itu.
Satu hal yang selama ini Abra harapkan dari Alma namun tidak pernah wanita itu lakukan.Dan kini Namira lah yang melakukan nya.
Sebuah getaran aneh pun kembali dirasakan oleh Abra.Bahkan Abra masih berdiri terpaku ditempatnya meski pun Namira sudah hilang dari pandangannya.
Sementara Namira langsung bertolak kerumah sakit untuk melihat kondisi sang ibu.Bu Marni sudah berangsur membaik.Bahkan sudah bisa makan dengan normal.
Senyum semringah langsung hadir diwajah pucat Bu Marni saat melihat putri semata wayangnya itu muncul dari balik pintu ruangan rawat inapnya.
Ruangan rawat inap kelas dua yang sengaja Namira siapkan untuk sang ibu.Bukan nya tidak mampu memberikan ruangan yang lebih baik untuk sang ibu.
Secara uang yang Abra berikan untuknya bukan hanya bisa menempatkan sang ibu diruangan VVIP tapi juga bisa buat membeli rumah mewah,namun Namira tidak melakukan itu demi menjaga agar sang ibu tidak mencurigai dari mana sumber uang yang Namira dapatkan.
"Ibu sudah minum obat?"tanya Namira saat sudah berada disamping brangkar yang ditempati sang ibu.
"Sudah,kamu sendiri apa sudah makan Nak?"tanya balik Bu Marni pada Namira dengan nada lirihnya.
"Sudah Bu,bagaimana keadaan ibu sekarang?"
"Sudah jauh lebih baik Nak.Dokter bilang dalam beberapa hari jika kondisi Ibu semakin baik,maka Ibu boleh pulang,"
"Alhamdulillah,syukurlah kalau begitu."
Namira pun menemani sang ibu selama beberapa menit sebelum akhirnya dia kembali pamit untuk pergi bekerja.
Setelah dari rumah sakit Namira menyempatkan mampir disebuah warung tenda yang tidak jauh dari gedung perusahaan tempatnya bekerja.
Namira tampak memesan nasi uduk lengkap dengan lauk sederhana yang biasa dia pesan.Telor dadar dan tumis kangkung selalu menjadi pesanan Namira disetiap paginya.
Kadang menu tumisan nya akan dia ganti dengan sepotong daging ayam jika dia baru menerima gajih karena ada uang lebih.
Selebihnya,Namira akan tetap memesan menu yang sama karena memiliki harga yang paling murah.
Dan saat Namira tengah menikmati menu sarapan paginya,tampa sengaja mobil yang membawa Abra melintas tepat di hadapan Namira.
Abra yang tengah mengamati jalanan pun tanpa sengaja menangkap sosok Namira yang tengah makan dengan halap menu sederhana itu.
Tanpa sadar Abra menarik ujung bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman yang begitu jarang terlihat diwajah datar dan dingin nya.
Bahkan Marsel yang tengah melirik dari kaca spion dalam pun dibuat tertegun saat melihat senyuman Abra.
Merasa penasaran dengan apa yang membuat sang atasan tersenyum padahal pria dingin itu jarang sekali bisa tersenyum.
Marsel pun mengikuti arah pandang mata Abra.Marsel menyatukan kedua alisnya saat diluar sana tengah menampilkan penampilan seorang gadis OG yang tengah makan diwarung pinggir jalan.
Tidak hanya Abra yang dibuat tersenyum,namun juga Marsel.Marsel begitu menyukai kesederhanaan yang ditampilkan gadis itu.
Meski saat ini dia mengantongi uang yang tidak sedikit tapi itu sama sekali tidak merubah karekter kesederhanaan nya.
"Cantik,,,"gumam Marsel yang tidak sengaja terdengar oleh indra pendengar Abra.
Dan hal itu mengalihkan perhatian Abra.Dada nya tiba tiba bergemuruh saat mendengar pria lain memuji kecantikan Namira.
Bagaimana Abra tidak yakin jika Marsel tengah memuji Namira.Disana penghuni warung itu hanya Ada Namira dan satu penghuni lain namun itu merupakan seorang pria paruh baya.
Abra pun akhirnya kekantor dengan membawa rasa kesal didadanya karena ternyata banyak yang mengagumi wajah cantik Namira.