Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 30 Kerepotan
Nala duduk ditepi ranjang dengan pandangan kosong menatap foto Erlan yang terpajang didinding. Ditangannya ada selimut kecil milik Erlan yang sengaja tidak dibawa oleh Jasmine sebab Jasmine sudah membelikan barang-barang baru untuk Erlan jadi ia tidak membawa satu pun barang dari rumah Kaisar.
Terdengar pintu kamar terbuka membuat Nala segera mengusap air mata yang membasahi pipi. Belum ada sehari dirinya berpisah dengan Erlan, ia sudah sangat merindukan anak sambungnya itu.
Kaisar melangkah masuk kedalam kamar menghampiri Nala yang sedang memeluk selimut Erlan. Mendudukkan tubuhnya disebelah Nala, ia kemudian membawa sang istri kedalam pelukannya.
“Mas, apa Erlan akan baik-baik aja bersama Kak Jasmine?” tanya Nala dengan lirih. Kekhawatiran semakin terasa saat mengingat selama ini Jasmine selalu mengabaikan Erlan.
“Kita doakan semoga Erlan baik-baik aja," kata Kaisar menenangkan dan mengusap punggung wanita yang sedang ia peluk.
“Bagaimana kalau Kak Jasmine kembali mengabaikan Erlan, Mas? Bagaimana kalau Kak Jasmine nggak menepati janji untuk menjaga Erlan dengan baik?" tanya Nala lagi.
“Jangankan mengabaikan Erlan, Jasmine menggunakan baby sitter saja kita bisa menggugat kembali hak asuh Erlan. Erlan harus sepenuhnya diasuh oleh Jasmine dengan baik. Tapi, semoga saja Jasmine benar-benar sudah berubah dan bisa mengasuh Erlan dengan baik. Aku nggak ingin Erlan jadi korban keegoisan Jasmine yang ingin bersama Erlan," jawab Kaisar namun belum mampu membuat Nala tenang.
“Tapi kak Jasmine nggak ngebolehin aku untuk mengunjungi Erlan, Mas," lirih Nala.
Kaisar mengurai pelukannya pada Nala dan menatap sang istri tepat dibola matanya. “Kita bisa mengunjungi Erlan sama-sama. Kamu nggak usah mengkhawatirkan itu karena aku akan mengusahakan supaya kamu tetap bisa bertemu Erlan.”
Nala membalas tatapan Kaisar yang begitu meyakinkan. pada akhirnya ia pun menganggukkan kepala.
Kaisar mengelus pipi Nala dan mengecupnya membuat Nala tersenyum dan teringat akan perkataan Rangga mengenai anak saat di pengadilan tadi.
Nala merasa dirinya memang harus memiliki anak sebab hadirnya anak dalam pernikahan sangatlah penting. Selain menyempurnakan pernikahan anak juga sebagai penguat pernikahan.
Erlan sudah tidak bersama dirinya dan dia akan selalu kesepian tanpa adanya seorang anak bersamanya.
Menatap Kaisar yang kini tengah melepas kancing kemeja, Nala memberanikan diri untuk memanggil pria itu.
“Mas,” panggil Nala.
“Iya.” Kaisar menoleh namun Nala justru menggigit bibirnya. Entah mengapa ia jadi malu membahas soal anak pada Kaisar. “Ada apa?” tanya Kaisar kemudian.
Nala menatap dalam mata Kaisar, pelan-pelan ia kemudian memberanikan diri untuk berbicara meski rasa malu menguasai dirinya.
“Apa kamu ingin punya anak dariku?” tanya Nala membuat Kaisar menghentikan tangan yang sedang melepas kancing kemejanya.
Pandangan Kaisar menatap Nala yang tengah menatap dalam matanya. Debaran jantung yang semakin cepat kini ia rasakan setelah mendengar pertanyaan dari Nala.
Memiliki anak dari Nala tentu saja ia menginginkannya namun ia tidak mengerti kenapa tiba-tiba Nala bertanya demikian.
“Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?” tanya Kaisar membuat Nala salah tingkah namun ia kembali menatap mata suaminya.
"Karena aku ingin punya anak," jawab Nala membuat senyum Kaisar mengembang.
Pria itu kemudian menangkup kedua sisi wajah Nala dan memandangi wajah cantik sang istri.
"Yakin kamu ingin punya anak secepatnya dan nggak mau menikmati masa-masa pengantin baru kita?" tanya Kaisar memastikan.
"Iya, Mas, aku ingin punya anak secepatnya. Erlan sekarang tinggal sama Kak Jasmine dan aku kesepian di rumah," jawab Nala apa adanya.
"Baiklah kalau begitu persiapkan dirimu," kata Kaisar yang langsung membaringkan tubuh Nala dan mengungkung wanita itu.
Sepasang suami istri itu kembali melakukan ritual suami istri untuk mempercepat Nala hamil.
...***...
“Eeeekkkk. Mama Mama.”
Tangisan Erlan memekakan gendang telinga Jasmine. Anak laki-laki itu terus menangis sejak dibawa keapartementnya. Selama ini Erlan belum pernah berpisah dengan Nala dan ini untuk pertama kalinya anak itu tak bersama Nala.
“Erlan, kan disini sudah sama Mama Jasmine jadi nggak usah mengingat Mama Nala lagi ya,” kata Jasmine menenangkan Erlan yang menangis di gendongannya.
Ia terus menimang Erlan namun anak laki-laki itu berusaha ingin turun dari gendongannya.
Jasmine menuju ruang tamu kemudian menghidupkan televisi mencari siaran anak-anak untuk Erlan menontonnya. Perlahan Erlan yang menangis digendongan Jasmine terdiam namun tidak lama kemudian anak itu kembali menangis
Jasmine bingung menghadapi Erlan yang tantrum seperti ini. Biasanya ia tidak pernah lama bersama Erlan sehingga tidak pernah mengalami hal seperti ini.
“Eeeekkk. Mama Mama.”
“Aduh Erlan kamu kenapa nangis terus sih, Mama nggak tahu kamu ingin apa. Coba bilang Erlan mau apa supaya Mama bisa ngasih ke Erlan," kata Jasmine pada Erlan yang ada digendongannya.
Rambut Jasmine acak-acakan, bajunya nampak kusut bahkan ia belum sempat cuci muka karena mengurus Erlan.
“Cucu cucu.” Beruntungnya Erlan sekarang sudah bisa bicara meski belum jelas namun ia sudah bisa mengatakan keinginannya tapi Jasmine yang selama ini tidak pernah bersama Erlan masih bingung dengan bahasa anak itu.
“Apa itu cucu? Mama nggak tahu, Erlan," kata Jasmine lagi yang hampir frustasi menghadapi Erlan yang sedang tantrum.
“Cucu cucu.” Tapi Erlan terus mengucapkan kata itu.
Jasmine semakin mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan. Ia benar-benar bingung menghadapi anak kecil seperti Erlan ini.
Meraih ponselnya dimeja, Jasmine kemudian mencari diinternet dengan kata pencarian 'penyebab anak tantrum' dan yang pertama muncul adalah karena anak mengantuk dan yang kedua haus atau lapar.
“Mengantuk? Haus atau lapar? Cucu? Oh … Erlan ngantuk, mau minum susu," tebak Jasmine yang tepat sasaran.
“Cucu cucu.” Erlan masih menangis dan mengucapkan kata itu.
Jasmine mengangguk. “Sebentar ya Mama bikinkan susu,” kata Jasmine melepas kain gendongan namun Erlan semakin menangi karena tidak mau turun dari gendongan.
Biasanya bila Erlan akan tidur Nala menggendongnya terlebih dahulu sembari meminum susu dalam dot dan setelah tidur barulah Nala membaringkan Erlan keatas tempat tidur.
“Kalau nggak mau turun gimana Mama bikin susunya? Erlan turun sebentar ya,” kata Jasmine lagi namun Erlan tak berhenti menangis.
Jasmine menghela Nafas kemudian kembali menggendong Erlan dengan kain dan menghampiri dapur untuk membuatkan susu.
Kaleng susu bubuk, takaran susu, dan juga dot sudah ada dihadapan Jasmine namun wanita itu kini kembali kebingungan.
“Gimana bikin susunya?” gumam Jasmine.
Meraih kaleng susu tersebut Jasmine membaca cara penyajian. “Air hangat 200 ml dan susunya 3 sendok.”
Jasmine mengingat-ingat aturan penyajian yang tadi ia baca kemudian menuangkan air hangat sebanyak 200 ml kedalam dot dan mengisinya dengan susu bubuk. Mengocok pelan susu itu kemudian memberikan pada Erlan.
Erlan melempar botol dot tersebut sebab rasanya tidak enak. Airnya kurang hangat dan susunya belum larut.
“Kenapa dilempar ini Mama sudah susah payah loh membuatkan untuk Erlan.”
Jasmine menunduk sembari memegangi Erlan dalam gendongannya dan mengambil kembali botol dot yang Erlan lempar kemudian mencicipi susu tersebut.
Helaan nafas keluar dari mulutnya ternyata susunya belum larut dan ia harus membuat ulang.
"Hufftt. Rasanya lelah sekali," kata Jasmine ingin menangis.
*
Jangan lupa dukungannya ya 😍😍
tamat....
kan rangga belum ketemu sama shafira
gimana rasanya mengurus anak, seorang jasmin mau mengurus anak, nikmati aja, sakit lagi si erlannya, ya wajar karna dipisahkan dg orang tua yg dg kasih sayang mengasuh dan nerawatnya dr bayi