Dania adalah wanita yang lemah lembut dan keibuan. Rasa cintanya pada keluarganya begitu besar.
Begitupun rasa cintanya pada sang suami, sampai pada akhirnya, kemelut rumah tangganya datang. Dengan kedua matanya sendiri Dania menyaksikan penghianatan yang di lakukan oleh suami dan kakaknya sendiri.
Penghianatan yang telah di lakukan orang-orang yang di kasihinya, telah merubah segalanya dalam hidup Dania.
Hingga akhirnya dia menemukan cinta kedua setelah kehancurannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara julyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Tekat
Nama kontak 'Mitha Gemoy' sedang memanggil.
Arjun menghela nafas. Dia sempat berpikir Dania yang sedang meneleponnya tadi. Entah mengapa ia mendadak kepikiran Dania saja sejak tadi.
"Hallo ndut ada apa?" sapanya pada Mitha, sepupunya itu memang memiliki berat badan yang sedikit berlebih sejak kecil. makanya Arjun menamai kontaknya dengan nama Mitha gemoy.
"Kak, gimana tadi apa Dania sudah menemui kakak? aku tidak berani menelponnya kalau malam begini, sedangkan kalau pagi disana yah disini malam aku sudah tidur."
"Tadi dia datang, kami sudah bertemu, kenapa kamu tidak berani menelponnya kalau malam? memangnya dia jadi hantu kalau malam?" canda Arjun.
"Ih, kak aku serius, kalau malam kan ada suaminya kak. Jadi kakak pun jangan coba-coba menghubunginya kalau malam." kata Mitha di seberang sana.
"Jadi kamu melibatkan aku dengan istri orang? wah parah kamu nanti kalau suaminya tidak terima gimana? Tapi...., apa kamu yakin Dania sudah menikah?" tanya Arjun tak percaya.
Memang selama ini Mitha tidak bercerita detail tentang Dania pada Arjun. Dia hanya bercerita kalau Dania adalah sahabatnya dan ingin belajar bisnis.
"Kenapa kakak tidak percaya? dia bahkan punya anak kembar yang lucu," sambung Mitha.
"Enggak, nggak apa-apa nanya aja," jawab Arjun kikuk.
"Cie, jangan-jangan kakak jatuh cinta ya sama Dania," goda Mitha. "nggak apa-apa kak, bentar lagi juga dia ceraikan itu suami laknatnya."
"Maksud kamu?" tanya Arjuna dengan serius.
"Wah beneran nih kayaknya ada tanda-tanda, sampai kakak kepo banget he he he, nanti juga kakak akan tahu semuanya, pokoknya kakak harus bantu Dania!" tegas Mitha.
Panggilan mereka akhiri karena Mitha harus berangkat kerja karena waktu di Kanada saat ini adalah pagi.
Sementara Arjun masih dengan tanda tanya besar di kepalanya. Ia begitu penasaran siapa sebenarnya Dania? dan benarkah dia sudah menikah? lalu siapa suaminya? dan kanapa Mitha mengatakan Dania akan menceraikan suaminya.
"Besok aku harus menemukan jawabannya!" ucap Arjun.
🍁🍁🍁
Di kamarnya Dania telah tertidur dengan nyenyak. Pukul delapan malam tadi setelah makan malam ia mengantar tidur kedua putranya.
Setelahnya tiba-tiba sakit kepala menyerangnya. Dia merasa mungkin akan flu. Tanpa menunggu lama-lama ia segera meminum persediaan obat sakit kepala yang ada di kotak obat.
Tak berapa lama setelah meminum obat itu, rasa kantuk pun menyerangnya. Dania tertidur dengan pulasnya.
Tetapi rupanya pengaruh obat itu hanya bertahan sampai tengah malam saja. Dania terjaga. Jam dinding di kamarnya berdenting satu kali. Yang artinya malam telah berada di puncaknya.
Seperti yang telah ia duga, tempat di sampingnya kosong. Biar bagaimanapun bencinya ia pada suaminya, namun hatinya tetap merasakan sakit.
"Bobby pasti berada di kamar Sinta lagi. Betapa beraninya mereka berbuat mesum di bawah atap yang sama denganku!" ketus Dania.
Dania bangkit lalu mengambil ponselnya. Kepalanya sudah tidak dapat di ajaknya lagi berpikir. Begitupun hatinya. Yang tinggal hanya api amarah dan rasa terhina yang mencekik leher dan seperti membutakan matanya.
Tanpa alas kaki Dania berjingkat-jingkat keluar dan langsung menuju kamar Sinta.
Demi untuk menyaksikan kebejatan suami dan kakak tirinya yang tidak bermoral, Dania rela mengendap-endap seperti pencuri.
Di dorongnya pintu kamar Sinta yang remang-remang itu. Dan seperti kemarin, Dania mendapatkan suguhan pemandangan paling mengerikan untuk kedua kalinya yang pernah di lihatnya di sepanjang umurnya.
Seperti kemarin, Dania tegak disana dengan kamera ponsel mengarah ke mereka.
Kedua insan yang sedang tenggelam dalam amukan nafsu rendah itu sama sekali tidak menyadari kehadirannya.
Sehingga dengan leluasa Dania melihat betapa dengan mahirnya Sinta mengimbangi permainan Bobby.
"Ya Tuhan, betapa bodohnya aku selama ini. Saking nyamannya mereka dengan kebodohanku, sampai-sampai mereka merasa aman dan tidak perlu mengunci pintu. Dengan kata lain mereka menganggap ku seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa bagi mereka," batin Dania.
Di pegangnya dadanya yang terasa sesak. Kekecewaan, kemarahan, kehinaan, kepedihan dan rasa jijik berbaur menjadi satu dan hampir saja melenyapkan kewarasan otaknya.
Sempat terlintas di pikirannya untuk mengambil benda tajam apa saja yang ada di dapur dan menghujamkannya ke tubuh mereka.
Namun otak warasnya masih bisa mengontrolnya. Yaitu pikiran bahwa apabila dia membunuh dua manusia laknat itu maka dia akan di penjara. Lalu bagaimana dengan anak-anaknya? akankah ada orang lain yang akan menyayangi anaknya setulus dirinya.
"Tidak! aku tidak akan mengotori tanganku dengan darah kotor kedua bajingan itu, merekalah yang harus mendekam di penjara bukan aku!" lirihnya.
Matanya semakin panas tatkala ia melihat tubuh Sinta yang tergolek polos dalam keadaan bugil dengan posisi yang menjijikkan. Dania tak mampu lagi menyaksikan adegan itu.
Dengan pelan ia berjala menuju kamarnya. Di kuncinya pintu kamar itu jijik rasanya ia sangat jijik jika harus tidur sekamar dengan laki-laki yang baru saja ia saksikan menjamah wanita lain.
Tekatnya semakin kuat untuk segera mengakhiri semuanya. Dia sudah tidak tahan lagi untuk melempar mereka ke penjara.
"Aku harus segera menemui om Herman untuk meminta bantuannya, aku juga harus secepatnya ke rumah sakit, rekaman cctv itu harus aku dapatkan," monolognya.
Dania meneteskan air mata. Dia benar-benar merasa terpuruk dan sendirian. Begitu banyak masalah yang di hadapinya. Entah yang mana dulu yang akan ia selesaikan. Ia merasa benar-benar sendir. Dan harus menyelesaikan masalahnya ini sendiri.
Di tengah-tengah rasa gundahnya, tiba-tiba ia teringat Mitha.
Tanpa mempertimbangkan apapun Dania langsung mengirimkan rekaman vidio hot suaminya bersama Sinta.
Dua vidio yang berbeda di kirimnya. Lalu kemudian ia juga mengirimkan vidio rekaman di cafe.
Lalu di matikannya poselnya dan disimpannya. Ia tahu setelah menerima vidio itu sahabatnya itu pasti akan heboh menghubunginya setelah itu.
Tak ingin membuat Bobby curiga, di kesampingkannya rasa jijiknya. Dania membuka kunci pintu kamarnya lalu ia pura-pura tidur seperti semula.
tekatnya benar-benar sudah bulat untuk secepatnya memberi mereka pelajaran. Tapi ia harus bersabar demi mendapatkan bukti-bukti yang kuat.
Kalaupun mereka tidak bersalah atas kematian sang papa. Mereka tetap harus di penjara karena perselingkuhan yang mereka lakukan. Makanya Dania sengaja merekam adegan itu untuk di jadikan senjata agar mereka tidak bisa mengelak lagi.
Bersambung.....
♥️♥️♥️
Silahkan tinggalkan jejak kalian ya..
Terimakasih...