NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:229.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke masa lalu

Hingga tiba di apartemen, Jharna masih membisu dengan wajahnya yang pucat. Ia terduduk di sofa, menatap taplak meja dengan tatapannya yang kosong. Tidak ada yang ia ucapkan sedikit pun. Sepertinya gadis ini sedang shock. Tangannya saling menggenggam erat satu sama lain seolah sedang mengumpulkan kekuatan dan berusaha keluar dari rasa takut.

"Iya, gue bawa dia pulang ke apartemen," suara itu milik Kelvin yang berbicara dengan Amilny melalui sambungan telepon. "Iya, makasih ya," imbuhnya sebelum kemudian ia menutup panggilan itu.

Kelvin yang sedang mengambil minum pun hanya bisa memandangi gadis itu dengan tidak mengerti. Tubuh wanita itu terlihat gemetaran dan sesekali mengangkup wajahnya dengan ketakutan.

Secangkir teh yang Kelvin buatkan untuk Jharna. Ia berharap minuman hangat ini bisa menenangkan Jharna. Lantas ia membawanya mendekat sambil duduk di samping Jharna.

“Minumlah,” ujar Kelvin seraya menyodorkan secangkir teh kesukaan Jharna. Mata wanita itu berkedip kaget, ada banyak keresahan yang bergelayut di ujung matanya. Tangannya yang gemetar mengambil alih cangkir itu lalu menyeruputnya pelan.

Setelah meminumnya, Kelvin mengambil alih cangkir itu dan menaruhnya di atas meja. Ia pandangi sosok Jharna dengan lekat. “Ada yang mau kamu ceritakan?” tanya Kelvin. Baru kali ini ia bertanya, setelah tadi ia hanya memperhatikan wanita berambut panjang ini.

Terdengar hembusan napas kasar Jharna, ia mengusap wajahnya lalu mengguyar rambutnya dengan asal, gundah sekali sepertinya. ia sedikit membungkuk, memegangi kepalanya yang terus memutar ingatan tentang Andrew dan Cheryl.

“Atau kamu mau istirahat dulu? Biar aku antar,” lagi Kelvin bertanya.

Wanita itu tidak menimpali, ia menoleh dan menatap Kelvin dengan kedua bola mata seolah bergoyang di antara riak air mata yang tersimpan di sudut mata bulatnya. Terlihat tajam dengan eyeliner tipis yang membingkainya.

“Aku ketemu mereka,” ujar Jharna dengan tiba-tiba. Ia merasa kalau ia tidak bisa menyimpannya sendirian karena ini membuatnya gelisah.

“Mereka?” Kelvin mengernyitkan dahinya tidak mengerti.

Jharna mengangguk mengiyakan, “Cheryl dan Andrew, hadir di acara itu. Tadi kami sempat berkenalan?” Jharna memandangi tangannya yang masih gemetar. Tangan dua orang itu begitu hangat, sayangnya bukan menenangkan, tetapi malah memuat gelisah.

Kelvin mengangguk paham, sekarang ia mengerti mengapa Jharna sangat ketakutan. Tidak ada timpalan yang terdengar, Kelvin hanya menarik tubuh Jharna mendekat lalu memeluknya dengan erat. Jharna hanya bisa menyandarkan kepalanya di dada Kelvin. Tempat ternyaman yang saat ini ia butuhkan. Ia bisa mendengar resonan bunyi jantung Kelvin yang berdegup kencang, mirip dengan dirinya.

“Apa mereka mengenalimu?” suara Kelvin terdengar pelan, penuh kecemasan. Tangannya telaten mengusap-usap kepala Jharna.

Wanita itu menggeleng. “Aku rasa nggak.” Lagi hembusan napas berat itu kembali terdengar. “Mereka terlihat bahagia Vin. Senyum mereka sangat lebar. Cheryl melingkarkan tangannya di lengan Andrew, dua tangan yang bersatu untuk menyingkirkanku.” Kalimat Jharna terputus. Ia memejamkan matanya dengan rapat, berharap bayangan wajah dua orang itu segera menghilang dari padangan matanya.

“Bukankah kamu juga berjanji kalau setelah semua kesulitan yang kamu hadapi, kamu pun akan bahagia?” tanya Kelvin. Wanita itu kemudian menengadahkan kepalanya menatap wajah Kelvin yang berada di atasnya.

Jarak wajah mereka sangat dekat, hingga Kelvin bisa merasakan kegelisahan yang saat ini sedang dirasakan Jharna.

“Ya, aku mengharapkan hal itu. Tapi, melihat wajah mereka berdua, ketakutan itu semakin nyata Vin.” Jharna melerai pelukannya untuk menegakkan tubuhnya. “Aku masih ingat, bagaimana saat Cheryl mendorongku dengan kuat ke tepi jurang. Aku berteriak meminta tolong, tapi dia malah menyeringai sambil menginjak tanganku. Oh ya, tuhan….” Jharna tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan yang tremor. Bayangan itu semakin terlihat jelas dan menakutkan. Seringai jahat Cheryl seperti mengisi kedua pandangannya.

Kelvin paham benar ketakutan wanita yang ada di hadapannya. Ia kembali memeluk wanita itu dengan erat. “Berhenti memikirkan mereka jika itu hanya membuatmu tersiksa. Tetapi lanjutkan saat kamu sudah siap menghadapi rasa takutmu. Pilihan itu ada di tanganmu Jharna. Aku tidak bisa memaksa kalau kamu tidak menginginkannya,” ujar Kelvin seraya mengusap kepala Jharna. Ia merasakan benar ketakutan Jharna. Ketakutan yang sama seperti saat ia di adili di depan hakim dan orang-orang bersorak menghakiminya.

“Aku ingin terbebas dari rasa takut ini. Tapi rasanya sangat sulit.” Jharna membenamkan wajahnya di dada kanan Kelvin.

“Aku rasa, kita bukan harus melupakan kejadian itu. Tetapi menerima kalau kejadian itu pernah terjadi dalam hidup kita. Menerima kenyataan kalau kita pernah sangat terinjak. Tapi untuk saat ini, hidup kita bukan di tangan mereka, melainkan di tangan kita sendiri. Kita yang menentukan akan berbuat apa kedepannya. Bukankah kita gak mau terus begini, Jharna?” Kalimat itu tersusun rapi dari mulut Kelvin. Bukan hanya untuk mengingatkan Jharna, tetapi untuk mengingatkan dirinya sendiri.

Pikiran Jharna mengiyakan ucapan Kelvin dengan sebenarnya. Ia menegakkan tubuhnya, tidak lagi bersandar pada Kelvin. Ia merasa kalau ucapan Kelvin seperti pengingat atas kondisinya yang saat ini terpuruk. Ia jadi teringat, kalau ia punya dendam untuk dibalaskan. Ada rasa sakit yang harus ia kembalikan pada dua orang itu. Tidak mungkin kan ia terus terdiam seperti ini, menyesali kemalangannya di masa lalu?

Jharna mengangguk pelan, “Kamu benar Vin. Kita gak bisa terus kayak gini,” ujar Jharna.

Kelvin tersenyum kecil. Tanpa sadar ia mengusap kepala Jharna dengan pelan. Wanita itu membalas senyumnya. “Istirahatlah, kamu perlu menenangkan diri. Kita pikirkan lagi semuanya besok. Malam ini, berhenti memikirkan apapun. Beri waktu buat diri kamu untuk menerima kalau mereka ada di hidup kita,” ujar Kelvin dengan lembut.

Jharna mengangguk pelan. Ia berusaha berdiri, tetapi malah nyaris terjatuh karena kakinya masih gemetar. Dengan penuh kesadaran diri, Kelvin menggendong wanita itu dengan kedua tangannya. Jharna tidak protes, karena ia memang membutuhkan bantuan Kelvin. Wanita itu melingkarkan tangannya di leher Kelvin dan menatap lekat Kelvin yang ada di depan matanya. Lantas ia menyandarkan kembali kepalanya di dada bidang itu. Dengar, jantung Kelvin bertalu-talu. Napasnya sesekali tertahan tetapi pria itu tetap meneruskan langkahnya membawa Jharna menuju kamar.

Pelan-pelan sekali Kelvin membaringkan Jharna di kasurnya. Ia menarikkan selimut untuk menutupi tubuh Jharna. Sebelum pergi, ia sempatkan untuk duduk di samping ranjang Jharna dan memandangi wanita itu dengan segaris senyum. Diusapnya kepala Jharna dengan lembut. “Istirahatlah,” suaranya pun sangat lembut.

Jharna mengangguk kecil. Di tariknya selimut itu hingga menutupi bahunya dan hanya menyisakan kepala dan lehernya yang masih terlihat. Kelvin beranjak untuk mematikan lampu utama. Lampu tidur menyala kekuningan di salah satu sudut kamar, membuat suasana sangat hangat.

“Vin,” panggil Jharna saat Kelvin akan pergi. Laki-laki itu menoleh, menunggu kalimat Jharna berikutnya. “Makasih ya, maaf aku udah banyak ngerepotin kamu,” imbuh Jharna dengan sungguh.

Laki-laki itu tersenyum tipis, “Anytime,” timpalnya. Tidak keberatan sama sekali baginya untuk membantu Jharna. “Selamat malam, Jharna. Tidur yang lelap,” imbuh pria itu.

“Kamu juga Vin, tidur yang lelap,” balas Jharna. Baru kali ini ia bisa menghembuskan napasnya lega.

Melihat Jharna yang sudah baik-baik saja, Kelvin memutuskan untuk keluar dari kamar Jharna. Wanita itu perlu istirahat seperti dirinya. Sayangnya, saat ia masuk ke dalam kamar, bukannya beristirahat, isi kepalanya malah mengajak pria itu untuk overthinking. Ia terduduk di tepi tempat tidurnya dengan pikiran yang tidak menentu, cenderung gelisah.

“Balas dendam seperti apa yang Jharna rencanakan? Apa dengan merebut kembali laki-laki itu? Apa Jharna merencanakan untuk kembali memiliki laki-laki itu?” tiga pertanyaan itu yang paling dominan berdengung di kepala Kelvin. Entah mengapa dadanya terasa panas membayangkan tiga hal utama itu.

Ia mengambil ponselnya dan membuka-buka galeri. Ia memandangi foto Jharna saat pertama kali ia temukan. Tubuhnya yang gempal, wajahnya yang polos dan semua hal yang ada di diri Jharna yang dulu selalu menjadi favoritnya, kemampuan wanita ini untuk bertahan membuat ia terpesona. Wanita itu sekarang sudah banyak berubah. Apa dia akan tetap menjadi Jharna yang sama? Apa yang ada di benak wanita itu sekarang? Bukan untuk kembali pada Adrew kan?

"Vin, kenapa kamu sangat takut?" Otor

****

1
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
Helen Nirawan
bikin jd penghuni rsj tuh laki bini kampret , biar rasain , emosi
Helen Nirawan
kasian anak ny , py ortu gk beres 😓
Helen Nirawan
kasi obat impotent aj tuh playboy cap semut 😈😈
Helen Nirawan
najis cowo gratisan gk py malu , lu klo mo obral sana sini , sono noh di lampu merah x aj ada tua tua keladi yg nawar 😈😈
Helen Nirawan
klo mo operasi wajah , jgn pake wajah yg asli ny donk , cari yg laen aj , biar gampang and gk mudah dikenalin ama duo siluman rayap tuh yg gila
Helen Nirawan
dasar bego ( maaf kasar )🙏 , emosi , blg mo cerai , skr di rayu dikit lgs mau , oon jgn dipiara ,
Helen Nirawan
ini laki mau ny apa seh , lu benci ma.bini lu ampe lu py pacar gelap tuh cacing bau , trus bini minta cerai lu marah mau lu apa ? takut di minta harta lu , itu mah DL , sukurin
Helen Nirawan
harta ? tuntut aj semua ny , biar jd gembel.tuh laki
Helen Nirawan
gk.usah cengeng , laki murah gk usah ditangisin , di pasar byk , prett buang aj tuh laki ke kandang singa 😈
Helen Nirawan
br baca dah emosi , pengen gw rebus tuh orgil ,isshh
Elok Pratiwi
sampe bab ini cerita nya datar ga menarik
Agnes Theresia Tuto linang
terima jhanra
Agnes Theresia Tuto linang
uuuh... Andrew cowok playboy sangat murahan 😡
Agnes Theresia Tuto linang
Kisah perjalanan percintaan seseorang penuh Lika liku terkadang diawali dengan niat baik tetapi di hancurkan dengan niat jahat ada juga sebaliknya ♥️
Shaa Erahh
Luar biasa
Agnes Theresia Tuto linang
tetap kuat jharna kamu bisa melalui beratnya persoalan hidup mu.
ingat di ujung cambuk kehidupan ada emas berlian intan menanti mu✌️
Helen Nirawan: yg kuat donk , jgn lemah ntar ketahuan tuh ,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!