Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sambutan di sekolah
Saat melewati pemakaman Laura melihat ada Ayahnya, maksudnya Ayahnya Almira Ayahnya sendiri. Laura segera meminta sopir untuk berhenti. Kenapa bisa dimakamkan disi begitu jauh dengan rumahnya.
Saat Laura melangkahkan kakinya ke arah kerumunan itu, di sana juga ada Kakaknya yang sedang menangis. Ayahnya yang sangat terpuruk, Ayahnya bahkan sekarang duduk di kursi roda badannya begitu kurus apakah selama beberapa hari dirinya meninggalkan Ayahnya dan juga Kakaknya mereka sesakit itu.
Ternyata jasadnya baru dikebumikan hari ini. Laura kira sudah beberapa hari yang lalu. Laura tidak bisa mendekat, air matanya tiba-tiba saja mengalir ingin sekali memeluk Ayahnya yang selalu membela di setiap saat yang selalu menyayanginya tak pernah memukulnya.
Saat Ayahnya terjatuh Laura tiba-tiba berlari ke arahnya dan membantunya untuk duduk lagi di kursi roda. Mata mereka bertatapan Laura melihat kesedihan yang begitu mendalam di mata Ayahnya.
"Siapa kamu, tiba-tiba datang kemari " ucap Haidar Kakaknya sambil menepis tangannya.
Laura segera bangkit dan menatap Kakaknya ada rindu yang begitu dalam, tapi Laura tidak bisa kembali kalau sampai kembali tumbuh Laura ini akan hancur di tangan Kakaknya.
Rasanya tidak mau mati untuk kedua kalinya, sudah diberikan kehidupan yang baru maka harus ada konsekuensinya kan Laura tidak mau sampai harus berperang, menjual barang haram dan selalu mengikuti apa yang Kakaknya mau.
"Maaf aku teman Almira" akhirnya hanya bisa berpura-pura saja agar tak dicurigai.
Haidar menatapnya dengan sinis "Almira tidak punya teman bocah sepertimu, jadi jangan mengaku-ngaku sebelum aku menghabisi mu lebih baik kamu pergi dari sini"
"Haidar jangan seperti itu, dia sudah menolong Ayah jangan keras padanya sudah sudah. Jangan ada pertengkaran kita sedang mengantarkan adikmu beristirahat "
Laura menundukkan kepalanya lalu Laura mensejajarkan tubuhnya dengan Ayahnya. Dipegangnya kedua tangan Ayahnya dengan erat Laura juga menatap mata Ayahnya yang begitu sendu.
"Aku hanya ingin mengatakan turut berduka cita, selalu kuat ya aku yakin Almira akan selalu ada dalam hati kamu. Boleh aku memelukmu "Laura benar-benar tidak bisa menahan air matanya lagi.
Ayahnya tanpa basa-basi langsung menganggukkan kepalanya, Laura tentu saja memeluk Ayahnya dengan erat menangis sejadi-jadinya. Di sana Haidar yang melihatnya tentu saja bingung kenapa anak ini tiba-tiba menangis di pelukan Ayahnya benar-benar mencurigakan.
Haidar segera melepaskan pelukan itu "Sudah kamu bukan Almira yang bebas memeluk Ayahku"
Lagi-lagi Laura harus mengalah tidak mau ada pertengkaran dan membuat tubuh ini akan menjadi sasaran empuk Haidar nantinya. Haidar terlalu jahat dan tidak punya hati.
Laura tersenyum kecil dan tersenyum pada Ayahnya "Aku permisi dulu, terima kasih sudah membolehkan aku memelukmu"
Laura berjalan dengan pelan rasanya enggan untuk meninggalkan tempat ini. Laura ingin lama-lama disini dan menghabiskan waktu bersama Ayahnya ini tapi itu sangat mustahil.
Masuk ke dalam mobil Laura masih menangis. Pak sopir pun tidak berani untuk bertanya pada Laura. Dia hanya mengantarkan Laura sampai sekolah dan itu saja tugasnya, tak mau ikut terlalu jauh masalah Nonanya ini.
Laura sampai di sekolah banyak teman-temannya yang menatapnya, tapi Laura tidak peduli. Tiba-tiba saja tangan Laura ditarik, Laura tidak bisa melepaskannya karena yang menariknya 3 orang sekaligus dan itu laki-laki. Laura benar-benar kewalahan.
"Lepaskan apa-apaan kalian ini, aku baru masuk sekolah tapi kalian sudah mau memperlakukan aku seperti ini, sialan kalian "
Laura didorong ke tengah lapangan, di sana sudah banyak teman-temannya. Mereka menertawakan Laura yang terjatuh dan tanpa Laura sadari dari lantai atas teman-temannya melempari telur padanya mereka tertawa terbahak-bahak melihat itu.
Yang ada di lapangan pula lalu menyemprotkan air padanya ada yang memberikannya juga tepung, ada yang melemparnya dengan makanan yang sudah basi pokoknya di sini Laura dibuat malu dan bau juga.
"Stopp kalian gila "teriak Laura sekuat tenaga tapi itu tidak memberhentikan teman-temannya, mereka malah makin tertawa dan terus melempari Laura bahkan ada yang merekamnya.
"Apa-apaan ini " teriak seorang guru.
Barulah teman-temannya ini berhenti hampir semua angkatan sepertinya membully nya dan mungkin ada adik kelasnya juga. Laura menatap mereka satu persatu dengan tatapan yang tajam. Laura akan membalas semua ini tidak akan pernah ada yang terlewat satupun apalagi orang yang menariknya tadi.
"Kenapa kalian memperlakukan Laura seperti ini, "kembali teriak gurunya itu.
"Bu kami hanya ingin memberikan kejutan untuk Laura. Dia sudah sembuh kan dan dia kembali sekolah makanya kami memberikan kejutan ini"
"Apa maksud kalian, dengan cara membully nya ? Harusnya jika ingin menyambut teman yang baru sembuh bukan seperti ini, yang ada malah makin sakit kalian ini sangat keterlaluan "
"Sekarang bereskan semua kekacauan ini dan tunggu di lapangan ini. Saya akan datang untuk menghukum kalian yang ada di sini. Meskipun kalian tidak ikut melempari Laura tetap kalian dihukum tetap di sini jika ada yang sampai kabur saya akan memanggil orang tua kalian"
Para murid tentu saja banyak yang mengeluh tidak terima dengan hukuman yang akan diberikan pada mereka.
"Laura pergi ke koperasi dan ambil pakaian baru ya"
"Baik Pak"
Laura segera pergi dari sana, Laura juga menatap Anya ada di sana dia tertawa melihat keadaan Laura yang seperti ini. Laura dengan sengaja memeluk Anya dengan erat.
"Laura ini bau apa apan kamu ini"
Laura tak melepaskannya tapi makin mempererat pelukan itu sampai-sampai Anya kesakitan dengan pelukannya itu, setelah puas Laura melepaskannya bahkan Anya sampai terjatuh saking tubuhnya sakit dipeluk oleh Laura.
...----------------...
Baru saja Laura keluar dari dalam kamar mandi sudah disambut oleh Alma.
"Laura maaf aku tidak bisa menolong kamu, aku minta maaf ya"
Laura tanpa mengatakan apa-apa langsung berjalan meninggalkan Alma. Tentu saja Alma takut kalau Laura marah padanya dan tidak mau berteman lagi dengannya.
"Laura aku minta maaf"
Laura membalikkan tubuhnya dan menatap Alma "Semua ini bukan salahmu jadi tidak usah minta maaf, untuk apa "
Tanpa mendengarkan jawaban dari Alma, Laura kembali berjalan untuk pergi ke kelasnya, di sana kosong berarti semua temannya yang membully nya benar dihukum.
Baguslah Laura juga ingin istirahat karena kepalanya pusing. Telur-telur itu menghantamnya tentu saja itu cukup sakit karena jumlah yang banyak. Laura juga harus mandi beberapa kali karena bau yang menyengat dari telur busuk dan juga makan makanan yang lain.
Lihat saja tak akan Laura biarkan mereka hidup tenang. Laura akan membalas semuanya.