NovelToon NovelToon
Become The Billionaire'S Wife

Become The Billionaire'S Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:7.6M
Nilai: 5
Nama Author: Sujie

Namanya Elisa, dia terlahir sebagai putri kedua dari keluarga Hanggara, namun hal itu tak membuat nasibnya bagus seperti kakaknya.

Dia bahkan dikenal sebagai perempuan arogan dan sangat jahat di kalangannya, berbeda dengan kakaknya yang sangat lembut dan pandai menjaga sikap.

Marvin Wiratmadja, adalah putra dari Morgan Wiratmadja. Terlahir dengan kehidupan super mewah membuatnya tumbuh menjadi orang yang sedikit arogan dan tak mudah di dekati meski oleh lawan jenisnya.

Namun siapa sangka, ketertarikannya justru tertuju pada seorang gadis yang dikenal berhati busuk dan semena-mena bernama Elisa Hanggara.

Bagaimana takdir akan mempertemukan mereka?

Baca episodenya hanya disini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sujie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamparan Manis

"Hai, Lisa," sapa Bimo saat gadis itu baru saja duduk di kursinya.

"Hai, Bim. Ternyata kamu diterima juga ya? Selamat kalau begitu." Lisa menyalami teman baru yang dia dapatkan kemarin.

"Ehem ... udah kenalan aja nih," goda Nia.

"Kami berkenalan saat wawancara kemarin. Aku tidak menyangka jika akan bertemu lagi dengannya," jawab Lisa jujur.

"Masa sih? Kok udah akrab aja? Jangan-jangan kalian janjian nih mau kerja bareng disini?" Evi menimpali.

"Beneran, iya kan Bim?" Lisa melirik pada Bimo. Sementara lelaki itu hanya nyengir menanggapinya. Mungkin itu adalah ciri khasnya.

"Hemm ... yaudah deh. Tapi nih ya, asal kalian tahu. Di sini sama sekali tidak boleh ada yang pacaran. Apalagi satu kantor kayak kalian gini." Evi menjelaskan.

"Tidak percaya ya sudah." Lisa mengedihkan bahunya dan mulai fokus pada layar monitor yang ada dihadapannya.

Untuk sementara hanya hening yang tercipta. Elisa menatap bingung pada layarnya.

"Bisa nggak?" tanya Bimo membuyarkan konsentrasinya.

"Eh, ini ... aku harus mulai dari yang mana?" Ganti Lisa yang nyengir.

"Pada ngapain sih?" Dina si pintar menghampiri mereka.

"Ini, aku harus mulai dari mana dulu?" tanya Lisa tanpa sungkan.

Melihat hal itu pun Dina akhirnya turun tangan juga untuk membantu pekerjaan kedua anak baru itu.

Memang dasarnya otak Lisa itu cerdas, dia bisa dengan mudah menerima penjelasan demi penjelasan yang Dina berikan.

Beberapa saat setelah mengikuti bimbingan dari seniornya, iapun mulai mengerjakan sendiri apa yang ada dihadapannya.

Elisa mulai sibuk dan asik dengan pekerjaannya. Ternyata urusan seperti ini menarik juga menurutnya.

Hingga waktu menunjukkan hampir pukul 12.00, Lisa masih asik berkutat dengan layar monitornya dan keyboardnya.

"Pada mau makan nggak nih?" tanya Nia seraya membereskan pekerjaannya. Evi dan Dina pun juga demikian.

"Yah, dia nggak denger." Nia lalu menghampiri dan menepuk bahu Lisa.

"Nggak mau makan siang dulu?" tanyanya lagi.

"Kamu duluan aja! Nanti aku nyusul. Tanggung nih kurang dikit lagi selesai." Lisa menjawab pertanyaan seniornya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor.

"Ya udah deh, Bim temenin dia, ya?"

"Siap," jawab Bimo dengan gaya khasnya.

Lelaki itu setia menunggu hingga Lisa menyelesaikan pekerjaannya sampai tiga puluh menit kemudian.

"Ayo, Bim," ajak Lisa seraya menenteng tasnya.

Bimo hanya mengekor saja dibelakang gadis itu. Mereka berpapasan dengan teman-teman satu ruangannya yang sudah selesai mengisi perut.

"Ehem ... pantes nggak mau bareng kita, rupanya mau makan berdua aja tuh," celetuk Evi.

"Bukan seperti itu, Vi. Kan Nia yang nyuruh Bimo nemenin aku."

"Ya udah deh, selamat menikmati makan siang." Evi melambaikan tangannya dengan berlebihan.

"Eh tunggu, Kantinnya ada dimana sih?" tanya Lisa.

"Lantai dua, sayang," jawab Dina.

Elisa hanya mengangguk. Dia saat ini ada dilantai lima. Artinya dia harus turun beberapa lantai lagi.

Tapi karena keasikan ngobrol dengan Bimo, ia jadi salah pencet tombol lift. Dan baru sadar saat mereka kekuar dari lift yang mereka naiki yang ternyata berhenti di lantai dasar.

"Loh ini kan lantai dasar?" gumam Lisa yang terdengar jelas ditelinga Bimo.

Terpaksa mereka harus menunggu lagi untuk naik ke lantai dua.

Sementara disisi yang lain, Marvin sedang duduk di loby dan tak sengaja menangkap bayangan nyata yang sangat ingin ia gapai kembali.

"Ken!" panggilnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Lisa.

"Ya, Tuan?"

"Dia ada disini, Ken. Apa aku bermimpi?" tanya Marvin dengan mata masih melotot.

Karena Ken sibuk dengan berkas ditangannya, ia tidak terlalu memperhatikan apa yang dimaksud oleh bosnya.

"Ken, tampar aku! Ken cepat tampar aku!" pintanya seraya menggoyang-goyangkan tangan sekertarisnya.

"Tuan, apa maksud anda?"

"Tampar aku!" perintahnya lagi dengan tidak sabar.

PLAK ...

Ken mendaratkan tangannya pada pipi mulus bosnya. Beruntung tidak ada yang melihatnya. Jika ada yang melihatnya, maka ia harus segera menggelar acara untuk sekedar mengklarifikasi kejadian barusan.

"Aw ... dasar bodoh! Kenapa kau menamparku?" protes Marvin yang merasakan panas di pipinya.

"Anda sendiri yang memintanya, Tuan." Ken menjawabnya dengan tanpa beban. Entah kenapa ia justru ingin tersenyum melihat bosnya mengusap pipinya karena panas.

"Sudah, lupakan saja!" Marvin lalu kembali mengedarkan pandangannya ke arah ia melihat Elisa tadi.

"Gara-gara kau, Elisa ku jadi hilang lagi sekarang. Tunggu! Apa dia bekerja disini?" Marvin memasang wajah seriusnya dan bertanya pada sekertarisnya.

"Anda mungkin sedang bermimpi, Tuan."

"Tidak, Ken. Cepat ke ruangan HRD dan cari tahu disana!"

"Baik, Tuan."

Mau sebanyak apapun tugas yang sedang ia kerjakan, tapi jika bos semena-mena itu memerintah, tetap harus dilaksanakan.

Ken membereskan dan memasukkan berkas-berkasnya ke dalam tas kemudian pergi ke ruang HRD untuk mendapatkan informasi yang diinginkan oleh bosnya.

1
Sweet Girl
Sakit jiwa nie Stevi
Sweet Girl
Ruba bener
Sweet Girl
Obat pelangsang
Sweet Girl
Yo mosok koe Ra ro akibat dr obat Pin... Khan lama Urip Nang Londoh...
Sweet Girl
Obatin wes Vin... kasihan si Elisa....
Sweet Girl
Si Ruba
Sweet Girl
Belum tau kejadian sebenarnya sudah komentar, Buk ibuk....
Zery Nurvitha
lah...loe bapak ...kasih lah anak loe mobil....bapak goblok....wwkwkwkwk....
ahyuun.e
Curiga klo stevi dan orang tuanya cuma orang asing yg ngaku" ortunya elisa krn elisa pewaris yg sesungguhnya
Wangintowe Tundugi
jgn2 bukan anak kandung ya
Tri Rahayuningsih
Stevi yg dirumah Hanggara Stevi palsu oplas mungkin
Tri Rahayuningsih
semoga marvin TDK tergoda dan tidak goyah dg tipu muslihat stevi
Memyr 67
𝖽𝖾𝗀 𝖽𝖾𝗀𝖺𝗇
Memyr 67
𝖺𝗄𝗎 𝗒𝗀 𝗋𝖾𝖺𝖽𝖾𝗋 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺. 𝗆𝖺𝗋𝗏𝗂𝗇 𝗒𝗀 𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎 𝖽𝗂𝗄𝖺𝗀𝗎𝗆𝗂 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀, 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗒𝗎𝗌𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗉𝗎𝗌𝗂𝗇𝗀 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀𝗍𝗎𝖺𝗇𝗒𝖺.
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺, 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀𝗍𝗎𝖺 𝗅𝗂𝗌𝖺, 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗆𝖾𝗋𝗀𝗈𝗄𝗂 𝗌𝗍𝖾𝗏𝗂 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗇𝗍𝗂𝗉 𝗆𝖺𝗋𝗏𝗂𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗅𝗂𝗌𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝗋𝖺?
Memyr 67
itu tablet untuk depresi ya? stevi kan gila?
Memyr 67
jelas hanggara tidak mengerti jalan pikiran elisa, hanggara kan tidak sadar, kalau dia orangtua yg goblog
Memyr 67
stevi stevi, dikira lisa tidak akan mengacaukan pertemuannya dengan tuan muda wiraatmaja? lisa sudah mengacaukan dari sebelum dia bertemu tuan muda wiraatmaja.
Memyr 67
hanggara dan maria menyesal? tapi tidak menyadari, kalau mereka orangtua yg goblog?
Memyr 67
𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝖻𝗎𝗄𝗍𝗂 𝗄𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗋𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗅𝖺𝗀𝗂? 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝖻𝗂𝗌𝖺 "𝖽𝗂𝗍𝗂𝗉𝗎" 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾𝖼𝗂𝗅 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖾𝗐𝖺𝗌𝖺, 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗍𝗂𝗉𝗎 𝗅𝖺𝗀𝗂?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!