Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
033 - Outbreak (1)
"Mari kita cerna apa yang terjadi, sepertinya para petinggi di tempat ini pergi entah kemana karena keadaan terdesak, karena itu mereka membawa kita kembali kesini untuk diamankan"
Kata gray, jazul baru kepikiran hal ini,
"Kau benar,"
Gumam Jazul, matanya berkilat di bawah cahaya redup.
"Mereka pasti panik. Kehadiran sosok berjubah putih itu... itu menunjukkan sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan sedang terjadi. Mereka membawa kita kembali ke sini bukan untuk penyiksaan, setidaknya tidak langsung, tapi untuk mengamankan kita. Semacam... asuransi."
Gray mengangguk setuju. Logikanya masuk akal. Para penjaga masih ada, tetapi tingkat kewaspadaan mereka terasa lebih rendah dibanding sebelumnya. Suasana tegang, tetapi bukan lagi histeria yang mencekam seperti saat mereka pertama kali tiba di laboratorium. Kehadiran sosok berjubah putih itu telah mengubah segalanya. Itu menunjukkan bahwa ada ancaman yang jauh lebih besar, sesuatu yang bahkan membuat Jordan Rottsch Bishop ketakutan.
"Kita perlu memanfaatkan situasi ini,"
Lanjut Gray, pikirannya berputar cepat.
"Mereka meninggalkan kita di sini, yang berarti mereka sedang menghadapi masalah yang lebih besar. Ini kesempatan kita untuk merencanakan sesuatu."
Ia melirik ke arah anak-anak lain yang masih tertunduk lesu.
"Kita harus mencari tahu lebih banyak. Kita harus mencari tahu apa yang terjadi di luar, apa yang begitu mengancam sehingga mereka harus meninggalkan kita di sini, tanpa pengawasan ketat."
Gray memperhatikan detail-detail di dalam sel. Dindingnya terbuat dari logam yang tampak kokoh, tetapi tidak ada tanda-tanda jebakan atau sensor yang rumit. Lantainya dingin dan lembap, tanpa celah yang terlihat. Satu-satunya jalan keluar adalah pintu besi yang terkunci rapat. Namun, suasana yang sedikit lebih rileks dibanding sebelumnya memberikan mereka kesempatan untuk mengamati lingkungan sekitar dengan lebih teliti.
"Kita perlu mencoba berkomunikasi dengan anak-anak lain,"
Kata Gray, suaranya rendah.
"Mungkin ada di antara mereka yang tahu lebih banyak. Mungkin ada yang pernah melihat apa yang terjadi di luar."
Ia mendekati anak yang duduk paling dekat dengannya, seorang gadis kecil dengan rambut hitam panjang yang menutupi wajahnya. Gadis itu tampak gemetar, tetapi ia tidak menangis.
Gray perlahan mendekatinya, dan dengan lembut, ia bertanya,
"Hai... bagaimana keadaanmu? Apa kau tahu apa yang terjadi di luar?"
Ia berusaha berbicara dengan suara yang lembut dan menenangkan, mencoba meredakan ketakutan gadis kecil itu.
Suasana tegang menyelimuti sel sempit itu.
Gadis kecil itu mengangkat wajahnya, matanya merah dan bengkak, tetapi ia mengangguk pelan.
"Aku... aku mendengarnya,"
Bisiknya, suaranya hampir tak terdengar.
"Suara... suara keras dari jauh. Dan kemudian... banyak penjaga berlari. Mereka panik."
Gray dan Jazul saling bertukar pandang. Suara keras? Panik? Hal ini semakin menguatkan teori mereka bahwa ada ancaman besar yang mendesak para penjaga meninggalkan mereka di sel tanpa pengawasan ketat.
"Apa yang kau lihat?"
Tanya Jazul, suaranya lembut.
Gadis kecil itu menggeleng.
"Aku... aku tidak melihat apa-apa. Aku hanya mendengar suara-suara itu. Dan kemudian, semuanya gelap. Lalu, aku dibawa ke sini."
Ia menunjuk ke arah anak lain yang duduk di sudut ruangan.
"Dia juga mendengarnya. Dia mengatakan ada cahaya yang terang sekali, seperti matahari, tetapi lebih terang. Dan panas sekali."
Gray dan Jazul mendekati anak laki-laki yang dimaksud. Anak laki-laki itu, yang terlihat lebih tua dari gadis kecil itu, sekitar 12 tahun, tampak ketakutan. Ia menggelengkan kepala ketika mereka mendekat.
"Jangan tanya aku. Aku... aku takut."
"Tenang,"
Kata Gray, berusaha menenangkannya.
"Kami tidak akan menyakitimu. Kami hanya ingin tahu apa yang terjadi."
Setelah beberapa saat ragu-ragu, anak laki-laki itu akhirnya bercerita. Ia menjelaskan bahwa sebelum suara keras itu, ia melihat sesosok bayangan besar yang bergerak cepat di luar laboratorium. Bayangan itu hitam pekat, dan sangat besar, menyerupai sosok yang sangat kuat. Setelah itu, suara gemuruh dahsyat mengguncang bangunan, diikuti cahaya terang yang menyilaukan. Ia tidak dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi, karena cahaya tersebut terlalu menyilaukan. Kemudian, para penjaga berlarian dengan panik.
Informasi yang didapat membuat Gray dan Jazul semakin yakin bahwa ancaman yang mereka hadapi sangat besar dan sangat kuat. Bayangan besar, suara gemuruh, dan cahaya menyilaukan— semuanya mengarah pada kesimpulan bahwa kekuatan misterius yang jauh lebih besar dari Jordan Rottsch Bishop tengah menyerang laboratorium. Ini adalah kesempatan mereka. Ketidakteraturan ini adalah celah yang bisa mereka manfaatkan.
Gray merasakan kekuatan Void dalam dirinya mulai berdenyut kembali, seperti api yang mulai menyala kembali setelah terendam hujan deras. Ia masih lemah, tetapi ia merasakan sedikit kekuatan kembali mengalir di tubuhnya.
"Kita harus memanfaatkan kekacauan ini," bisiknya kepada Jazul.
"Kita harus keluar dari sini."
Namun, bagaimana mereka bisa melakukannya? Bagaimana mereka bisa melewati para penjaga yang masih berjaga, walau tidak seketat sebelumnya? Dan lebih penting lagi, bagaimana mereka bisa menghadapi ancaman misterius yang jauh lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan? Pertanyaan-pertanyaan itu menggantung di udara, menanti jawaban yang harus mereka temukan, sebelum waktu yang singkat ini berlalu.
Gray menunduk, matanya menatap lantai sel yang dingin dan lembap.
"Aku punya ide yang sangat gila,"
Bisiknya, suaranya hampir tak terdengar di antara desahan napas anak-anak lain yang terkurung.
Jazul, yang duduk di sebelahnya, mengerutkan dahi.
"Apa itu?"
Tanyanya, nada suaranya penasaran namun waspada. Ia tahu, ide-ide gila Gray seringkali berakhir dengan hasil yang tak terduga—kadang baik, kadang buruk.
Gray menjelaskan rencananya dengan pelan, setiap kata dipilih dengan hati-hati.
"Aku akan berteleportasi keluar dari sini dan membuka semua sel. Kau pimpin semua orang untuk lari keluar, dan gunakan kekuatan teleportasimu untuk membawa mereka menjauh dari tempat ini. Aku akan menahan Jordan di sini."
Jazul terdiam sejenak, mencerna rencana nekat tersebut. Resiko yang terlibat sangat besar. Teleportasi Gray masih belum stabil, dan menahan Jordan, yang jauh lebih kuat darinya, sama saja dengan bunuh diri. Namun, alternatifnya jauh lebih mengerikan—tetap terkurung dan menunggu nasib yang tidak pasti.
"Itu... sangat beresiko, Gray,"
Kata Jazul akhirnya, suaranya berat.
"Kau bisa terluka parah, bahkan mati."
Gray mengangguk, matanya menatap lurus ke depan.
"Aku tahu,"
Jawabnya tenang, namun ada tekad yang tak tergoyahkan dalam suaranya.
"Tapi ini satu-satunya kesempatan kita. Kita harus mencoba."
Tanpa menunggu jawaban lebih lanjut, Gray memejamkan mata, berkonsentrasi pada kekuatan Void di dalam dirinya. Energi gelap berdenyut, membentuk lingkaran cahaya redup di sekelilingnya. Ia merasakan getaran kuat, pertanda teleportasi hampir berhasil. Dengan sekali tarikan napas dalam, ia melepaskan kekuatan Void—dan menghilang.
Jazul memperhatikan hilangnya Gray dengan jantung berdebar kencang. Ia bangkit, segera menyusun rencana evakuasi. Dengan sigap, ia berteriak kepada anak-anak lain,
"Cepat! Gray akan membuka sel! Kita harus keluar dari sini sekarang juga!"
Jazul menjelaskan situasi kepada anak-anak lainnya agar bisa terkoordinasi dan merencanakan apa yang akan dilakukan. Anak-anak, yang sebelumnya terpaku oleh ketakutan, kini terdorong oleh harapan.
Sementara itu, Gray muncul di luar sel. Dia bisa mendengar suara langkah kaki dari kejauhan, dan melihat satu penjaga yang berpatroli. Jordan, masih berada di laboratorium, nampaknya belum menyadari apa yang terjadi. Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.