Reyhan Anggara seorang staff marketing di PT. DARWIN PROPERTIES perusahaan yang bekerja dibidang properti terbesar di Indonesia.
Bekerja selama 3 tahun diperusahaan itu membuat Reyhan mendapat promosi jabatan menjadi menantu pemilik perusahan dan akan diberi kepercayaan memegang salah satu perusahaan tersebut.
Larissa Darwin, putri tunggal Cristian Darwin terpaksa menikahi staff marketing ayahnya demi mengambil haknya sebagai pewaris tunggal.
"Tidak akan aku biarkan kamu memiliki apa yang seharusnya aku miliki." Larissa.
"Buktikan." Reyhan.
Akan kah pernikahan mereka berjalan sebagai mana mestinya atau kah terjadi konflik perebutan hak waris?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 30 Larissa gundah
Larissa dibantu berjalan oleh Alena dan Elena saat hendak makan malam.
Walau pergelangan kaki yang terkilir tadi sudah diurut dan lebih baik, tetapi rasa nyerinya masih terasa ditambah lagi dengan lututnya yang luka sehingga menyulitkan dirinya untuk berjalan.
"Apa kakimu masih sakit nak?" tanya Mayang.
"Sakit sedikit tante" jawab Larissa.
"Kalau begitu setelah makan malam kakimu tante urut lagi ya" ucap Mayang.
"Tidak usah tante ini sebentar lagi juga sembuh" ucap Larissa.
"Ya sudah ayo sini duduk" ucap Mayang kemudian Larissa duduk disebelahnya.
Meja makan tersebut cukup besar terdiri dari delapan kursi makan dengan Cristian duduk diujung meja kemudian sisi kanannya ada Karina, Reyhan dan Alena sedangkan sebelah kiri ada Mayang, Larissa dan Elena. Kusno dan Herman hanya mengambil makanan dan dibawanya kemobil, mereka lebih memilih makan disana karena merasa tak pantas bila makan bersama dengan bosnya dan kebetulan kursi dimeja makan itu yang kosong hanya satu jadi mereka diperbolehkan makan secara terpisah.
Dimeja makan mereka memulai makan malamnya.
"Ini masakannya enak-enak tante" ucap Larissa.
"Ini semua yang masakan calon ibu mertuamu loh Rissa, mommy tadi hanya bantu-bantu saja" ucap Karina pada putrinya.
"Benarkah? Kalau begitu boleh aku belajar masak dengan tante?" tanya Larissa.
"Boleh sekali nak. Masakan apa yang kamu bisa masak?" tanya Mayang.
"Tidak ada tante" ucap Larissa jujur.
"Pptt" Reyhan menahan tawanya mendengar pengakuan Larissa.
"Kalau kamu mau tertawa tidak usah ditahan" sindir Larissa, ia merasa kalau Reyhan ingin menertawainya tetapi ditahan oleh pria itu.
"Ha ha ha" Reyhan benar-benar tertawa yang membuat Larissa kesal.
Dada Reyhan merasa lega baru kali ini ia bisa tertawa lepas karena menertawai Larissa. Selama ini ia tidak pernah tertawa selepas itu, bahkan saat bersama ketiga temannya. Sejenak ia bisa melupakan masa lalunya yang selalu membuat ia merasa bersalah.
Mayang yang mendengar tawa putranya selepas itu tersenyum, ia senang akhirnya setelah lebih dari tiga tahun anak laki-lakinya bisa tertawa seperti itu lagi.
Larissa menendang kaki Reyhan yang berada dibawah kolong meja namun justru kakinya lah yang merasakan sakit, ia lupa kalau kakinya tadi habis jatuh dan terkilir.
"Aww" ucap Larissa.
"Kenapa nak?" tanya Mayang pada Larissa.
"Tidak apa-apa tante" jawab Larissa sembari menyengir.
"Mangkanya kalau lagi makan itu duduk yang manis" ucap Reyhan.
Larissa melihat pada Reyhan yang juga sedang melihatnya dengan tatapan dan senyum yang mengejek membuat Larissa semakin-semakin kesal.
'Awas kamu Rey' batin Larissa.
"Larissa kamu kalau ingin belajar memasak nanti saja setelah kaki dan tanganmu sembuh" ucap Mayang.
"Kalau nunggu sembuh perlu 3 harian tante sedangkan saya disini hanya empat hari, nanti tidak bisa belajar masak" ucap Larissa.
"Belajar memasak itu bisa kapan saja, nanti setelah dijakarta juga kamu bisa belajar bukan hanya disini saja, yang penting kamu ada keinginan" ucap Mayang.
"Iya Rissa, bukannya dari dulu mommy sudah memintamu untuk belajar masak tapi kamu sendiri kan yang tidak mau. Kamu bisa belajar masak dengan bi Lia nanti setelah kita pulang kerumah" ucap Karina.
Larissa mencebikan bibirnya, ia sebenarnya ingin belajar memasak itu dengan ibunya Reyhan tetapi karena kondisinya yang tak memungkinkan jadi tidak bisa.
Mayang melihat Larissa yang tak suka dengan saran Karina segera membuka suaranya sembari menyentuh tangan Larissa.
"Karena kamu belum bisa belajar masak kamu boleh ko lihatin tante masak" ucap Mayang.
"Beneran tante?" tanya Larissa dengan mata yang berbinar.
"Iya" jawab Mayang.
"Yeeyy" ucap Larissa senang.
Mereka kemudian menghabiskan makanannya, kemudian Karina membantu Mayang membersihkan meja makan dan mencuci peralatan makan yang kotor.
Larissa memperhatikan mommy dan calon ibu mertuanya dari tempat duduknya saat makan tadi, ia melihat kedua wanita tersebut sudah akrab padahal baru kenal tadi siang.
Ia berfikir bagaimana kalau nanti dirinya dan Reyhan menikah kontrak dan setelah setahun berpisah pasti hal itu membuat orang tua mereka terluka.
Larissa memutuskan bangkit untuk pergi keruang tamu dimana ada Reyhan dan Cristian sedang melihat siaran televisi.
Ia duduk disofa singgle kemudian ikut melihat kearah televisi namun bukan siaran televisi yang ia lihat melainkan Reyhan yang sedang duduk dekat televisi.
'Aku tadi melihat sisi dirimu yang lain Reyhan' batin Larissa.
Ia merasa gundah banyak hal yang berkecamuk dalam pikiran dan hatinya ia kemudian bangkit dan hendak menuju kamar sikembar.
"Mau kemana Rissa?" tanya Cristian.
"Aku mau kekamar dad" jawab Larissa.
"Duduk dulu sebentar, daddy ingin bicara denganmu dan juga Reyhan" ucap Cristian sehingga ia duduk kembali.
Reyhan yang mendengar calon ayah mertuanya ingin bicara segera mengecilkan volume televisinya.
"Larissa, Reyhan" ucap Cristian.
"Iya dad" "iya pak" jawab Larissa dan Reyhan bersamaan.
"Pernikahan kalian kan sudah ditentukan daddy harap kalian bisa mulai membuka hati untuk saling mencintai satu sama lain" ucap Cristian.
Mendengar perkataan yang dilontarkan Cristian membuat Reyhan dan Larissa saling pandang dan mata mereka bertemu sejenak namun secepatnya diputuskan lebih dulu oleh Reyhan.
Reyhan tersenyum getir, jangankan saling mencintai belum nikah saja Larissa sudah berulang kali mengajukan nikah kontrak padanya, ia yakin bisa mencintai Larissa tapi ia tak yakin kalau Larissa bisa mencintainya.
"Saya akan berusaha pak" ucap Reyhan yang tak ingin membuat calon ayah mertuanya kecewa.
Larissa sama sekali tidak menanggapi ucapan daddynya, ia terus saja diam sembari memikirkan ucapan Cristian.
"Bagaimana denganmu Larissa apa kamu bisa mencintai Reyhan?" tanya Cristian.
Larissa masih terdiam ia terpaksa menganggukan kepalanya.
Cristian lega dengan persetujuan putri dan calon menantunya itu.
"Daddy harap pernikahan kalian akan berhasil dan selalu bahagia" ucap Cristian.
"Iya dad" "iya pak" ucap Larissa dan Reyhan bersamaan dan setelahnya Larissa benar-benar masuk kedalam kamar si kembar.
Terlihat olehnya kedua adik perempuan Reyhan sedang belajar dimeja belajar mereka dengan kursi yang saling berhadapan.
Larissa kemudian duduk ditepi ranjang dengan pikiran yang semakin penuh dikepalanya, ia memijit pelipisnya untuk mengurangi sakit dikepalanya itu.
"Mba Larissa kepalanya sakit?" tanya Elena.
"Eh, se-sedikit" ucap Larissa tergagap pasalnya ia tak tahu kalau dirinya diperhatikan oleh calon adik iparnya.
"Minum obat sakit kepala saja mba biar sembuh" ucap Elena.
"Tidak usah El nanti juga sembuh sendir" ucap Larissa yang diangguki oleh Elena.
"Apa mba Larissa sudah minum obat buat lukanya?" tanya Elena lagi.
"Sudah tadi waktu baru pulang dari klinik" jawab Larissa jujur.
"Ooh syukurlah kalau begitu" ucap Elena kemudian melanjutkan belajarnya.
Didalam kamar itu terasa sunyi walau dihuni oleh tiga orang gadis dikarenakan tidak ada yang bicara sepatah katapun selain suara goresan pena dari Alena dan Elena yang sedang belajar.
Larissa yang merasa bosan ingin mengajak sikembar berbicara namun ia takut mengganggu kegiatan belajar mereka sehingga ia memutuskan untuk merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya kemudian ia tertidur pulas.
...****************...