Langit yang sangat mencintai Monica merasa tidak bisa melupakannya begitu saja saat Monica dinyatakan meninggal dunia dikarenakan kecelakaan yang tiba-tiba. Diluar dugaan, arwah Monica yang masih penasaran dan tidak menerima takdirnya, ingin bertemu dengan Langit. Dilain tempat, terdapat Harra yang terbaring koma dikarenakan penyakit dalam yang dideritanya, hingga Monica yang terus meratapi nasibnya memohon kepada Tuhan untuk diberi satu kali kesempatan. Tuhan mengizinkannya dan memberinya waktu 100 hari untuk menyelesaikan tujuannya dan harus berada di badan seorang gadis yang benar-benar tidak dikenal oleh orang-orang dalam hidupnya. Hingga dia menemukan raga Harra. Apakah Monica berhasil menjalankan misinya? apakah Langit dapat mengenali Monica dalam tubuh Harra?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Prayogie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16 : 2 JIWA, 1 RAGA
..."Aku mencari dan terus mencarimu-- Bahkan dalam kesepianku-- Masih mengharapmu"...
...----------------...
Setelah Monica menandatangani perjanjian di Buku Riwayatnya. Mereka terasa masuk kedalam portal waktu dan tiba disebuah padang rumput yang Monica sendiri tidak tahu dimana itu.
"Oke-- Sekarang kita dimana?" tanya Monica kepada Afra yang juga mengikutinya.
"Nggak ngerti, yang pasti didunia" kata Afra sambil melihat sekitar.
"Oke-- Ayo kita cari wanita yang beruntung itu. Gimana kalau ke luar negeri, pasti Langit dan kenalanku nggak ada yang kenal kan" kata Monica tampak bersemangat.
"Tunggu-- Tunggu dulu-- Dengerin aku dulu" kata Afra yang tiba-tiba sudah berdiri didepan Monica.
"Kamu harus mencari wanita yang kondisi ada diantara 2 dunia, bukan wanita sembarangan" kata Afra sambil menyilangkan tangannya.
"Maksudnya? Orang Koma?" tanya Monica lagi.
Afra mengangguk. Monica kemudian berfikir sejenak lalu menoleh kesana kemari, dimana dia harus mencari.
"Ini sudah berapa hari?" tanya Monica pada Afra.
Afra mengangkat dagunya dan melirik lengan Monica. Monica melihat kearah lengannya dan terlihat hologram waktu disana. Monica terbelalak dengan apa yang dilihatnya.
93 Hari
Tulisan itu tertera di hologram yang ada di tangan Monica, artinya Monica memiliki sisa waktu 93 hari lagi untuk menjalankan misinya. Monica berpikir keras dimana dia harus mencari sosok wanita yang sesuai kriteria yang dapat dimasukinya untuk saat ini.
Hingga tiba-tiba Monica mendengar suara bisikan lembut yang terdengar ditelinganya. Suara bisikan diiringi rintihan tangisan yang terasa pedih.
Monica menoleh kepada Afra yang tampak bersandar disalah satu pohon besar.
"Kamu dengar sesuatu?" tanya Monica pada Afra
Afra menatap Monica dan terdiam sejenak namun akhirnya menggeleng dan mengangkat bahunya menyatakan bahwa Afra tidak dengar apapun.
"Aku dengar sesuatu, kayak suara cewek berbisik sambil menangis. Suaranya lembut dan terasa pedih. Masa aku denger suara setan" kata Monica kepada Afra.
Afra tertawa keras. Lalu mendatangi Monica.
"Mungkin kamu dengar suara roh, roh hutan atau roh lainnya. Biarin aja, ntar lama-lama juga terbiasa. Sekarang fokus jalanin tugasmu" kata Afra sambil menenangkan Monica.
"Kita pergi ke tempatku dulu" Ajak Afra sambil menggenggam tangan Monica dan dalam sedetik mereka berpindah dan berada disebuah halaman yang tampak indah dengan danau yang besar.
Halaman yang dipenuhi dedaunan dan tumbuhan berwarna putih, terdapat danau dan beberapa hewan disana. Namun ada yang aneh, tidak tampak sebuah bangunan disana, tidak ada rumah namun terdapat pagar tembok besar mengelilingi area itu.
"Tempat apa ini?" tanya Monica bingung.
"Hmm.. Rumahku" kata Afra sambil tersenyum.
"Rumah? Mana rumahnya? Bukankah akan kepanasan dan kehujanan kalau kayak gini" kata Monica sambil melihat kesekitar.
Afra tertegun dan kemudian kembali tertawa.
"Kita bukan manusia, kita nggak butuh sebuah bangunan untuk menyebutnya rumah. Kita tidak merasa kepanasan ataupun kehujanan. Dan tidak akan sakit juga, kan kita sudah mati" kata Afra sambil diselingi tertawa.
Monica tersentak mendengarnya. Ya benar, dia sudah meninggal dunia. Terkadang dia lupa memahami hal itu.
"Kamu istirahat dulu aja dimanapun, ntar kamu juga pasti ada mendengar suara-suara atau bahkan sebuah pandangan orang-orang yang berada diantara dua dunia. Tinggal dipilih dan kita menuju kesana" kata Afra sambil berjalan pergi.
"Kamu mau kemana?" tanya Monica kepada Afra.
"Aku kesana sebentar" kata Afra sambil menunjuk diseberang danau. "Nanti aku kembali" kata Afra sambil tersenyum.
Monica mengangguk dan memutuskan untuk beristirahat di dahan pohon dengan daun berwarna putih. Dia merasa badannya sangat ringan dan bisa menyandarkan badannya diantara para dedaunan.
Mata Monica menerawang sambil melihat daun yang tampak bergoyang tertiup angin. Tiba-tiba dia mendengar lagi sebuah bisikan suara yang cukup jelas ditelinganya.
"Raka-- Raka kamu dimana-- Kamu dimana--" Suara itu berbisik ditelinga Monica yang membuat Monica berjingkat dan segera duduk sambil melihat ke sekitar yang tampak sepi tidak terlihat manusia atau roh lain. Lalu siapa, suara siapa yang terus mengganggu dirinya itu. Suara itu terasa pedih dan putus asa.
Monica berusaha memusatkan pikirannya lagi untuk mencari sumber suara itu. Dia berbaring kembali, kali ini dia tidak akan bangun walau terjadi apapun. Dia merasakan sebuah tarikan yang aneh dari suara itu.
Kali ini suara tangisan terdengar ditelinganya, tangisan yang pedih dan terasa sepi. Di penglihatan Monica melihat seorang wanita dengan mengenakan baju putih meringkuk disebuah tempat yang tak berujung.
Wanita itu meringkuk sambil menangis, rambut coklatnya yang bergelombang menutup wajahnya. Lalu saat tangisannya berhenti dia bangun kembali dan mengatakan kata-kata yang sama.
"Raka-- Dimana kamu Raka-- Aku sudah disini-- Jawab aku-- Dimana kamu--" Gadis itu berteriak dan berjalan kesana kemari mencari sosok yang bernama Raka.
Monica melihat wajah gadis itu sepenuhnya. Wajah yang cantik seperti berdarah campuran, dengan rambut bergelombang berwarna coklat, bola mata berwarna coklat, bibir kecilnya yang sintal dan kulitnya yang putih. Cantik sekali.
Monica tertegun dan melihat gadis itu dalam diam. Lalu dia melihat sebuah tali panjang transparan berwarna putih yang keluar dari dada bagian kiri gadis itu dan tampak terhubung dengan sesuatu yang ada dibawah sana.
"Apakah ini tempat yang dibilang Afra. Diantara 2 dunia. Berarti gadis ini koma? Tapi kok tempat ini sepi?" Monica bergumam sendiri sambil mengamati sekitar yang tidak terlihat siapapun. Keberadaannya pun seperti tidak disadari oleh gadis itu.
Monica terbangun karena merasa dahan pohon tempatnya bersandar bergoyang cukup keras. Rupanya Afra yang ada dibawah bermaksud membangunkan Monica.
"Ketiduran? Hari ini mau istirahat aja? Aku sih terserah, kan ini tugasmu" kata Afra sambil berteriak dibawah sana.
Monica menggerutu dan hampir saja memaki Afra.
"WAHHHH.. Pergi sana, ganggu ngerti nggak sih" kata Monica dengan berteriak.
Afra terkejut dan segera berjalan pergi sambil mengangkat bahunya.
"ehh tunggu--" kata Monica menghentikan Afra dan Afra berbalik sambil menatap Monica yang masih ada diatas dahan pohon.
"--Tempat yang kamu bilang diantara 2 dunia itu apakah tempat yang sepi? Berwarna abu-abu dan tidak ada seorang pun?" tanya Monica kepada Afra.
Afra diam sejenak sambil menatap Monica dari bawah.
"Nggak-- Tempat itu ramai. Seperti katamu, itu tempat orang yang koma. Pasti tidak hanya 1 orang yang koma didunia ini kan. Dan banyak malaikat maut ada disana juga untuk melihat data orang yang masih bertahan atau harus berpulang" kata Afra menjelaskan.
Monica terdiam lalu menatap Afra dengan pandangan yang masih bertanya-tanya.
"Kalau kamu hanya melihat 1 orang disana, maka bisa jadi itu adalah orang yang memang dipertemukan hanya untuk kamu atau kalian memiliki ikatan atau kesamaan tertentu" kata Afra kembali menjelaskan.
"Aku rasa--- Aku menemukannya" gumam Monica sambil menatap Afra.
Mata Afra melebar dan terkejut mendengar perkataan Monica.
"Pergilah, dan aku akan menemuimu dimanapun kamu nanti berada. Aku pasti tahu, karena aku tidak bisa masuk kedalam dunia yang isinya hanya ditakdirkan untuk kamu ketahui" kata Afra yang tiba-tiba sudah duduk didepan Monica.
Monica mengangguk lalu kembali merebahkan badannya dan menutup matanya. Afra menunggu hingga detik dimana roh Monica perlahan kabur dan hilang. Lalu dengan segera Afra mengikuti melalui sinyal intuisinya.
----------------
Afra tertegun dengan mulut terbuka lebar. Matanya memerah, dadanya terasa sangat sakit hingga dia harus berlutut sambil memegang dadanya. Kepalanya terasa berat hingga dia merasa seluruh tubuhnya terasa terbakar hebat. Afra memutuskan untuk pergi sesaat dari ruangan itu entah kemana.
Sementara itu Monica yang berhasil mengikuti tali panjang bersinar milik gadis itu telah sampai diatas sebuah gadis yang tengah tertidur disebuah ranjang Rumah Sakit dengan banyaknya selang yang menempel. Rohnya melayang tepat diatas gadis itu. Monica menatap lekat wajah gadis itu dan memang sama persis dengan yang dilihatnya.
Dengan perlahan Monica membaringkan rohnya ditubuh gadis itu dan tiba-tiba Monica merasakan sebuah perasaan sakit bertubi-tubi, pedih, kecewa, kehilangan dan sebuah kerinduan yang membuat Monica merasa sesak.
"Siapa gadis ini sebenarnya?" batin Monica
Sesaat kemudian, tangan gadis itu bergerak dan matanya perlahan terbuka, membuat orang-orang yang ada diruangan itu terkejut dan berteriak memanggil Dokter dengan bahasa yang Monica merasa asing ditelinganya.
"Harra sayang-- Harra sayang--" Suara wanita paruh baya dengan bahasa yang dikenal oleh Monica menatap dirinya dengan tangisan yang membanjiri wajahnya.
"Syukurlah Tuhan, Kamu telah sadar nak setelah 5 bulan koma-- Terima kasih Tuhan, Terima kasih" kata wanita paruh baya itu yang sepertinya adalah Ibu dari gadis ini.
Monica merasa dirinya tidak bisa menguasai badan gadis ini sepenuhnya, ada sebagian sisi gadis yang dipanggil Harra ini masih tersisa ditubuhnya sehingga memori dan tingkah laku mereka akan bercampur dan saling bergantian mengisi tubuh Harra.
Monica menolehkan pandangannya ke sekitar mencari sosok Afra, namun dia tidak bisa menemuinya. Apakah saat dia bertubuh manusia tidak bisa melihat Afra. Monica terdiam dan melihat Dokter memeriksanya dan berkata-kata pada keluarga yang menunggu disana.
Monica mengangkat tangan gadis itu dan melihat nama yang tertera disana.
-Manoharra Della Agatha-
Monica terdiam lalu berusaha membiasakan dirinya dengan nama itu.
"Harra. Harra adalah panggilan gadis ini-- Dan saat ini aku sebagai Harra" Gumam Monica dalam hatinya.
...----------------...
Monica menjalani sebagai Harra yang ternyata adalah anak seorang Pengusaha Kaya Raya dari Jepang, Ibu Harra adalah orang Indonesia. Dan Harra dibesarkan oleh keluarganya di Jepang.
Hal yang akhirnya Monica pahami bahwa sewaktu-waktu dirinya akan tersisihkan dan berganti roh Harra yang mengisi tubuh Harra namun Monica dapat kembali mengambil alih saat Harra tertidur. Hal yang sangat menyulitkan Monica untuk menjalankan misinya. Dan beberapa saat ini Monica tidak menemukan Afra dimanapun itu, Monica bingung karena tidak ada tempat untuk bertanya saat dia sudah menemukan seseorang yang tepat.
Hingga pada saatnya, Harra dinobatkan sebagai ahli waris di perusahaannya dan menjadi CEO termuda yang memegang bisnis otomotif raksasa yang perusahaannya sudah terkenal di dunia internasional. Monica merasa ini adalah takdir yang memang diberikan Tuhan untuknya. Dengan ini dia akan memiliki alasan untuk mempertemukan Harra dan Langit sehingga dia dapat berkomunikasi dan melihat kondisi Langit saat ini.
Saat tengah malam, disaat Harra tertidur. Monica menguasai tubuh Harra dan melihat beberapa artikel Langit dan segera menyimpan di folder download pada laptop Harra, Monica juga membuka artikel itu di tab dan ponsel Harra sehingga saat Harra bangun nanti akan membaca semua itu.
Hingga esok paginya, rencana Monica berhasil. Harra yang saat ini ingin mencari atlet muda berbakat sebagai Brand Ambasador perusahaannya melihat artikel-artikel misterius yang dia sendiri tidak yakin telah menyimpannya. Harra membaca artikel itu dan melihat lekat sosok Langit. Senyuman tersungging disudut bibir Harra. Lalu dia mengambil ponselnya.
"Kita ke Indonesia, Sekarang" perintah Harra kepada salah satu pengawalnya yang juga orang Indonesia.
Harra yang masih menggunakan pakaian tidur satin mewahnya berwarna pink, duduk dengan rambut terurai dengan kedua tangannya menyilang didada. Memandang video yang ada didepannya dimana Langit diwawancarai oleh wartawan dengan mata tajamnya
Tiba-tiba dia merasakan air matanya menetes yang membuatnya bingung. Harra menyentuh air matanya dengan jemari lentiknya, dia melihat tetesan air mata itu dan merasa bingung. Namun dia memilih mengabaikannya dan berdiri untuk bersiap pergi menuju Indonesia.