"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Beberapa minggu berlalu
Hubungan hangat dari pasangan suami istri itu kerap menjadi perbincangan hangat di sebuah perkumpulan.
Xavier sesekali membawa Zahra ke tempat di mana ia harus hadir dan jadi salah satu pendakwah. Bahkan kerap kali membawa gadis itu ke perusahaannya, xavier ingin istrinya di kenal oleh semua orang.
"Suara adek nenangin bangat. Tapi kalau lain kali tuh bacanya perhatiin panjang pendeknya biar suara dan cara bacanya makin bagus and komplit."ujar Xavier yang saat itu sedang memperbaiki bacaan Al-Qur'an Zahra.
"Butuh asupan"
"Perasaan tadi udah makan malam"
"Mendengar itu Zahra mulai mendekat dan duduk di atas paha Xavier. Ia melingkarkan tangan nya di leher suaminya dan mulai mengecup bibir sang suami
Muachh
"Gak sopan yah sekarang?"tanya Xavier
"Dihh suami suami aku, " Zahra hendak berdiri namun tiba tiba pinggangnya yang ramping di peluk oleh Xavier tidak membiarkan gadis itu pergi
"Kira kira kalau aku mau honeymoon sama kamu, kamu mau gak?."tanya Xavier membuat Zahra terdiam.
"Uang di simpan aja. Jangan karna mentang mentang kamu itu CEO dari perusahaan besar kamu malah mau hambur hamburin uang"ujar Zahra
"Aku kan cum-"
"Emang kalau gak Honeymoon gak bisa dapat dedek bayi?"tanya Zahra tanpa ia sadari ia kembali membuat dirinya sendiri terjebak
"Umm"Xavier tampak menggantungkan kalimatnya dengan tatapan nakal ia mendekatkan wajahnya ke arah Zahra
"Aa-apa yang-"
"Kebiasaan, kalau ngomong jangan suka ngejebak diri sendiri dek."senyum Xavier kembali menjauhkan wajahnya.
Ia berdiri sembari mengangkat Zahra seolah seperti bayi koala yang di gendong oleh induknya.
Membawa Zahra duduk di kursi setelah itu ia berjalan ke arah nakas mengeluarkan beberapa lembar kertas. Kembali Xavier mendekati istrinya
"Ini"ujar Xavier memberikan sesuatu pada Zahra. Zahra yang melihat itu ternganga bagaimana tidak, saat ini ia memegang sebuah paspor keberangkatan.
"Ma-mas Xavi, "cicit Zahra masih cukup shok
"Dalem, sayang."balas Xavier tampak gemas akan reaksi Zahra.
"Kamu ihhh!"kesal Zahra dengan mata yang berkaca kaca
Xavier memeluk dan berusaha menenangkan gadis yang sepertinya akan menangis itu.
"Tutuhhhh, maaf yah. Mas cuman mau kasi kamu kejutan, anggap ini hadiah pernikahan aku buat kamu."senyum Xavier mengelus punggung sang istri.
"Ehhehh hiksss di bilangin jangan aneh aneh"cicit Zahra mulai sesegukan
"Selama itu buat Zahra, gak papa."
"..."
"Kita honeymoon sekalian ibadah berdua yah di tempatnya nabi berjuang."senyum Xavier
"Kelak aku bakalan berusaha jadi suami seperti Rasulullah yang selalu berusaha memberikan kenyamanan serta kasih sayang pada Aisyah. Meski gak mungkin bisa se baik nabi, tapi seinggaknya cintanya Xavier ke Zahra bisa sebesar cinta Rasulullah terhadap Aisyah."Ujar Xavier membuat Zahra semakin menangis
"Hiksss hiksss, ehhekhhh"
"Cupp,cupp udah dong nangisnya manisnya Xavi. Lusa nanti kita berangkat"senyum Xavier mengecup kening sang istri.
***
***
Keesokan harinya.
Zahra dan Xavier berdiri di depan sebuah rumah besar yang bukan lain adalah tempat tinggal kedua orang tua Xavier.
Keduanya berkunjung setelah cukup lama menjalani proses berumah tangga. Sekalian mereka ingin pamit dan meminta izin untuk pergi ke Baitul haram (Mekkah)
Kedatangan mereka di sambut oleh beberapa Maid.
Suasana rumah itu cukup ramai di sebabkan saat ini ada beberapa keluarga Xavier juga yang turut hadir dan berkunjung.
"Mas,"panggil Zahra berbisik
"Em?"
"Itu siapanya kamu, kenapa mirip sama kamu. Atau mungkin itu yang kamu bilang saudara kamu?"tanya Zahra menatap seorang pemuda yang tampaknya sedang mengurus dua anak kembar
"Bukan, dia sepupu mas."jawab Xavier pelan
Al-fira berjalan membawa beberapa snack dan duduk di samping Zahra memegang tangannya dan berkata.
"Udah hampir memasuki 2 bulan pernikahan. Gimana udah ada tanda tan-"
"Ibu, kasian Zahra yang baru datang tiba tiba di tanyain kayak gitu"cicit Xavier kasian melihat raut wajah Zahra yang tampak kebingungan.
"Ya udah iya maaf. Soalnya ibu pengen segera punya cucu"
"Kan ada Kenzi, dan Kenzo. Seinggaknya ibu bis-"
"Itu kan beda lagi. Ohh ngomong ngomong soal itu kalian bisa jaga si kembar gak selama 24 jam?"tanya Al-fira membuat Zahra dan Xavier terbelalak
...ΩΩΩΩΩΩ...