NovelToon NovelToon
Harga Sebuah KEHORMATAN

Harga Sebuah KEHORMATAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / Cintapertama / Badboy / Cintamanis / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Bad Boy
Popularitas:19.8M
Nilai: 4.5
Nama Author: Yutantia 10

"May, aku takut. Aku ingin mundur, aku ingin membatalkan semua ini." Ucap Rain dengan tubuh gemetaran.

Malam ini dia berada disebuah kamar hotel presiden suit. Ya, Rain terpaksa harus melelang keperawananannya demi uang. Dia butuh banyak uang untuk biaya rumah sakit adiknya. Selain itu dia juga tutuh uang untuk biaya pengacara, ayahnya saat ini sedang meringkut ditahanan karena kasus pembunuhan.

"Jangan gila Rain. Kau harus membayar ganti rugi 2 kali lipat jika membatalkan. Masalahkan bukan selesai tapi akan makin banyak. Jangan takut, berdoalah, semoga semuanya berjalan lancar." Ucap Maya.

Berdoa? yang benar saja. Apakah seorang yang ingin berbuat maksiat pantas untuk berdoa minta dilancarkan, batin Rain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEMINTA MAAF

Sean segera keluar meninggalkan rumah Rain. Rain tak tinggal diam, dia berlari mengejar Sean hingga halaman rumah.

"Tunggu Pak, saya mohon jangan laporkan adik saya ke polisi." Rain mengatupkan kedua telapak tangannya didada. Dia tak ingin Alan dipenjara seperti ayahnya. Sudah cukup ayahnya yang dipenjara gara-gara dirinya. Dia tak ingin Alan mengalami nasib yang sama. Masa depan Alan bisa hancur jika sampai masuk penjara.

"Adikmu sudah keterlaluan, dia sudah merusak wajah tampanku. Dan aku tak bisa terima ini semua." Sahut Sean sambil menunjuk wajahnya sendiri.

"Tolong maafkan adik saya. Dia tak tahu apapun tentang apa yang saya lakukan. Saya akan kembali bekerja pada Bapak. Tapi saya mohon jangan laporkan adik saya ke polisi." Rain terus memohon. Dia tak akan menyerah sebelum Sean memaafkan Alan.

"Aku tunggu nanti malam di tempat waktu itu. Jangan sampai tak datang atau aku akan melaporkan adikmu kepolisi," ancam Sean. Pria itu segera pergi meninggalkan halaman rumah Rain.

Rain bingung menanggapi ancaman Sean. Dia kembali masuk kerumah untuk melihat kondisi Alan. Rain mengambil air dingin untuk mengompres luka Alan. Luka Alan memang hanya sedikit, tak separah Sean karena Akan yang pertama menghajarnya.

"Kenapa Mbak mengejarnya tadi? mbak minta maaf padanya?" Tanya Alan geram.

Rain mengangguk sambil terus mengompres Alan.

Alan berdecak sebal, demi apapun, dia tak terima kakaknya mengemis maaf pada bajingan itu.

"Dia yang salah mbak, untuk apa mbak minta maaf. Alan tak takut dengan ancamannya. Kita bisa mengadukannya dengan pasal pelecehan. Kata-katanya sudah melecehkan kamu mbak."

"Dia bos mbak diperusahaan yang dulu. Dia orang kaya dan punya kekuasaan Al. Kita tak akan menang melawannya." Rain berusaha memberi pengertian pada Alan.

"Tapi dia yang salah mbak." Alan masih teguh pada pendiriannya.

"Dia tak sepenuhnya salah Al. Mbak memang wanita seperti itu," batin Rain.

Setelah mengobati Alan, Rain merenung didalam kamarnya. Dia masih memikirkan syarat dari Sean. Sean selalu menganggap bahwa dirinya adalah pelacur. Dan semua itu bukan tanpa alasan.

Rain tak mungkin menerima ajakan Sean untuk menemaninya malam ini. Cukup malam itu saja, dia tak mau kembali berbuat dosa. Tapi dia juga tak mungkin tidak datang karena Alan jadi taruhannya. Bagai buah simalakama, mungkin begitulah Nasib Rain saat ini. Kalau saja ada pilihan ketiga, sayangnya tidak ada.

...****************...

Rain sudah bersiap-siap, dia akan menemui Sean malam ini. Rain berbohong pada Alan jika dia akan kerumah Maya karena maya sakit.

Sesampainya didepan pintu kamar hotel, Rain ragu untuk mengetuk. Perasaannya campur aduk. Dia terus meremas ujung blouse yang dipakainya. Tubuhnya gemetar karena takut. Tapi tak ada pilihan, dengan terpaksa dia mengetuk pintu.

Didalam, Sean sudah tak sabar menunggu. Berkali kali dia melihat jam yang terasa tak mau bergerak. Begitu terdengar suara ketukan, hatinya seketika membuncah. Dengan senyum mengembang, dia berjalan menuju pintu dan segera membukanya.

Sean tak bisa menyembunyikan kebahagiannya saat melihat wanita yang ditunggunya berdiri didepan pintu.

"Akhirnya kamu datang juga." Dibukanya pintu lebar lebar dan mempersilakan Rain masuk. Setelah itu, dia kembali mengunci pintu.

Tanpa ijin, Sean langsung memeluk Rain dar belakang. Entah kenapa melihat Rain hasratnya langsung memuncak. Sean tak pernah merasakan seperti ini pada wanita lainnya. Baginya, ada daya tarik tersendiri dari Rain yang membuatnya tergila gila pada wanita itu.

"Tolong jangan seperti ini Pak, jangan salah paham dengan kedatangan saya." Ucap Rain sambil berusaha melepaskan pelukan Sean. Antara takut dan risih, keduanya campur aduk.

"Apa maksudmu?" Sean melepaskan pelukannya lalu membalikkan tubuh Rain agar menghadap padanya.

Rain menundukkan wajahnya karena takut.

"Sa, saya datang hanya untuk meminta maaf karena perlakuan adik saya tadi siang. Saya tak berniat menemani anda malam ini."

"Shittt." Desis Sean sambil menatap Rain tajam. Rasanya dia seperti sedang dipermainkan.

"Berapa yang kau mau, sebutkan saja. Aku akan segera mentransfernya." Sean segera mengambil ponselnya yang ada diatas nakas lalu kembali mendekati Rain.

Rain memejamkan mata. Sakit sekali mendengar ucapan Sean barusan. Sepertinya, imeg seorang pelacur sudah meletak ditubuhnya.

"Sepertinya selama ini anda salah sangka pada saya. Saya bukan pelacur. Saya bukan wanita seperti yang anda pikirkan. Saya memang pernah menjual diri, tapi itu bukan murni kemauan saya. Saya terpaksa saat itu, saya sangat butuh uang."

Sean makin kesal mendengar jawaban Rain. Sejak tadi dia sudah menunggu Rain untuk segera menuntaskan hasrat, tapi kenapa Rain seperti mempersulitnya.

"Lalu saat ini kau tak butuh uang, jadi kau tak mau menemaniku?" Sean tersenyum sinis.

"Bukan seperti itu."

"Lalu seperti apa?"

"Malam itu pertama dan terakhir kali saya menjual diri pak. Saya tak pernah melakukannya lagi. Saya berani bersumpah, jika setelah saat itu, saya tak pernah menjual diri lagi."

Sean tertegun mendengar pengakuan Rain. Entah yang dikatakannya benar atau tidak, tapi yang pasti dia bahagia jika itu benar. Dia sangat bahagia jika benar dialah satu satunya pria yang pernah menjamah tubuh indah dihadapannya itu. Tapi masih ada ragu dihatinya. Jangan jangan ini hanya alasan agar malam ini dia tak harus menemaninya.

"Apa menurutmu aku akan percaya dengan kata-katamu?" Sean menolak untuk percaya secepat itu.

"Saya juga tak butuh anda percayai. Anda percaya atau tidak, tidak akan ada yang berubah dalam hidup saya. Saya kesini hanya untuk menyampaikan itu dan meminta maaf atas nama Alan. Saya mohon jangan bawa kasus ini kepolisi." Rain mengiba sambil mengatupkan kedua tangannya didada.

"Hanya itu?"

Rain mengangguk. "Maafkan saya Pak. Jadi tolong, ijinkan saya pergi sekarang."

Sean tersenyum kecut mendengarnya. Pergi? pergi sebelum melakukan apapun? Ini gila, dia bahkan seharian ini terus membayangkan malam indah bersama Rain. Membiarkan wanita itu pergi begitu saja, rasanya sungguh tak rela.

"Jadi kau ingin pergi sekarang? Bagaimana dengan kamar hotel ini. Aku menyewanya dengan harga yang sangat mahal."

Rain bukan orang bodoh yang tak tahu seberapa mahal uang sewa semalam kelas suit seperti ini. Tapi jika dengan membayar uang kamar dia bisa lepas, kenapa tidak.

"Saya akan mengganti uang sewa kamarnya Pak."

"Kau pikir berapa harga sewa semalamnya? bahkan gajimu satu bulan tidak cukup." Sinis Sean.

"Tidak masalah Pak, uang yang anda berikan pada saya waktu itu belum sepenuhnya habis. Saya bisa gunakan uang itu untuk membayar kamar hotel."

Setelah mengatakan semua itu, Rain pikir tak ada lagi yang harus dia lakukan disini. Dia ingin segera pergi.

"Kalau begitu, saya permisi dulu." Rain menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat lalu berjalan menuju pintu. Tapi saat tagannya hendak meraih gagang pintu, Sean menahannya.

"Aku tak menyangka kau lebih memilih membayar sewa hotel yang sangat mahal daripada menemaniku dan mendapat banyak uang. Aku akan membayar berapapun yang kamu mau Rain, berapun. Tapi layani aku malam ini." Sean sungguh tak rela membiarkan Rain pergi begitu saja.

Rain menghela nafas. Dia tak mengerti pada bosnya itu. Sebegitu tak pentingkah uang baginya, hingga dia rela membayar berapapun hanya untuk wanita malam.

"Bukankah saya sudah menjelaskan semuanya Pak. Sekali lagi saya tekankan, saya bukan wanita seperti itu. Hari itu saya terpaksa. Dan hari itu, pertama dan terakhir kalinya saya melakukannya. Jadi saya minta dengan sangat, tolong biarkan saya pergi." Rain kembali mengatupkan kedua telapak tangannya didada.

Sean mendesahh pelan. Tapi memaksa juga tak mungkin.

"Aku antar pulang."

"Tidak perlu," tolak Rain.

"Jangan menolak, anggap saja sebagai ganti menemaniku malam ini."

"Baiklah."

Sean segera mengambil barang-barangnya dan cek out dari hotel. Saat Rain ingin membayar tagihan hotel, Sean lebih dulu membayarnya. Tadi sebenarnya dia hanya memancing Rain saja. Dia tak berniat menyuruh Rain membayar sewa hotel.

Mereka berdua hanya diam selama perjalanan menuju rumah Rain. Baik Rain ataupun Sean, meraka larut dalam pikiran masing-masing. Setelah beberapa menit, akhirnya mobil yang dikendarai Sean sampai didepan rumah Rain.

"Besok pagi datanglah bekerja. Aku tidak akan melaporkan adikmu kepolisi."

Rain bernafas lega mendengarnya.

"Terimakasih Pak." Sahut Rain senang sambil meraih tangan Sean dan menggenggamnya. Tapi begitu sadar apa yang dia lakukan, segera dia lepaskan tangan bosnya itu.

"Sekali lagi terimakasih. Besok saya pasti akan datang bekerja." Ujar Rain sambil membuka pintu. Tapi saat dia ingin turun, dia teringat sesuatu. Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini." Rain memberikan obat lebam pada Sean. Obat yang sengaja dia beli sebagai permintaan maaf atas perbuatan Alan.

Senyum Sean tersungging melihat apa yang Rain berikan padanya. Tanpa ragu, segera dia terima pemberian dari Rain.

.

Rain minta like, komen dan votenya ya. Terimakasih

1
Novano Asih
wah jangan "Delia ini
Novano Asih
kasihan juga kalau lihat Sean kayak gini cobaannya bertubi "😭😭😭
Novano Asih
kok dari tadi cuma pov aja
Novano Asih
😂😂😂😂dasar Sean gemblung
Maya
Rain…Rain…
Bisanya Nambah kesalahan mulu kerjaan loe
Novano Asih
kayaknya Amaira sakit parah deh kok pingsan melulu
Maya
Gemes sama Rain. Udh jelas salahnya sendiri malah masih gk sadar diri
Novano Asih
bukan hanya melihat tp udah megang😃😃
Siti Nurhajah
Kecewa
Siti Nurhajah
Buruk
komala
sean yg gebrak meja aku disini yg kaget wkwkkw
dhedoy wahyudi
Luar biasa
dhedoy wahyudi
Lumayan
菲菲 Dwi L Arema
Prasaa. Bacot nya aja gede
EsTefaYe
buat aq part ini yg paling mengharukan/Sob/
EsTefaYe
urusan ap lg sic.., pacar bkn... suami bkn.. buyer jg bkn/Panic/
EsTefaYe
sean dkk beneran sefrekuensi makanya somplak nya jg klop/CoolGuy/
EsTefaYe
duuuuh sepertinya gadis penyakitan dac/CoolGuy/
EsTefaYe
hadeeeh gedek gw...disuruh dengar kajian koq pd kabuuurr/Frown/
EsTefaYe
ngakak aq....ngedate koq di masjid/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!