Menikah adalah cita-cita setiap wanita. Apalagi, ketika menikah dengan laki-laki yang begitu didamba dan dicintai.
Namun apa jadinya, ketika dihari pernikahan itu di gelar, justru mendapat kabar dari pihak mempelai laki-laki. Tentang pembatalan pernikahan?
Hal itulah yang tengah dialami oleh Tsamara Asyifa. Gadis yang berusia 25 tahun, dan sudah ingin sekali menikah.
Apakah alasan yang membuat pihak laki-laki memutuskan pernikahan tersebut?
Lalu, apakah yang Syifa lakukan ketika mendengar kabar buruk itu?
Akankah ia mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu? Atau justru menerima takdirnya dengan lapang dada.
Hari pernikahan adalah hari yang begitu istimewa.
Tapi apa jadinya, jika di hari itu justru pihak laki-laki membatalkan pernikahan? Tanpa diketahui apa sebabnya.
Hal itulah yang di alami oleh Tsamara Asyifa.
Akankah ia akan mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu, untuk tidak membatalkan pernikahannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Menembak Olive
Anggara semakin di buat terkekeh, setiap membaca deretan kalimat di novel yang sedang ia baca. Sampai-sampai orang di dekatnya, menoleh dan menatap aneh ke arahnya. Tapi ia tidak mengetahuinya. Bahkan ia lupa jika dirinya sedang berada di salon bersama Olive.
"Ya ampun. Ngakak habis aku. Ini author nya gokil banget. Masa iya, ada cewek gagal menikah gara-gara gendut." ucapnya sambil terkekeh. Tak sadar, ia pun sampai menepuk-nepuk pahanya sendiri. Padahal hal itu juga sama seperti kisah dalam hidupnya.
Karena penasaran, beberapa pengunjung yang mendengar ucapan Anggara yang cukup keras itu, akhirnya mencari apa yang membuat laki-laki itu tertawa sampai terbahak-bahak.
Orang-orang mulai mencarinya di berbagai akun media sosial. Mulai dari aplikasi wajah buku, burung terbang, dan lain sebagainya.
Akhirnya orang-orang itu berhasil menemukannya. Karena ceritanya memang sedang tranding. Lalu segera membaca isinya.
Baru dua bab awal saja, sudah membuat mereka tertawa, dan mengaduk emosi. Sehingga banyak yang akhirnya mendownload aplikasi membaca online, untuk meneruskan membacanya.
Mereka semua dibuat terkekeh karena cerita novel online itu. Sampai-sampai tak menyadari jika sudah gilirannya untuk melakukan treatment.
Hampir lima jam, Olive melakukan treatment. Ia melihat, jika Anggara masih tampak asyik cekikikan dengan benda pipihnya. Gegas ia pun mendekatinya.
"Mas, aku sudah selesai." ucapnya sambil berdiri, saat berada di dekat Anggara. Laki-laki itu pun mendongakkan kepalanya. Ia terpesona dengan kecantikan Olive yang semakin bertambah, setelah melakukan beberapa treatment.
"Oh, ya sudah. Ayo kita pulang." ajak Anggara, lalu segera bangkit dari duduknya, dan terpaksa menyudahi aktivitas membaca novelnya.
"Tapi aku belum bayar biayanya."
"Ya sudah, di bayar dulu saja. Aku tungguin."
"Tungguin?" ulang Olive sambil mengernyitkan dahinya. Anggara pun menganggukkan kepalanya.
"Bukannya di bayarin sekalian ya."
Anggara seketika menelan saliva, ketika Olive meminta biaya salonnya untuk dibayarkan.
"Okay. Ayo kita ke kasir." Lalu keduanya menuju meja kasir.
"Totalnya sepuluh juta tiga ratus ribu rupiah, kak." ucap kasir.
"Apa! Sepuluh juta?" ulang Anggara sambil membulatkan matanya. Kembali ia menelan saliva dengan susah payah.
"Semahal itu?" imbuhnya lagi. Olive segera menyenggol sikunya.
"Mas. Jangan teriak-teriak. Biaya segitu masih murah. Toh membuat aku semakin cantik kan? " bisik Olive tepat di telinga Anggara, sehingga membuat bulu kuduk laki-laki itu meremang.
Pemuda itu terpaksa menganggukkan kepalanya sambil meringis. Lalu mengeluarkan kartu ATM nya, dan menekan sejumlah angka yang diminta oleh petugas kasir.
"Terima kasih ya, mas. Kamu sudah baik banget sama aku. Mau membayarkan ku semuanya." ucap Olive dengan penuh kegirangan, sambil menggandeng tangan pemuda itu.
"Sama-sama. Habis ini kita mau kemana lagi?" tanya Anggara, sambil menatap wajah Olive yang kian bertambah cantik.
"Terserah kamu saja, mas." Olive semakin merapatkan tubuhnya di dekat Anggara. Pemuda itu semakin salah tingkah dibuatnya.
"Makan saja, yuk. Aku sudah laper."
"Boleh. Ayo." Olive pun mengangguk antusias.
"Tapi, aku inginnya makan kamu." seloroh Anggara lagi, yang membuat Olive tersipu malu.
Pemuda itu tampak senang, celotehannya bisa membuat gadis yang ada di dekatnya salah tingkah seperti itu.
Keduanya segera masuk mobil, dan kendaraan roda empat itu melaju meninggalkan pelataran salon.
Sepanjang perjalanan menuju restoran, Anggara selalu mencuri pandang ke arah Olive yang sedang asyik bercermin. Memastikan dirinya memang benar-benar cantik. Anggara semakin takjub pada wanita yang ada didekatnya.
Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di restoran yang di tuju. Bergegas keduanya turun.
Keduanya terlihat lengket, seperti sepasang kekasih. Padahal Anggara belum menyatakan perasaannya.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, Anggara menggapai tangan Olive, lalu menatapnya intens. Membuat wanita itu cukup kegr-an.
"Olive, aku mau ngomong penting sama kamu."
"Apa, mas. Katakan saja."
"Aku, aku suka sama kamu. Aku mencintaimu. Maukah kamu menjadi pacar ku?"
Olive sudah menduga, jika laki-laki itu akan mengatakan hal itu padanya. Ia pun mengurai senyuman.
Tapi senyumannya sedikit memudar, ketika laki-laki itu menyatakan perasaannya, yang tidak dibarengi dengan suatu benda yang berkesan. Anggara menatap cukup lama ke arah gadis itu.
"Olive. Kenapa kamu diam saja?"
"Em, aku pikir kamu akan memberiku sesuatu saat kamu menembak ku."
Perasaan Anggara mulai tidak nyaman, jika Olive sudah mengatakan tentang 'sesuatu'. Tapi hal itu segera di tepis, ketika melihat kekayaan keluarga Olive.
"Bukan kah kamu sudah pernah aku belikan tas, sepatu, baju..."
"Itu kan dulu, mas. Sebelum kita jadian. Harusnya kamu buat aku merasa istimewa dan begitu berkesan."
"Hem, baiklah. Sekarang, kamu jawab saja dulu pertanyaan ku. Sesuatunya baru menyusul nanti." Olive menghembuskan nafas kasar, lalu menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Aku maunya seperti dalam kisah film romantis itu."
Demi menuruti permintaan Olive, akhirnya Anggara pun menganggukkan kepalanya. Lalu akan mengulangi momen romantis untuk menembak Olive, Sabtu malam.