Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu kenapa, Bell?
"Mo, Aku pulang..." pamit Leo yang telah menyandang tasnya di bahu. Leo mulai menyalakan motornya untuk segera pulang, tapi hatinya teras begitu berat untuk pergi dari sana seperti ada yang mengganjal dalam hatinya saat itu.
Sedangkan Tomo saat itu tengah mengunci pintu Resto dengan kunci gandanya, karena Dia yang terdekat dengan Resto hingga Ia dipercaya untuk memengang kunci oleh bosnya. Bahkan kadang Ia harus menginap jika bahan dapur habis dan pagi buta ada pengiriman bahan segera dari pasar.
"Katanya mau pulang?" tanya Tomo saat Leo masih diam ditempatnya.
"Ngga tahu, Mo. Aku_..."
"LEO!!" Terdengar suara yang familiar ditelinganya saat itu, suaranya begitu berat dan serak tak sejernih biasanya. Tapi Leo amat paham dengan suara sahabatnya. Ia lantas menoleh kebelakang dan langsung membulatkan matanya saat melihat Bella dalam kondisi yang amat berantakan seperti itu.
"Bella! Kamu kenapa, bell?" kaget Leo yang langsung turun dari motornya. Bella masih cukup jauh, berlari dengan kuat menggunakan sisa tenaganya menuju leo saat ini. Begitu juga Leo, yang langsung turun dari motor dan menghampiri Bella hingga mereka bertemu ditengah keduanya.
Tubuh Bella yang lemah dan lunglai seketika jatuh dan ditangkap Leo, tapi Ia masih memiliki kesadaran penuh saat itu.
"Katakan, kamu kenapa?" pekik Leo dengan suaranya yang gemetar, melihat Bella dalam kondisi seperti itu. Apalagi gaun indahnya yang sudah berantakan dan robek dibeberapa bagian sensitifnya. Leo seperti sudah mengetahui apa yang terjadi pada Bella saat itu yang pasti telah di lecehkan seseorang.
Leo membopong tubuh Bella dan membawanya ke teras Resto. Saat itu Tomo dengan sigap membuka kembali pintunya agar membawa Bella masuk kedalam, tapi Bella menolak hingga Tomo hanya memberi segelas minum untuk meringankan dahaganya.
"Kamu kehausan, Bel. Berapa jauh kamu berlari?" tanya Tomo, tapi Bella hanya menggelengkan kepala sembari menggenggam gelas itu dengan tangan yang gemetar.
"Ayahmu?" tanya Leo, dan bella segera mengangguk lemah menjawabnya.
Leo seketika mengepalkan tangannya dengan kuat, hingga selruruh uratnya tampak keluar dengan jelas dimata bella saat itu. Rahangnya menegang dan giginya mengeutuk menadakan amarahnya benar-benar berkobar saat ini, dan Bella segera menggenggam erat tangan itu untuk meredakan amarahnya.
"Bawa aku pulang ke kost, Le. Aku capek," mohon bella lirih saat itu. Leo segera melepas jaketnya dan membungkus tubuh Bella hingga rapat, lalu memapahnya untuk naik kekatas motor besarnya itu. Ia bahkan mengizinkan Bella pada Tomo untuk tak bekerja beberpaa hari ini, dan Tomo mengerti dengan semuanya.
"Titip Bella, Le." ucap Tomo saat itu. Dan andai ia bisa, Ia juga ingin membantu Bella seperti halnya Leo saat ini.
Leo menarik gas di motornya dengan kuat setelah Bella memeluk pinggangnya dengan erat. Jarang Bella lakukan, apalagi saat kepala Ia sandarkan dipunggu leo saat itu dan diam disepanjang perjalanan mereka. Leopun diam, hingga keduanya tiba dan masuk kedalam kost kecil dan sempit itu.
"Ganti bajumu," pinta leo saat meraih sebuah kemeja miliknya untuk sahabatnya itu. Ia keluar sejenak untuk mencari salep memar disebuah apotek terdekat yang kebetulan buka 24jam diujung gang dari kostnya.
Hanya sebentar Leo pergi. Dan saat Ia membuka pintu rumah, terdengar suara tangisan Bella dikamar mandi, begitu pilu dan perih menusuk dalam hatinya yang sudah sejak tadi sakit dengan keadaan Bella.
Leo masuk dan melihat Bella meringkuk dengan tubuh basahnya masih mengenakan gaun robek itu sembari tangan terus mengusap bagian tubuh yang sempat dijamah oleh pria tadi. Perasaannya tak terkendali saat ini, segala emosi, marah dan kecewa berbaur menjadi satu dalam setiap tetesan airmata yang mengalir. Bahkan jika bisa, air mata itu mungkin sudah berubah menjadi darah seketika itu juga. Leo meraih tubuh Bella saat itu untuk berdiri, lantas Bella segera menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Leo meski Ia sendiri tengah basah.
"Aaaarrrghhh... Leo!!" pekiknya sekuat tenaga berusaha melepas segala rasa perihnya saat ini. Meski Ia tahu jika tak akan dengan mudah untuk hilang.
