Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Persiapan Penyambutan Ummi
Bergegas Maryam menuju kamar dan Mengambil Handphone miliknya.
Mencari kontak kakek Amar dan Segera menghubunginya
Tuttt... Tutt... Tutt...
"Assalamualaikum kakek " Ucap Maryam setelah panggilan telepon diterima.
"Waalaikumsalam Maryam" Jawab Kakek Amar dengan semangat
"Bagaimana kabarmu Nak, Kapan kamu akan Kembali ke rumah? Kakek dan Nenek sudah Sangat merindukan Ramuan Racikan mu !" Ucap Kakek Amar kemudian
"Alhamdulillah Besok Ummi sudah diperbolehkan untuk pulang kek, dan rencana InshaAllah Lusa Maryam akan pulang kek. Jawab Maryam dengan nada lembut
"Bagaimana kabar nenek kek ? " Tanya Maryam kemudian
"Nenek mu baik-baik saja nak, hanya dia sangat merindukanmu, Tapi ini nenek sedang Di kamar mandi" Ucap kakek Amar.
"Alhamdulillah kek jika nenek Baik-baik saja" Ucap Maryam kemudian
Maryam ingin menanyakan Soal Reza , namun merasa ragu untuk memulai pembicaraan, dan Maryam pun merasa sangat bingung akan menanyakan apa.
Masalnya keduanya telah menikah selama satu bulan, akan terasa aneh jika menanyakan kepada kakek Amar.
Maryam menghirup nafas dalam, dan menghembuskan nafas pelan .
Mendapati hal itu "Ada apa nak?, Apa kau baik-baik saja" tanya kakek Amar.
"Ohh.. Emm... Bukan apa-apa kek " Ucap Maryam dengan senyum manis.
"Kek! Apa mas Reza ada di sana , Emm... Maksut Maryam, apa sudah Pulang?" Ucap Maryam terbata
"Maksudnya? " Jawab kakek Amar merasa bingung dengan 0ertanyaan Maryam
"Bukankah Reza disana, Sejak kemarin dia berangkat, dan belum kembali sampai hari ini " Jawab Kakek Amar datar
"Tenang saja Maryam, kalau pun dia kembali, Mungkin Reza masih di kantor, Kau tidak perlu mengkhawatirkannya " Ucap kakek Amar kemudian
"Baiklah kek, Maryam hanya merasa khawatir dengan mas Reza, Karena mas Reza pergi tidak berpamitan pada Maryam atau pun meninggalkan pesan" Jawab Maryam dengan polos
Mendengar penuturan Maryam kakek Amar merasa sangat bahagia.
"Sudah , Kamu tenang saja, kakek akan bicara padanya setelah Reza pulang" Ucap kakek Amar
" Baik kek , Terima kasih"
"Segeralah beristirahat Maryam, Kakek tahu kamu Asti bekerja sangat keras selama Ummi mu sakit" Tukas Kakek Amar
"Baik kek, Oya kek.. boleh Maryam meminta nomor telepon mas Reza?" Ucap Maryam pelan karena merasa Malu
"Apa ? Jadi selama ini kalian tidak saling berkomunikasi ?" Tanya kakek Amar dengan nada sedikit tinggi.
"Baiklah Nanti kakek akan kirimkan" Ucap kakek Amar kemudian
"Terima kasih Kek, Assalamualaikum" Ucap Maryam sembari menutup telepon
"Waalaikumsalam"
Setelah menyelesaikan panggilannya dengan kakek Amar. Maryam merasa sedikit lega,terlebih setelah menerima pesan dari kakek Amar yang telah mengirimkan nomor ponsel Reza.
Meski ada sedikit rasa tenang namun Maryam masih merasa khawatir dengan Reza. Maryam bergegas mengambil wudhu dan melaksanakan sholat isya.
tok tok tok
"Masuk Bi, pintunya tidak di kunci" Ucap Maryam
"Ning ini bibi bawakan Makanan buat Ning Maryam, dimakan dulu, Tidak baik tidur dalam keadaan perut kosong" Ucap Bi Minah kemudian
"Terima kasih Bi, letakan di meja saja, nanti Maryam makan " Ucap Maryam sopan sembari melipat Sajadah dan juga mukenanya
Merasa sangat lelah seharian ini, Maryam bergegas mengistirahatkan dirinya setelah membereskan semua peralatan sholat miliknya.
Maryam bergegas mengganti Gamisnya dengan Baju Tidur yang biasa dia kenakan.
Melihat Ponsel miliknya Maryam berfikir akan menghubungi Reza terlebih dahulu.
"Tuttt Tutt tutt
Suara Dering telepon
Beberapa kali Maryam mencoba menghubungi nomor Reza namun tidak kunjung mendapatkan jawaban
"Kamu dimana sih mas !" Gumam Maryam
Beberapa kali Maryam mencoba menghubungi lagi namun tetap sama, Reza tidak menerima panggilan darinya.
Maryam yang telah lelah seharian sudah tidak mampu untuk sekedar Duduk menunggu kabar dari Reza, Tubuhnya merasa perlu untuk segera di istirahatkan.
💌" Mas ... Apa kau Baik-baik saja, Tolong Balas Pesan ini , Jika Mas Reza Telah membacanya" Maryam
Setelah pesan terkirim Maryam segera berbaring di tempat tidurnya dan Tidak butuh waktu lama untuk Terlelap.
***
Waktu menunjukan pukul 03.15, meski sedikit telat dari biasanya Maryam bangun namun Maryam tetap menunaikan rutinitas nya setiap dini hari untuk melaksanakan Qiamul lail.
Bergegas Maryam bangkit dari tempat tidur dan segera mengambil wudhu, Setelah itu Maryam melaksanakan sholat Malam nya.
Selesai dengan Sholatnya Maryam membuka mushaf Al-Qur'an miliknya dan Membaca beberapa ayat.
Setelah menyelesaikan semua ritualnya Maryam duduk berdzikir menunggu adzan sholat subuh.
Tidak berselang lama Adzan Subuh berkumandang, dan Maryam segera bangkit untuk melaksanakan sholat subuh.
Setelah menyelesaikan Wudhu nya Maryam Tidak melanjutkan dengan Membaca mushaf atau melantunkan dzikir pagi.
Maryam bergegas menuju dapur, Meskipun waktu masih menunjukan pukul 05.00, namun BI Minah telah siap di dapur sejak lima belas menit yang lalu.
Hal itu sudah menjadi rutinitas BI Minah setiap hari.
"Bi Minah" Ucap Maryam dengan sopan
"Iya Ning? , Tumben Ning pagi sekali ke dapur " Ucap Bi Minah kemudian
"Iya Bi, Maryam harus segera menyiapkan beberapa Keperluan untuk Menyambut Kepulangan Ummi" Ucap Maryam
"Ohya Bi Maryam minta tolong sama Bi Minah untuk membereskan kamar Ummi, ganti semua Seprai dan sarung bantal, Vakum setiap sudut dan Pastikan tidak ada debu yang menempel" Ucap Maryam
"Pagi ini Maryam akan ke Supermarket untuk membeli beberapa keperluan bi" Ucap Maryam kemudian
"Iya Ning, Kemarin Abi sempat bilang soal syukuran, Apa Ning Maryam akan Berbelanja untuk itu juga ?" Tanya Bi Minah
"InshaAllah iya Bi" Ucap Maryam
"Apa perlu Bibi panggil Pak Darman Ning untuk menemani Ning Maryam berbelanja?" Tanya bi minah kemudian
"Emm mungkin nanti saja Bi, Setelah semua belanjaan Maryam dapatkan semua saja Bi, untuk membawa pulang belanjaan" Jawab Maryam dengan lembut
"Baik Ning" Ucap Bi Minah singkat
"Bi Minah tidak perlu memasak untuk pagi ini, Biar Maryam saja yang masak Pagi ini untuk Abi dan Ummi juga untuk kita" Ucap Maryam kemudian Membagi tugas antara keduanya.
"Setelah itu bi Minah Bisa Bereskan Bagian Luar Rumah dan Lainya" Ucap Maryam memberikan arahan
"Karena hari ini kita akan sangat sibuk, dan ada beberapa pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan Bi Minah Boleh Minta bantuan dari Pekerja lain bi Untuk membantu Bibi membereskan rumah ini " Ucap Maryam
"Baik Ning, mungkin nanti Bibi akan minta bantuan Istri Pak darman dan Pak Jaka Ning" Ucap Bi Minah kemudian
"Baik Silahkan Bi " Jawab Maryam
"Untuk sarapan pagi kita, Maryam sudah pesan online untuk kita berdua bi, Mungkin sebentar lagi akan datang" Ucap Maryam kemudian
"Baik Ning " Ucap Bi Minah seraya berlalu
Maryam segera membuat Lis belanjaan, apa saja
yang akan dia beli dan berapa banyak kebutuhannya.
Tidak hanya Untuk penyambutan tamu yang berkunjung, Namun rencana nya Abi Hanif juga akan membuat syukuran kecil - kecilan atas kepulangan Ummi Maya. Sebagai wujud syukur
Meski hanya kecil-kecilan namun Abi Hanif berniat untuk mengundang Anak-anak yatim dan para pekerja perkebunan.
Sehingga Maryam perlu membuat daftar untuk belanjaan yang mungkin tidak sedikit.
Bersambung
Jangan lupa Dukunganya ya untuk Author, Terima Kasih telah membaca Karya Author, Dan mohon maaf Masih banyak kekurangan