Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
Akhirnya setelah menjalani pengobatan selama satu bulan, kesehatan permaisuri dan juga putra mahkota pun berangsur membaik. Selir putra mahkota mulai mencari perhatian dengan mendatangi kedua paviliun itu, dan mengulurkan bantuan untuk merawat putra mahkota mau pun permaisuri, akan tetapi di tolak oleh tabib dan kedua muridnya.
Jun Jiya yang merasa tersinggung dengan ucapan tabib itu pun mulai berteriak dengan lantang
"Apa kau tahu apa yang kau katakan itu tabib? Aku adalah selir putra mahkota, aku lebih berhak merawatnya" ucapnya dengan emosi
"Selir, tidak semua orang bisa merawat putra mahkota maupun permaisuri, kesehatan mereka memang sudah mulai membaik, akan tetapi sisa racunnya masih ada. salah sedikit saja, nyawa mereka taruhannya. Tabib rendah ini tidak berani mempertaruhkan kepala jika terjadi sesuatu pada mereka" ucap tabib itu dengan tenang
"Apa kau meragukanku tabib? Aku bahkan bisa mengurus mereka lebih baik daripada kedua murid mu itu" ujar Jun Jiya kembali meninggikan suaranya
"Jika memang selir ini begitu pandai ilmu pengobatan, lalu kenapa bukan anda sendiri yang menyembuhkan putra mahkota dan permaisuri?" tanya murid tabib itu yang bernama Jiu tak terima
"Apa kau sudah bosan hidup? Ucapanmu begitu lancang menghina selir ini!" Jun Jiya semakin kehilangan kesabarannya
"Baiklah, jika memang itu keinginan selir, tabib ini akan segera pamit pada kaisar untuk segera kembali ke benua barat" ucap tabib itu sambil berlalu di ikuti oleh kedua murid nya menuju ruang kerja kaisar.
Jun Jiya yang melihatnya langsung melotot, dia pun berusaha untuk menghentikan ketiga orang itu, namun di abaikan begitu saja oleh mereka.
"Kalian berhenti.." teriak Jun Jiya
"Aku bilang berhenti, atau aku akan menghukum kalian bertiga" teriak Jun Jiya lagi namun tak di gubris oleh mereka.
Jun Jiya pun segera berlari mengejar ketiganya. Namun naas, ketiganya sudah sampai di depan ruang kerja kaisar dan langsung di persilahkan untuk masuk oleh prajurit yang berjaga disana.
"Silahkan masuk tabib" ujar prajurit itu sambil membukakan pintu.
Jun Jiya yang melihat hal itu pun langsung mengepalkan tangannya. Dan menggeram marah
"Sial, aku pikir akan mudah untuk menggertak tabib itu, rupanya tabib sialan itu memainkan trik untuk menyingkirkan ku, dasar b******k. Lihat saja nanti" geram Jun Jiya sambil pergi meninggalkan tempat itu.
Sementara tabib dan kedua murid nya yang sudah sampai di ruang kerja kaisar pun langsung membungkukkan badannya memberi hormat
"Hormat kepada yang mulia kaisar" ucap mereka serempak
"Bangunlah, dan katakan ada apa? Apakah ada yang tabib butuhkan?" tanya kaisar Yuan
"Mohon ampun yang mulia, hamba beserta kedua murid hamba berniat untuk pamit kembali ke benua barat" ucap tabib itu sambil menundukkan kepalanya
"Apakah permaisuri dan putra mahkota sudah membaik?" tanya kaisar Yuan
"Benar yang mulia, kesehatan putra mahkota dan permaisuri sudah berangsur membaik, hanya saja masih ada sedikit sisa racun di badan mereka" ucap tabib itu kembali menjelaskan
"Jika memang seperti itu, bukankah seharusnya tabib tetap berada disini sampai permaisuri dan juga putra mahkota sembuh?" tanya kaisar Yuan heran
"Itu benar yang mulia, hanya saja akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang di sebabkan oleh para selir dari putra mahkota, terutama selir Jun Jiya. Jadi kami berpikir untuk segera pergi dari sini" ucap tabib itu, dalam sekejap matanya berkilat licik namun sedetik kemudian berubah menjadi sendu
"Selir putra mahkota?" kaisar Yuan pun mengerutkan dahinya pusing
"Apa yang di inginkan selir itu?" tanya kaisar
"Mereka berebut ingin merawat putra mahkota dan permaisuri yang mulia, mereka juga selalu berteriak pada kami saat keinginan mereka kami tolak,selir Jun Jiya bahkan mengejar dan berniat menghukum kami tadi karena tidak di beri izin untuk merawat putra mahkota" ucap Jiu
"Baik lah, zen minta maaf atas kelakuan para selir itu, zen akan segera mendisiplinkan mereka, lebih baik sekarang kalian kembali dan beristirahat di paviliun" ujar kaisar Yuan menengahi permasalahan antara tabib itu dengan Selir putra nya.
Mereka pun segera membungkuk dan pamit pada kaisar kemudian berjalan menuju paviliun mereka
"Prajurit.." panggil kaisar Yuan dengan wajah memerah.
"Hamba yang mulia" ucap seorang prajurit langsung datang menuju kehadapan kaisar.
"Katakan pada semua selir putra mahkota, mereka akan di asingkan ke istana dingin selama 6 bulan dan harus menyalin tata krama selir sebanyak 1000 lembar" ucap kaisar tajam
"Baik yang mulia" prajurit itu pun segera membungkuk dan langsung keluar dari ruang kerja kaisar.
"Benar-benar menjengkelkan, dasar selir-selir bodoh" ucap kaisar sambil memijat dahinya