NovelToon NovelToon
Suamiku Itu Mantan Bosku

Suamiku Itu Mantan Bosku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / POV Pelakor / Office Romance
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aping M

Deskripsi: Hazel merasa dunia runtuh saat dia dipecat akibat fitnah dari rekan kerja dan baru saja mendapati kekasihnya berselingkuh. Dalam keputusasaan, dia pulang ke rumah dan menyerahkan segalanya pada orang tuanya, termasuk calon pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Namun, saat keluarga dan calon suaminya tiba, Hazel terkejut—yang akan menjadi suaminya adalah mantan bos yang selama ini sangat dibencinya. Dihadapkan pada kenyataan yang tak terduga dan penuh rasa malu, Hazel harus menghadapi pria yang dianggapnya musuh dalam diam. Apakah ini takdir atau justru sebuah peluang baru? Temukan jawabannya dalam novel "Suamiku Mantan Bosku"😗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aping M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Pertemuan Keluarga

Flashback Off

"Hazel!!" Ivy memanggil Hazel dengan nada tinggi, membuat Hazel tersentak dari lamunannya. Hazel menoleh ke arah Ivy dengan ekspresi terkejut.

"Ya ampun, Ivy, kamu mengagetkanku saja," keluh Hazel, sambil memegang dadanya yang berdebar.

Ivy mendekat dengan langkah ringan, "Lagian kamu aneh, daritadi melamun terus. Bos seperti itu tidak usah dipikirkan lagi. Lagipula, kalian juga tidak akan bertemu lagi, apalagi satu rumah," Ivy berkata sambil tertawa terbahak.

Hazel tidak bisa menahan senyum mendengar kata-kata Ivy. "Haha, benar juga kata kamu, Vy. Aku harus mulai melupakan semua yang terjadi dan fokus pada masa depan," sahut Hazel, merasa sedikit lega, tetapi ia belum siap untuk menceritakan tentang hal perjodohan dirinya.

Ivy mengangguk, "Betul, kau punya banyak hal lain yang lebih penting untuk dipikirkan. Kita harusnya merencanakan langkahmu selanjutnya, bukan terjebak dalam kenangan buruk itu."

Hazel menarik napas dalam, merasakan dukungan dari sahabatnya. "Aku beruntung punya kamu, Ivy. Aku harusnya memikirkan karirku, mungkin ini saatnya aku mencari pekerjaan baru, di tempat yang lebih baik."

"Tepat sekali! Kamu berbakat dan layak mendapatkan tempat yang lebih menghargai kamu," Ivy menguatkan. "tapi jangan lupa mengajakku untuk bekerja bersamamu ya” bisik Ivy, membuat Hazel terkekeh kecil.

Mereka tertawa bersama, merasa lebih ringan. Saat itulah Hazel menyadari betapa pentingnya memiliki teman yang mendukung di saat-saat sulit. Hazel berpikir, apakah ini saatnya dia menceritakan tentang siapa dirinya pada Ivy? Apakah dia akan tetap menerima Hazel sebagai temannya? Setelah Hazel tau bahwa dia sangat membenci orang kaya.

Hazel merasa lesu. Dia khawatir, bagaimana jika Ivy mengetahui latar belakang Hazel yang sebenarnya? Namun, sebelum Hazel bisa memutuskan, matanya tertuju ke arah pria yang sangat dikenalnya yaitu John, pria yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya, yang kini sedang bercumbu mesra dengan wanita lain di restoran.

“John,” bisik Hazel hampir tidak terdengar. Ivy yang mendengar suara Hazel, langsung melihat ke arah yang ditunjuk Hazel dan benar, di sana ada John dengan seorang wanita.

Padahal, baru kemarin Hazel meminta John untuk mengakhiri hubungan mereka. Melihat John dengan wanita lain, hati Hazel terasa sakit. Tapi kehadiran John di sana membuka kembali luka yang baru saja dia rasakan.

“Kurang ajar, memang John tidak punya hati!” geram Ivy. Dengan gerak cepat, Ivy beranjak dari kursinya dan menghampiri John yang sedang memesan menu.

Plakkk...

Suara tamparan dari Ivy terdengar. John yang terkejut dan marah ingin membalas tamparan itu kepada Ivy. Namun, saat tangannya melayang, Hazel cepat-cepat mencegahnya.

“Sesungguhnya aku sangat jijik menyentuhmu, John, tetapi aku lebih tidak akan membiarkan kamu menampar temanku dengan tanganmu yang kotor itu,” ujar Hazel tegas dan melepas kasar lengan John.

John menatap Hazel, “Kau masih belum bisa melupakanku, Hazel sayang?” tanyanya dengan nada mengejek.

Hazel memandang John dengan tegas, “Justru kehadiranmu di sini membuat aku yakin bahwa aku sudah membuat keputusan yang tepat untuk mengakhiri hubunganku denganmu. Kamu bukan lagi bagian dari hidupku, John. Aku sudah melanjutkan hidupku dengan bahagia tanpa dirimu.”

John terdiam, tampak kaget dengan ketegasan Hazel. Hazel kemudian menarik paksa Ivy meninggalkan John yang masih terpaku di tempatnya.

“Hei Wanita yang bersama John, kau pikirkanlah lagi jika ingin bersama pria brengsek seperti John” teriak Ivy di restoran. Kini mata pengunjung resto tertuju pada mereka.

Hazel dan Ivy pun kembali ke meja mereka, dan Hazel merasakan rasa lega yang mendalam. Walaupun pahit, dia tahu bahwa menghadapi John dan mengakhiri hubungan itu adalah langkah penting untuk melanjutkan hidupnya.

Sedangkan John yang dipenuhi rasa malu, meninggalkan wanitanya seorang diri dan pergi dari restoran itu begitu saja.

Di meja, Ivy memeluk Hazel, untuk memberikannya dukungan. “Aku bangga padamu, Hazel. Kamu wanita yang kuat dan layak mendapatkan yang lebih baik daripada pria jalang itu.”

Hazel tersenyum, merasa beruntung memiliki teman seperti Ivy. Dia tahu, apa pun yang terjadi, Ivy akan selalu ada untuknya “Terima kasih Ivy”.

***

Hari telah berlalu begitu cepat, tepat hari minggu saatnya Lucas bersama kedua orang tuanya bersiap untuk menghadiri acara makan malam bersama di mansion utama milik keluarga Harrison untuk membahas mengenai pernikahan Lucas dengan Hazel.

Namun, sebelum Lucas pergi, dia masih menyempatkan diri untuk bertemu dengan Reina kekasihnya dengan beralasan ada kerjaan penting yang harus di selesaikan. Karena Reina begitu memaksa untuk bertemu Lucas, padahal dia hanya ingin membujuknya agar Lucas memberikannya uang lagi untuk dia pergi ke luar negeri.

Di sebuah kafe terpencil, Reina mencoba merayu Lucas. Saat ia hampir menciumnya, Lucas dengan tegas menahan tangannya. "Reina, cukup. Aku benar-benar tidak dalam mood," katanya, suaranya penuh ketegasan.

Reina, yang biasanya tak mudah menyerah, berdecak kesal. Lucas menambahkan, "Aku sudah mentransfer uang untukmu. Pergilah berlibur sampai aku menikah. Aku tahu akan lebih baik untukmu untuk tidak berada di sini."

Reina terkejut tapi juga lega mendengar bahwa Lucas telah memberikan apa yang dia inginkan. Meskipun di dalam hatinya dia merasa gembira karena mendapatkan uang, dia masih mempertahankan ekspresi sedih. "Baiklah, Lucas sayang. Aku akan pergi, tapi aku akan merindukanmu," ucapnya, menambahkan lapisan drama pada perpisahan mereka sembari menyandarkan kepalanya di pundak Lucas.

Lucas merespons dengan lembut, "Aku pulang dulu. Jaga dirimu baik-baik." Setelah itu, ia beranjak pergi, meninggalkan Reina yang berpura-pura melambaikan tangan dengan senyum pahit.

Di tempat lain, suasana di rumah keluarga Hazel terasa hangat dan penuh kebahagiaan. Hazel, yang tengah bersiap-siap untuk makan malam, berdiri di depan cermin, mencoba gaun yang akan dia pakai. Ibunya, yang menyaksikan putrinya dengan penuh kebanggaan, tidak bisa menahan diri untuk memuji.

"Cantik sekali anak ibu yang mau bertemu calon suaminya," puji ibunya dengan senyum lebar.

"Ibuuu, bukannya Hazel memang selalu cantik?" keluh Hazel, sambil tersipu malu.

Tiba-tiba, ayahnya muncul, masuk ke kamar dengan ekspresi bahagia. "Ada apa sih dua wanita cantik ini ramai sekali sepertinya?" tanyanya dengan semangat.

Ibu Mega, yang mata nya berkaca-kaca, menjawab, "Lihatlah, Ayah. Kini putri kecilmu sudah besar, bahkan dia akan segera menikah dan meninggalkan kita lagi," ucapnya, sambil melihat wajah cantik Hazel yang terpantul di cermin.

Hazel merasa terharu mendengar kata-kata ibunya. Dia berbalik dan memeluk kedua orang tuanya erat. "Aku mungkin akan menikah, tapi aku akan selalu menjadi putri kecil kalian. Dan aku tidak akan pernah meninggalkan kalian," kata Hazel dengan suara yang penuh emosi.

Ayahnya tersenyum, memeluk mereka berdua. "Kami bangga padamu, Hazel. Dan ayah yakin, kamu akan menjadi istri yang baik untuk suamimu kelak” ujar Ayah mengelus lemput kepala rambut Hazel.

Hazel pun hanya membalas dengan seutas senyum manis di bibirnya.

Tok.. tok.. tok..

“Permisi tuan, tuan Arthur dan keluarganya sudah datang” ucap seorang pelayan.

“Ibu, aku sangat gugup” cemas Hazel, bahkan dia belum mengetahui nama dari calon suaminya itu.

Ibu Mega terkekeh kecil melihat putrinya yang tampak cemas dan gelisah. "Tenanglah nak, ibu yakin calon suamimu akan sangat menyukaimu. Ibu sudah sangat mengenal baik keluarganya," ujar ibu dengan suara lembut, mencoba menenangkan Hazel.

Hazel menarik napas dalam, berusaha meredakan kegugupannya. Meskipun dia telah bertemu Lucas sebelumnya, namun berada dalam konteks yang berbeda kali ini membuatnya merasa gugup. "Terima kasih, Ibu. Aku harap semuanya akan berjalan lancar," balas Hazel, mencoba tersenyum.

"Akhirnya, kita semua berkumpul di sini," ucap Ayah Foster dengan suara penuh kegembiraan, menyambut Ayah Henry sembari berjalan menuju ruang meja makan yang sudah disiapkan secara spesial untuk malam penting tersebut.

"Saya sangat senang, rupanya kita tidak hanya menjalankan kerjasama bisnis, tapi juga tentunya lebih erat karena pernikahan anak kita," kata Ayah Henry dengan senyum lebar.

"Tuan Foster, bagaimana kabar Anda?" tanya Lucas yang berjalan di samping Ayah Henry.

"Kau ini kenapa harus memanggilku tuan? Saya ini akan menjadi ayah mertuamu, panggilah dengan sebutan ayah," ujar Ayah Foster, sedangkan Lucas hanya tersenyum kikuk.

"Putramu memang sangat tampan sekali, Nara," kata Ibu Mega, memuji Lucas.

"Hahaha, Mega, aku jadi teringat saat Lucas bermain dengan putrimu. Bukankah memang mereka berdua sama-sama cantik dan tampan?" lanjut Ibu Nara. Sebab, memang keluarga mereka sudah sangat mengenal baik, hanya saja keluarga Arthur sempat menetap selama 15 tahun di Los Angeles. Untuk itu, baik dari keluarga Harrison maupun Arthur, mereka belum pernah lagi bertemu, apalagi Hazel dan Lucas.

Mereka pun berbincang hingga menuju ruang makan yang begitu mewah dan besar, dilengkapi oleh barang-barang antik dan dekorasi yang indah.

"Di mana putrimu, Mega?" tanya ibu Nara.

"Mungkin sebentar lagi akan turun, biasa lah anak perempuan," ejek Mega. Keduanya saling terkekeh kecil, mengingat mereka pernah muda.

"Nah, itu dia anaknya," ujar sang Ayah Foster saat Hazel menuruni anak tangga.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
ff_aulia D
waktu bulan madu fi Paris lukas membeli perhiasan kok belum di berikan ke hazel...
Aprilia
Hihi iya makanya🤭
Henny Aprilaz
mampir thor
Aprilia: Terima kasih, semoga senang dengan ceritanya😊🙏🏻
total 1 replies
Aprilia
Mohon ditunggu ya kak🤭🙏🏻
Reni Anjarwani
lanjut thor
mama Al
panas panasan dah
mama Al
ehmm kekuatan istri sah bekerja
Reni Anjarwani
doubel up thor
Roulysa Marluna
pasti si reina yg tlp bpknya lucas...
Reni Anjarwani
doubel up thor , bagus sayang upnya lama
Aprilia: Huhu maaf ya sambil kerja soalnya🥲🙏🏻
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up thorr
🙈🙉🙊
Cobaan apalagi ini.....
🌟~Emp🌾
Oh ya,, 😱😱🤧🤧🤧
mama Al
hari pertama menikah
mama Al
jadi apakah hazel nanti bercerai dari Lucas dan bertemu lagi n
Fauzi Septian
Karyanya sangat menarik, alurnya jelas dan oke sih. Yaa cukup menghibur pokoknya👍🏻
Aprilia: Terima kasih kak, mampir terus yaa untuk update selanjutnya🤭
total 1 replies
Fauzi Septian
makanya dari awal udah bener manfaatin fasilitas keluarga lah jadi kembalilah Hazel ke😂
Fauzi Septian
iya lagian reinanya juga jahat buat apa hormat 🤣
𝕱𝖗𝖔𝖒 𝖙𝖍𝖊 𝖗𝖎𝖛𝖊𝖗 𝖙𝖔 𝖙𝖍𝖊 𝖘𝖊𝖆
dipecat dgn cara seperti ini pasti kecewa dan malu
Aprilia: Iyaa betul, jangan bosan mampir ya kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!