Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Kebenaran
Carol yang merasa sakit hati, pergi dari apartemen Peter. Dia ingin ke rumah orang tuanya untuk menenangkan diri.
Hari sudah menjelang tengah malam tapi gadis itu mengendarai mobilnya seorang diri. Tidak ada manager atau pengawal yang biasanya setia bersamanya.
"Dasar laki-laki brengseek!" Carol berteriak sambil memukul-mukul setir kemudi.
Semua lelaki yang dekat dengan dirinya pasti hanya ingin tubuhnya saja. Bahkan Peter sampai berjanji akan menikahinya, ternyata semua hanya omong kosong belaka.
Sesampai di kediaman keluarga Watson, Carol terdiam enggan untuk turun dari mobilnya karena keadaan rumah keluarganya begitu berantakan.
Dia takut kelompok misterius itu datang lagi dan benar saja tiba-tiba kaca mobil Carol dihancurkan oleh salah satu anggota kelompok itu.
"Keluar kau jalaang!" teriaknya.
Carol yang takut hanya bisa pasrah, dia keluar dari mobilnya dan tubuhnya langsung diseret untuk masuk ke dalam rumah.
"Argh! Tidakkk...." Carol menjerit histeris ketika masuk ke dalam rumah dan mendapati kedua orang tuanya sudah bersimbah darah di lantai. "Ayah... Ibu... "
Carol berlari mendekati mayat kedua orang tuanya. Kemudian dia melotot tajam ke arah lelaki berbadan besar yang disinyalir sebagai ketua kelompok misterius itu.
"Apa yang kau lakukan pada orang tuaku!" teriak Carol yang sudah berdiri dan berlari menyerang ketua kelompok itu. Walau bagaimana pun mereka adalah orang tua kandungnya, kini Carol menjadi yatim piatu. Dan dia tidak terima akan hal itu.
Tapi baru beberapa langkah, aksi Carol ditahan oleh para anak buah ketua kelompok.
"Jadi kau mau menyusul kedua orang tuamu?" tanya ketua kelompok yang bernama Aland. "Orang tuamu sudah aku beri waktu yang lama untuk menemukan Gwen tapi mereka masih juga tidak berhasil menemukan gadis itu sampai sekarang!"
"Gwen, Gwen dan Gwen! Gwen itu sudah mati!" teriak Carol yang semakin membenci Gwen. Ini semua karena pelayan buruk rupa itu.
"Bisa kau buktikan jika Gwen sudah mati?" Aland berjongkok supaya bisa sejajar dengan Carol. Kemudian lelaki itu mencengkram kedua pipinya. "Aku beri kau waktu untuk menemukan Gwen jika kau gagal nasibmu akan sama seperti orang tuamu!"
"Apa yang kalian cari dari Gwen, dia hanya gadis yang mempunyai wajah cacat!" ucap Carol yang merasa Gwen itu tidak penting.
Aland terkekeh, dia semakin mencengkram pipi Carol dengan kuat. "Kami mencari apa yang ada di dalam diri Gwen!"
*****
"Saya permisi pulang, Nona," ucap Maudy setelah mengantar Gwen kembali ke apartemen.
"Kau tidak masuk dulu?" tanya Gwen.
Maudy menggeleng. "Saya akan kembali besok karena kita harus ke agensi tepat waktu!"
"Baiklah, aku tunggu!" Gwen melambaikan tangannya pada Maudy yang kembali masuk ke dalam lift.
Melihat lift tertutup, Gwen segera masuk ke unit apartemennya. Gwen melepas high heels yang dia pakai, gadis itu merasa lelah dan ingin cepat istirahat.
Tapi niatnya mungkin tidak akan terealisasi karena saat masuk ke kamar sudah ada Trevor yang menunggu kedatangannya.
Seperti biasa Trevor hanya memakai celana pendeknya dengan memperlihatkan tubuhnya yang bertelanjang dada itu.
"Trey... bisakah kau tunda marahmu atau apapun itu? Aku sangat lelah dan ingin istirahat," ucap Gwen yang tidak ingin meladeni Trevor.
Trevor tidak menjawab dan masih bergeming di tempatnya. Lelaki itu terus menyesap rokoknya dengan satu tangannya memegang segelas cocktail.
"Gwen, apa kau tidak penasaran dengan satu rahasia itu?" tanya Trevor kemudian.
"Aku tidak ingin menari stripstis lagi, okay," sahut Gwen yang sudah berpikiran negatif duluan karena Trevor pasti ada maunya.
"Aku akan memberi informasi secara gratis," ucap Trevor sambil mematikan rokoknya. Dia menatap Gwen tanpa ekspresi. "Orang tuamu yang kau kenal selama ini, mereka bukan orang tua kandungmu!"