Andara adalah gadis yang cantik pemilik kios bunga .Suatu hari dia harus menelan pil pahit sebuah penghianatan dari sahabat dan kekasihnya yang dipacarinya selama hampir 6 tahun. Tapi takdir berkata lain dan membawanya pada seorang pemuda dingin yang lumpuh putra seorang konglomerat.
Entah bagaimana mereka bisa bertemu di atas menara setinggi 50 kaki. Dan dari sanalah cinta mereka bersemi .
Nah untuk mengetahui cerita lebih lanjut, yuk simak di novel terbaruku.
Novel kali ini bergenre remaja labil yang mudah mudahan bisa menginspirasi para kaula muda untuk tidak putus asa dan tidak pernah menyerah.
Tetap semangat dan selamat membaca 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAM: 8
Satu minggu telah berlalu.
Bayu sudah lelah mencari keberadaan Andara, karena baginya Andara seperti hilang ditelan bumi dan tanpa jejak.
Apartemennya sudah dijual begitu juga dengan kios bunganya.
Hidupnya semakin tidak jelas karena kehilangan gadis yang sangat dicintainya termasuk sumber keuangannya.
Meskipun hanya memiliki kios bunga, perekonomian Andara terbilang bagus, bisa membeli apartemen, mobil bahkan bisa membantu cicilan apartemen Bayu setiap bulan.
Sekarang Andara pergi entah ke mana, tidak ada lagi yang membantu membayar cicilan apartemen. Bayu menjadi stress, meskipun gaji di perusahaan Mahendra terbilang besar tetap saja masih belum cukup dengan kebiasaan hidup mewah dan bermain wanita yang Bayu lakukan di belakang Andara.Belum lagi Vania yang tidak jauh berbeda dari wanita simpanannya yang juga menuntut kemewahan.
Pagi itu, Bayu duduk di balkon apartemennya.
Tatapannya jauh menerawang dan berandai-andai.
"Seandainya aku tidak selingkuh, seandainya aku bisa menahan hawa nafsuku, seandainya Vania tidak menggodaku, dan seandainya aku tidak tergoda mungkin Andara masih tetap di sini, dia gadis baik lembut dan pengertian juga tidak perhitungan. Achh semua memang salahku".
Bayu masih terus menyesali semua yang terjadi, dan itu membuat Vania sangat kesal. Padahal baru semalam mereka bercinta, tapi seperti tidak terjadi apa apa.
" Bay, apa sih yang kamu sesalkan, sudahlah biarkan dia pergi toh ada aku yang siap memberikan pelayanan untukmu" Ucap Vania sambil mengambil segelas air mineral di teko kecil yang berada di meja.
Bayu menatap Vania sebentar kemudian membuang muka dan pergi dari tempat itu tanpa sepatah kata.
Vania semakin kesal " Hhh apa sih hebatnya dia! Aku benci kamu Andara! kamu selalu lebih dariku! tapi kali ini aku tidak akan tinggal diam, Bayu hanya milikku dia milikku".
...🌱🌱🌱...
Andara mulai menata hidupnya lagi. Di tempat yang baru, lingkungan baru dia berharap mendapatkan keberuntungan yang lebih baik.
"Ayolah Dara lupakan masa lalu sekarang waktunya menghadapi masa depan" Ucapnya sendiri untuk menyemangati dirinya sendiri sambil menata beberapa bunga di kios bunganya yang baru.
" Kak beli bunganya satu ya" Ucap seorang anak laki-laki berseragam SMA.
" Oh iya yang mana? untuk pacarnya ya? "
"Iya kak, dia sedang ngambek, aku berharap bisa membujuknya dengan bunga ini ".
Andara terdiam sejenak teringat Bayu yang selalu memberikannya bunga setiap kali bertengkar.
" Kak, kira kira bunga yang mana ya kak? ".
Andara terkesiap " Eh iya, yang ini saja. (Andara menunjuk pada setangkai mawar merah) Biasanya cewek suka dengan mawar merah".
"Iya kak, kakak sendiri bagaimana pasti sering dibujuk dengan mawar merah ya" Goda pemuda berseragam putih abu abu itu yang membuat Andara menunduk dengan senyum kecutnya.
" Tapi ngomong ngomong kamu masih sekolah kok pacaran sih gak dimarahin sama mama kamu? " Tanya Andara mengalihkan perhatian dan rasa sakit di hatinya.
" Ya gak bilang bilang mama dong kak gimana sih" Ucap pemuda itu sambil berlari setelah memberikan uang dan mengambil setangkai mawar merah tersebut.
Andara tersenyum dan menggeleng perlahan
" Anak jaman sekarang susah dibilangi ".
###
Sementara itu, di kantor Mahendra. Devan nampak sedikit berbeda dari biasanya.
"Dev, kamu ngelamun lagi? " Tanya Aldo.
Devan pun tersentak dan segera mengambil berkas yang harus ditandatangani.
"Apa yang kamu pikirkan Dev" Tanya Aldo penuh penekanan.
Devan menggeleng untuk menutupi perasaannya,karena memang sejak seminggu terakhir pikirannya tidak bisa terlepas dari Andara .
Aldo menepuk bahu Devan " Kamu tidak bisa berbohong Dev, aku tahu saat ini kamu pasti memikirkan Andara? "
Devan menatap Aldo " Aku penasaran Do, siapa dia sebenarnya dan siapa laki laki yang sudah membuatnya patah hati".
tok tok tok
Terdengar pintu dikedor membuat keduanya menoleh bersamaan.
"Masuk" Ucap Devan.
" Pak saya mau menyampaikan laporan akhir minggu ini " Ucap Bayu kemudian masuk dan menyodorkan berkas berkas laporannya.
Devan tersenyum dan meraih serta membacanya sejenak kemudian menandatangani " Bayu kerja kamu bagus, bulan depan kamu bisa mendapatkan bonus dari perusahaan. O iya kamu sudah memiliki tempat tinggal? ".
" Sudah pak, dulu saya mencicil apartemen bersama pacar saya tapi sekarang kami sudah putus pak jadi aku berniat menjualnya karena mahal" Jawab Bayu.
" O iya, kok gitu? "
" Iya pak, apartemen yang kami sewa terbilang mewah, dan karena ada sebuah masalah pacarku pergi, aku ingin melupakan semua kenanganku pak dan pindah tempat tinggal" Bayu mulai menceritakan masa lalunya membuat Aldo menghela nafas dengan berat.
" Baguslah Bayu, itu lebih baik daripada kamu terus dihantui masa lalu" Sahut Aldo yang membuat Devan melotot tajam.
"Apa maksudmu Do! " gumam Devan yang hanya dijawab dengan bahasa tubuh dengan mengangkat kedua bahunya.
"Ehm, ma maaf sa saya permisi dulu" Ucap Bayu yang tidak mau terlibat konflik kecil antara bosnya dengan Aldo.
Setelah Bayu keluar dari ruangannya Devan menghela nafas dengan kesal " Aldo apaan sih kamu, selalu kamu ungkit masalah itu, oke oke aku akui aku masih belum terima diselingkuhi oleh Siska, tapi bukan berarti aku belum move on darinya ".
Tiba tiba Devan menghentikan ucapannya dan semakin membuat Aldo terkekeh.
" Yakin, kalau begitu ayo ikut aku" Aldo segera mendorong Devan dengan kursi rodanya.
"Kemana sih Do".
" Sudah ikut saja, gak jauh kok" Ucap Aldo kemudian mendorong kursi roda Devan dan masuk ke dalam mobilnya.
Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan, mereka pun tiba di sebuah tempat yang berbeda.
Kehidupan kota kecil yang lebih asri dan dingin, di tambah suasana lalu lintas yang tidak sepakat ibu kota.
"Aldo kenapa kamu membawaku ke kota ini?".
" Dev, aku tahu perasaanmu, kita sudah bersahabat lama, kamu sering membantuku sekarang biarkan aku membalasnya ".
Devan menggeleng perlahan " Do ".
Aldo tersenyum tipis dan meninggalkan Devan sendirian di sana.
Aldo berjalan ke arah mobilnya, sedangkan Devan yang masih bingung hanya mematung menatap punggung Aldo yang semakin menjauh darinya.
" Apa sih maksudnya " Gumam Devan sendirian di pinggir jalanan itu.
Aldo menatap ke sebuah tempat yang nampak ramai dengan para remaja membawa bunga.
Sebuah kios bunga segar.
Devan mengarahkan kursi rodanya perlahan dan dilihatnya seorang gadis yang sangat cantik, dengan senyum manis sedang menata sebuah buket bunga mawar merah.
Gadis itu nampak berbeda, kali ini nampak aura kecantikannya dan gigi gingsulnya yang menambah manisnya. Matanya bulat dengan bulu mata melengkung alami serta senyumnya yang sangat hangat.
Gadis itu masih belum menyadari ada sepasang mata yang dari tadi memperhatikannya. Dia tetap dengan kegiatannya merangkai satu demi satu mawar merah.
"Kak, aku ambil yang ini ya" Ucap seorang pembeli.
" Iya ambil saja " Jawab gadis itu senyum cantiknya.
Devan masih enggan untuk menyapa dan terus menatapnya.
Hingga akhirnya gadis itu tanpa sengaja menoleh dan pandangan mereka bertemu.
"Devan"
" Andara "
( Apa yang akan terjadi setelah pertemuan mereka? nantikan di part selanjutnya ya 😄)