Me And The Boss Mafia
"Gwen! Gwen...," teriak Carol memanggil pelayan di rumahnya itu. Atau lebih tepatnya seorang budak karena Gwen adalah seorang pelayan tanpa digaji. Dia bekerja di keluarga Carol Watson karena harus melunasi hutang mendiang orang tuanya.
Gadis cantik bermata bulat itu segera menghentikan pekerjaannya sejenak dan berlari mendatangi Carol di ruang tamu.
"Iya, Nona." Gwen menunduk hormat pada gadis yang usianya sama dengannya itu.
"Cepat buatkan kami minum!" perintah Carol yang saat ini bersama teman prianya.
Pria itu memandangi wajah Gwen yang sangat cantik, Carol bahkan tidak ada apa-apanya dibanding Gwen.
"Dasar mata keranjang!" umpat Carol yang menyadari jika teman prianya lebih tertarik pada Gwen. Sebenarnya hal itu sudah sering terjadi. Oleh karena itu dia sangat membenci Gwen, tidak boleh ada yang menandingi kecantikannya apalagi orang itu hanyalah seorang pelayan.
"Siapa yang mata keranjang sayang?" pria itu berusaha membujuk Carol supaya tidak marah padanya. "Kau hanya wanita satu-satunya untukku!"
Gwen segera pergi meninggalkan pasangan yang bercumbu tanpa malu padanya itu. Gwen sudah biasa melihat hal itu karena Carol sering bergonta-ganti pasangan bahkan Gwen tanpa sengaja pernah melihat Carol bersenggama dengan teman-teman prianya.
"Lebih baik aku cepat membuatkan minum untuk mereka," gumam Gwen yang akan membuat teh susu.
Gwen merebus air panas secara manual karena dispenser di rumah itu kebetulan rusak dan belum diperbaiki.
Saat meracik teh susu yang dia buat, Tiba-tiba Gwen merasakan tangan kekar melingkar dipinggangnya dari belakang.
"Akh!" Gwen kaget tapi buru-buru pria yang memeluknya itu membekap mulutnya.
"Jangan berteriak, Baby!" desis pria itu ditelinga Gwen.
Pria itu membalik tubuh Gwen dan melepas tangan yang membekap mulut gadis itu. "Kau sangat cantik Gwen, bagaimana jika kau jadi simpananku saja daripada harus menjadi pelayan."
Plak!
Gwen menampar pria itu. "Aku tidak akan sudi!"
Tindakan Gwen itu membuat sang pria meradang, dia yang sebelumnya izin ke toilet pada Carol akhirnya berteriak memanggil teman kencannya itu.
"Carol!"
Carol bergegas ke dapur dan mendapati teman prianya bersama dengan Gwen.
"Kenapa kau ada di sini?" tanyanya.
"Pelayanmu ini sungguh tidak tahu diri, dia mencoba menggodaku sayang!" pria itu mengadu dan memutar balikkan fakta.
Gwen menggelengkan kepalanya kuat. "Tidak! Aku tidak melakukannya. Dia sendiri yang mendatangiku!"
Tentu saja Carol tidak akan mendengarkan perkataan Gwen. Dengan membabi buta, Carol mengambil air yang sudah mendidih di kompor dan langsung menyiram wajah Gwen memakai air panas itu.
"Akhhhhh!" teriakan panjang dari Gwen terdengar menggema di dapur itu karena wajahnya yang disiram air panas.
Gwen berjongkok merasakan panas dan perih di wajahnya.
Bukannya merasa bersalah Carol justru memaki-maki Gwen di sana.
"Dasar gadis tidak tahu diri! Beraninya mengganggu priaku, sekarang rasakan akibatnya!" ucap Carol sambil menarik teman prianya untuk mengajaknya bercinta.
Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Gwen mencoba kembali ke kamarnya. Dia ingin menghilangkan rasa perih di wajahnya sekarang karena rasanya sangat panas, kulit wajahnya melepuh dan berdarah.
Gwen ingin ke rumah sakit tapi sepeser uang pun dia tidak punya.
"Akh! Sayang.... lebih cepat! Kau sangat hebat, Akh!" suara-suara itu terdengar ditelinga Gwen saat gadis itu melewati kamar Carol.
Gwen meremas baju lusuh yang dia kenakan, setelah menyiram air panas padanya Carol malah bercinta seolah merayakan penderitaannya yang tak berujung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Araaa
wowkw
2024-10-10
0
Laode Muslimin
wik wik
2024-10-09
0
Anonymous
keren
2024-08-01
0