My Husband, I Love You

" Eh tuan, nyonya, silahkan masuk." Ujar bi Susi tersenyum lebar melihat kedatangan majikannya.

Tuan Haris dan nyonya Sarah masuk kedalam.

" Keenan sama Lila mana bi?." Tanya nyonya Sarah setelah ia dan suaminya duduk.

" Tuan muda sedang keluar kota nyonya, kalau nona Lila ada dibelakang."

" Panggilkan Lila kesini ya."

" Baik nyonya." Bi Susi melangkah menuju dapur memanggil Kalila.

" Hai sayang, mama kangen banget sama kamu." Ujar nyonya Sarah bangkit dari duduknya dan memeluk Kalila saat dia datang.

" Saya juga kangen sama mama." Balas Kalila memeluk Sarah.

" Kenapa formal gitu, jangan pake 'saya' dong ngomongnya, pake 'aku' aja, paham." Ujar nyonya Sarah setelah mengurai pelukannya

" Eh iya ma."

Kalila kemudian menyalimi kedua mertuanya.

" Keenan pergi kekota mana, kamu tau dia pergi?." Tanya nyonya Sarah.

" Saya, eh... Lila tau... Keenan pergi keluar kota, tapi kotanya dimana Lila tidak tau." Jawab Kalila, untuk pertama kalinya ia memanggil suaminya tanpa embel-embel 'tuan' , walau tak didepan orangnya langsung. Ada rasa bahagia menyusup kerelung hati.

Mereka dapat melihat kecanggungan Kalila saat menyebut kata nama Keenan.

Melihat sikap Kalila, tuan Haris beradu tatap dengan sang istri, ternyata hubungan anak dan menantunya belum ada kemajuan.

Padahal, mereka sengaja berkunjung pagi-pagi sebelum Keenan berangkat kekantor. Mereka kira, saat Keenan menjenguk tuan Haris dirumah sakit, hubungan anaknya itu dengan sang istri sudah membaik. Ternyata mereka berharap terlalu cepat.

Tuan Haris sudah 5 hari ini keluar dari rumah sakit, karena keadaannya sudah pulih. Berkunjung kerumah anaknya ia kira bisa melihat keromantisan anak dan menantunya, tapi nyatanya tidak.

" Anak itu, benar-benar keterlaluan, masa istri sendiri gak dikasih tau." Gerutu nyonya Sarah.

" Ya sudahlah, lupakan anak itu. Kami kesini karena ingin melihat menantu kami yang cantik ini."

Mendengar perkataan Sarah, Kalila tersenyum malu.

" Apa kamu nyaman tinggal disini, apa Keenan memperlakukanmu dengan baik?."

" Iya ma, mas Keenan sangat baik pada Lila." Jawabnya berbohong. Ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya.

Melihat bagaimana mertuanya memperlakukannya, ia merasa mereka pasti akan marah saat tau bagaimana putra mereka memperlakukannya.

" Kamu gak sedang bohongkan?." Tanya Sarah menyelidik.

" Ti-tidak ma, untuk apa Lila berbohong." Jawab Kalila terbata, merasa takut kalau kebohongannya ketahuan.

Disela obrolan, bi Susi datang dengan 3 cangkir teh.

" Minumnya tuan, nyonya."

Sarah mengangguk tersenyum.

" Makasih ya bi."

" Minumnya nona." Tawarnya pada Kalila. Kalila terkejut, tapi ia menyadari karena sedang ada kedua mertuanya.

Setelah Bi Susi pergi, Sarah kembali mengajak Kalila mengobrol, atau lebih tepatnya Kalila hanya mendengarkan apa yang Sarah bicarakan sesekali menjawab bila ditanya.

Sedangkan tuan Haris sendiri yang menjadi penonton istri dan menantunya itu.

' Kalila wanita yang baik, semoga kau bisa membuka hatimu untuknya Keenan.'

Setelah mengobrol panjang lebar, Sarah dan Haris pamit pulang.

" Ya sudah, kami pulang dulu ya nak. Jaga dirimu baik-baik." Ujar Sarah.

Kalila menyalami kedua mertuanya, kemudian mengantar mereka sampai masuk mobil.

Setelah mobil sudah keluar dari pagar rumah, Kalila kembali kedalam. Ia sangat bersyukur, kedua mertuanya benar-benar menerimanya dengan baik. Ia merasa beruntung mendapat mertua seperti mereka disaat suaminya sendiri membencinya.

Sedangkan dikota X, Keenan tengah meninjau proyek pembangunan mallnya.

" Pembangunan sudah 85 % tuan, tinggal beberapa bagian yang masih dalam proses." Lapor seorang mandor dalam proyek.

" Bagus, pastikan bahan-bahan bangunan adalah bahan yang berkualitas. Aku tak ingin ada kekurangan apapun dalam proyek ini." Ujar Keenan dengan meletakan kedua tangannya disaku celana sembari matanya menelisik setiap sudut bangunan besar yang belum rampung itu.

Setelah berbincang banyak, Keenan memutuskan untuk kembali kehotel.

Pintu diketuk dari luar saat Keenan baru saja merebahkan tubuhnya.

" Siapa?."

" Aku." Alin menjawab dengan kesal.

Dengan malas, Keenan bangkit dan melangkah menuju pintu.

" Sayang, kamu kok gak ajak-ajak aku kelokasi proyek sih." Ujarnya cemberut langsung masuk kekamar dan duduk dibibir ranjang.

" Akukan sudah bilang, jangan salahkan aku kalau aku tak memperhatikanmu. Lagipula aku kira kau akan menolak jika aku mengajakmu ketempat proyek." Ujar Keenan.

" Bukankah kartuku masih ada padamu?." Tanya Keenan mengingat kartu yang ia berikan saat berada direstoran.

" Eeemm iya..."

" Kau bisa gunakan untuk jalan-jalan disini, karena aku tak bisa menemanimu."

" Haah baiklah." Ujar Alin pasrah. Ia kemudian bangkit dan mengecup pipi Keenan sekilas dan keluar dari sana.

....

Tiga hari kemudian....

Kalila tengah menyiapkan makan malam untuk sang suami. Seperti yang dikatakan bi Susi jika Keenan akan pulang setelah 3 hari, jadi ia ingin masak makanan spesial.

Walau ia sendiri tak tau, apa suaminya mau memakan masakannya, mengingat perlakuan Keenan saat melihatnya memasak.

Seperti tak-tik nya sebelumnya, ia akan meminta Bi Susi mengakui ini adalah masakan bi Susi.

" Wah, makanannya banyak sekali Lila, kelihatannya semuanya enak-enak." Ujar Bi Susi menatap berbagai hidangan menggugah selera di meja makan.

" Aku memasaknya untuk tuan Keenan bi, tapi nanti bibi bilang ini masakan bibi ya."

" Ah baiklah." Jawab bi Susi pasrah. Ia memilih berbohong pada tuannya untuk membuat nonanya bahagia. Walau kali ini ia ragu, apakah tuan Keenan akan mempercayai kebohongannya kali ini.

Ting Tong Ting Tong

Dengan langkah semangat, Kalila mendekat kearah pintu, berharap itu adalah orang yang ia tunggu.

' Aku hanya akan menyambutnya didepan pintu, kenapa rasanya deg-degan sekali.' Batinnya memegangi dadanya dimana jantungnya tengah berdebar tak karuan.

Ceklek.

Pintu terbuka lebar, menampakan orang yang sedang ia tunggu, membuatnya tersenyum lebar.

Namun, belum juga kata sambutan ia lontarkan, seorang wanita yang keluar dari mobil suaminya membuat Kalila terkejut.

' Ke-kenapa nona Alin ikut dengan tuan Keenan?.'

" Hai!." Panggil Alin menyentak Kalila.

" Apa kau tak ingin mempersilahkan kami masuk, bisa pegal kaki kami nanti kalau berdiri disini terus." Kesal Alin, namun dengan sengaja tangannya bergelayut manja pada lengan Keenan.

Menunjukkan kalau ia habis berlibur dengan suaminya.

" Si-silahkan tuan...nona..." Ucapnya dengan gemetar. Menahan gemuruh tangis didadanya.

Perasaan bahagia menyambut kepulangan sang suami, seketika hilang begitu saja. Berganti dengan hati penuh rasa kecewa melihat suaminya membawa pulang wanita lain.

Sedangkan Keenan menatap Kalila dengan tatapan tak dapat diartikan. Ia merasa sesuatu mengganggu hatinya melihat ekspresi Kalila saat ini.

Keenan dan Alin masuk melewati Kalila yang tengah menahan sesak didada. Mereka menuju meja makan.

" Kau makanlah dulu, aku akan mandi." Ucap Keenan pada Alin.

" Aku akan menunggumu." Ujar Alin duduk dimeja makan. Tentunya ia ingin menarik simpati Keenan dengan menunggu.

" Baiklah." Ucap Keenan dan langsung menuju kamarnya dilantai atas.

" Hai kau!." Panggil Alin saat Kalila melewatinya.

" Iya nona?."

" Hah, jika Keenan tak memberitahuku, aku tak akan tau jika kau istrinya. Kau benar-benar terlihat seperti pembantu pada umumnya." Ejek Alin memperhatikan pakaian Alin, membuat Kalila terlonjak. Ia baru tau kalau Alin mengetahui pernikahannya.

Padahal ia kira, sikap Alin padanya karena wanita itu tak tau pernikahannya dengan Keenan. Ternyata meskipun tau, Alin tetap memperlakukannya seperti pembantu.

" Apa? Kau pikir aku tak tau kau istrinya Keenan?. Kau salah besar jika berpikir seperti itu. Tidak ada satupun rahasia diantara kami, Keenan selalu berbagi perasaannya padaku." Ujar Alin lagi ingin menambah kesedihan Kalila. Meski Keenan tak seterbuka itu padanya.

" Kau tau? Bahkan Keenan memberitahukan tentang surat perjanjian kalian. Tadinya...aku tak ingin kembali padanya setelah melihat kalian dihotel, tapi setelah dia menjelaskan semuanya, aku kembali padanya."

" Aku tak akan membiarkan wanita mura*an seperti dirimu berhasil dengan rencana licikmu itu."

" Asal kau tau saja, Keenan sangat mencintaiku, dia tak akan berpaling demi wanita gila harta sepertimu."

***

Udah 4 bab nih, gak bosen author ingetin buat kasih like, komen dan votenya🤗