NovelToon NovelToon
Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Penyesalan Suami
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

Arnav yang selalu curiga dengan Gita, membuat pernikahan itu hancur. Hingga akhirnya perceraian itu terjadi.
Tapi setelah bercerai, Gita baru mengetahui jika dia hamil anak keduanya. Gita menyembunyikan kehamilan itu dan pergi jauh ke luar kota. Hingga 17 tahun lamanya mereka dipertemukan lagi melalui anak-anak mereka. Apakah akhirnya mereka akan bersatu lagi atau mereka justru semakin saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

"Pak Arnav menangis?" tanya Andre yang melihat air mata terus membasahi pipi Arnav.

Arnav mengambil tisu dan menyusut air matanya. "Air mataku tidak bisa berhenti. Aku merasa jadi orang sangat jahat dan egois di dunia ini. Andai saja waktu bisa diputar kembali."

Andre tersenyum mendengar perkataan bosnya itu. Dia merapikan dokumen yang sudah selesai dia kerjakan. "Waktu tidak bisa diputar kembali tapi kita bisa memperbaiki kesalahan."

"Mantan istriku sekarang kembali ke kota ini dan ternyata aku punya seorang putri yang sudah berumur 16 tahun. Bodohnya aku tidak mau mengakui dia sebagai putriku dan menuduh mantan istriku hamil dengan pria lain. Pasti hati mereka berdua sangat terluka."

Seketika Andre duduk di depan Arnav untuk menyimak cerita. Dia sudah bekerja selama delapan tahun bersama Arnav tapi baru kali ini Arnav curhat masalah pribadinya. "Kalau Pak Arnav masih cinta, ya kejar lagi. Sebelum semua terlambat dan tidak ada kesempatan lagi."

"Apa Gita mau menerimaku lagi? Apa Vita mau memaafkanku?"

"Tergantung keseriusan Pak Arnav. Turunkan ego dan mulai merayu."

Arnav menumpuk beberapa dokumen pentingnya lalu dia serahkan pada Andre. "Untuk beberapa hari, kamu handle pekerjaanku. Kalau ada apa-apa kamu hubungi saja."

"Pak Arnav mau kemana?" tanya Andre. Dia sudah memberi pencerahan tapi justru pekerjaannya yang ditambah.

"Mau fokus merayu." Arnav berdiri dan memakai jasnya. Dia kini menghubungi Arvin. "Arvin kamu sudah pulang?" tanya Arnav sambil berjalan keluar dari ruangannya.

"Haduh, siap-siap punya bos di masa puber kedua." Andre membuang napas kasar melihat setumpuk pekerjaan yang akan dia kerjakan.

...***...

"Jadi kalian berdua kakak adik?" Gosip itu begitu cepat menyebar ke penjuru sekolah.

Vita hanya menganggukkan kepalanya. Sebenarnya dia enggan membahas status itu di sekolah.

"Maaf ya, gue udah salah paham sama lo. Gue kira lo juga lagi ngejar Arvin."

"Iya, gue juga minta maaf. Kakak lo masih jomblo kan sampai sekarang?"

Vita hanya tersenyum kaku sambil berjalan menuju tempat parkir. Dia merasa risih terus diikuti fans bar-bar Arvin.

"Pantas Arvin sekarang bisa tertawa, dia udah bertemu sama Mama dan adiknya. Calon kepala rumah tangga yang sayang keluarga nih."

"Percaya diri banget lo. Ingat saingan lo banyak."

Vita semakin mempercepat langkah kakinya. Dia tidak ingin terus berada di dekat fans kakaknya.

"Kak Arvin, fans kakak tuh!"

"Udah biarin." Arvin akan memakai helmnya tapi urung karena ada panggilan masuk dari papanya. "Ada telepon dari Papa."

"Hallo, Pa. Iya, aku mau pulang sama Vita ke rumah Mama."

"Dimana rumah Mama kamu. Kamu sherlock, Papa akan ke sana sekarang." Kemudian panggilan itu terputus.

Arvin menggaruk rambutnya sendiri. Dia sendiri juga bingung kenapa papanya tiba-tiba berubah pikiran. "Papa mau ke rumah Mama. Kira-kira mereka tidak bertengkar lagi kan?"

"Aku tadi kasih Papa novel Mama. Mungkin udah dibaca."

"Kalau begitu kita pulang sekarang. Sebentar aku kirim titik lokasi rumah Mama pada Papa dulu." Arvin membagi titik lokasi rumah mamanya lewat pesan whatsapp. Setelah itu dia menaiki motornya.

Tapi Vita tak juga naik ke boncengan Arvin. Dia kini melihat Shaka yang sedang berjalan dengan gadis lain. Bahkan saat berdiri di dekatnya, Shaka tak juga menyapanya.

Apa aku ada salah sama Kak Shaka?

"Shaka, jangan lupa nanti malam!" kata Arvin yang mengingatkan Shaka tentang acara bandnya malam nanti.

"Oke. Gue ingat. Bentar gue antar dia dulu. Nanti gue langsung siap-siap ke basecamp."

Gadis itu naik ke boncengan Shaka. Setelah itu motor Shaka melaju meninggalkan tempat parkir sekolah.

Vita masih bertanya-tanya dalam hatinya, mengapa sikap Shaka menjadi dingin padanya?

"Vita, ayo!" ajak Arvin karena Vita tak juga naik ke boncengannya.

Tersadar, Vita menganggukkan kepalanya dan segera menaiki motor Arvin. "Kak, cewek Kak Shaka memang banyak ya?" tanya Vita setelah Arvin melajukan motornya.

"Bukan banyak, cuma ganti-ganti aja. Aku gak pernah ngurusin kehidupan pribadinya."

Vita semakin mendekatkan dirinya agar Arvin bisa mendengar perkataannya. "Memang Kak Arvin kemarin bilang apa sama Kak Shaka. Apa dia tersinggung? Dia gak pernah chat aku, gak sapa aku juga."

Arvin tersenyum kecil mendengar perkataan adiknya. "Kamu suka sama Shaka?" tanya Arvin. "Aku memang sengaja bilang sama dia untuk tidak mempermainkan kamu. Aku tidak mau kamu sakit hati karena dia. Aku gak melarang dia mendekati kamu, asal dia serius dengan perasaannya."

Vita tersenyum. Dia memeluk kakaknya dari belakang. "Akhirnya ada seorang kakak yang melindungiku. Kak Arvin sendiri gak mutusin mau pacaran sama siapa? Fans Kak Arvin itu banyak. Jatuhkan pilihan, agar mereka berhenti mengejar."

Arvin menggelengkan kepalanya. "Aku gak mau pacaran dulu. Lagian aku belum nemuin cewek yang tepat. Aku gak suka sama cewek yang terlalu over ngejar-ngejar kayak gitu."

"Jadi harus Kak Arvin nih yang ngejar-ngejar?"

"Iya, biar sedikit seru." Arvin tersenyum kecil. Ya, selama ini dia memang belum pernah jatuh cinta karena dia hanya sibuk memikirkan hidupnya. Entah bagaimana setelah ini.

Beberapa saat kemudian motornya sudah berhenti di depan rumah Vita. Dia melihat mobil papanya sudah stand by di depan halaman.

"Papa sudah sampai dari tadi?" tanya Arvin.

Arnav yang bersandar di dekat mobilnya kini berjalan mendekat. Dia menatap Vita yang turun dari motor Arvin.

Papa tidak apa-apa tidak menganggapku anak, tapi tolong jangan tuduh Mama selingkuh.

Saat mengingat kalimat itu, hati Arnav kembali sakit. Tega sekali dia tidak mengakui anaknya sendiri. Padahal sejak awal bertemu dia sudah merasa ada ikatan batin dengan Vita.

"Vita, maafkan Papa." Kemudian Arnav memeluk Vita dengan erat.

"Papa sudah percaya kalau aku anak Papa?"

"Iya." Arnav melepas pelukannya lalu dia menangkup kedua pipi Vita dan setengah membungkuk agar Vita tidak mendongak menatapnya. "Terima kasih, kamu masih menganggapku Papa meskipun selama 16 tahun aku tidak tahu kalau kamu ada."

"Papa ...." Air mata haru itu mengalir lagi di pipi Vita.

Arnav melepas kacamata Vita lalu menyusut air matanya. "Jangan menangis lagi. Papa akan menebus waktu Papa yang terbuang selama 16 tahun itu. Papa juga akan kembali mengejar Mama kamu dan memperbaiki semuanya."

Meskipun dia tidak tahu, apa Gita masih mau membuka hati untuknya?

💕💕💕

Jangan lupa komen. 😁

1
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Jar Waty
keren kak lanjut
Maria Magdalena Indarti
baguss
Maria Magdalena Indarti
waduh siapa yg nabrak
Maria Magdalena Indarti
vita hamil
Maria Magdalena Indarti
ayooo vita semangat
Maria Magdalena Indarti
wow..... Shaka ..... sweet
Maria Magdalena Indarti
pasti Sakha
Maria Magdalena Indarti
puji Tuhan Shaka selamat
Maria Magdalena Indarti
waduh Arnav ngebet nih
Maria Magdalena Indarti
nah gitu dong langsung tembak
Maria Magdalena Indarti
masih canggung. pepet terus Arnav
Maria Magdalena Indarti
Luar biasa
Maria Magdalena Indarti
wow..... Salting ya..... hehehe
Maria Magdalena Indarti
wow....... ketemu...... deh sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
berhasil nih
Maria Magdalena Indarti
Arnav selalu emosi
Maria Magdalena Indarti
wah seruu nih ketemuan sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
arvita cerdas
Maria Magdalena Indarti
arvita cerdas untuk bertemu papa n kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!