Pernikahan Kedua Suamiku

Selamat Membaca 💔💔💔💔💔💔💔💔💔

Ross melangkah meninggalkan gedung pencakar langit itu. Dia menatap sepedanya yang masih terparkir dilobby perusahaan.

"Gimana cara aku bawanya?". Wanita itu mendesah

Ross melihat suaminya yang baru juga keluar dari gedung perusahaan.

"Mas". Ross memanggil suaminya

Langkah Herdianto terhenti. Dia melihat Ross dengan tatapan mengejek.

"Ada apa?". Tanya Herdianto ketus. Dia masih tidak terima jika Ross hamil. Herdianto merasa tidak meniduri istrinya itu sejak dia menikah. Bagaimana bisa hamil?

"Mas aku boleh nebeng gak sama kamu? Sepeda ku ban pecah belum diperbaiki". Pinta Ross.

"Emang gak bisa naik angkot?". Tanya Herdianto ketus. Dia melihat sekeliling nya takut ada yang melihat mereka. Herdianto tidak mau ada yang tahu kalau Ross adalah istrinya.

"Kalau naik angkot butuh biaya lagi Mas. Gaji aku hanya cukup buat makan". Ucap Ross. Lebih tepatnya mengadu agar Herdianto berbelas kasihan dan mau memberinya nafkah.

"Kenapa gak minta antar selingkuhan kamu aja".

Deg

"Kamu ngomong apa Mas?". Tanya Ross berkaca-kaca "Ini anak kamu Mas. Aku gak pernah selingkuh". Air mata luruh begitu saja dipelupuk mata Ross "Aku bersumpah ini anak kamu. Jika memang bukan anak kamu, maka aku akan meninggal saat melahirkan nanti".

"Alah, gak usah main sampah-sampah dehhh".

Tanpa belas kasihan Herdianto masuk kedalam mobilnya dan tidak memperdulikan teriakan Ross. Dari awal dia tidak mencintai wanita itu. Dia hanya terpaksa karen tertangkap basah. Padahal dulu, tujuan Herdianto mendekati Ross adalah untuk menghancurkan wanita itu dan merebut keperawanan nya, ehhh malah dia sendiri yang terjebak dan terpaksa menikahi wanita itu.

Ross hanya bisa menangis segugukan. Dia lelah terus seperti ini. Kenapa suaminya tega menuduh bayi yang dia kandung adalah anak pria lain? Padahal sah-sah jika itu adalah anaknya.

Ross menyeka air matanya dengan kasar. Wanita itu berjalan pelan sambil menunggu angkutan umum. Dia harus menjemput kedua anaknya disekolah. Setelah itu dia akan ke pasar belanja sayur untuk makan malam. Jika tidak dia bisa diomeli lagi oleh mertuanya.

Tanpa Ross tahu jika dari tadi Andre melihat pertengkaran nya dengan Herdianto. Andre yang hendak pulang dan menuju mobilnya harus terhenti saat mendengar pertengkaran kedua orang itu. Sopir pribadi nya sedang pulang kampung karena istrinya sakit.

"Ada hubungan apa Pak Herdi dan Ross? Apa Ross itu istrinya Pak Herdi? Tapi bukannya Pak Herdi baru menikah? Jika dilihat Ross seperti nya sudah punya anak?". Gumam Andre.

Dia berjalan masuk kedalam mobilnya. Andre menepikan mobilnya didepan Ross. Saat melihat wanita itu berjalan dengan tatapan kosong.

"Masuklah". Andre membuka kaca mobil.

"Gak usah Pak. Saya naik angkot aja". Tolak Ross halus. Dia tidak mau salah paham lagi.

"Gak ada angkot udah sore". Ucap Andre.

Ross melihat sekeliling nya. Memang tidak ada angkot seperti biasanya. Tempat itu tampak sepi. Hanya ada beberapa kendara saja yang lewat.

"Iya Pak".

Ross masuk kedalam mobil tapi dia duduk dibelakang. Merasa tidak nyaman duduk didepan.

"Ngapain kamu duduk dibelakang? Saya bukan supir kamu. Duduk didepan". Ketus Andre.

"Tapi Pak......".

"Cepat pindah. Udah sore". Potong Andre.

Ross menurut dan pindah didepan.

Sepanjang perjalanan tak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Ross sibuk memikirkan nasibnya. Nasib kedua putranya. Nasib bayi dalam kandungan nya. Serta tuduhan yang membuatnya begitu lelah.

Sementara Andre, sibuk memikirkan hubungan Herdianto dan Ross. Entah kenapa dia begitu penasaran? Selama ini dia memang tidak pernah melihat istri dari Herdianto. Yang Andre tahu jika Herdianto baru saja menikah dan memiliki seorang istri yang masih berusia belasan tahun. Apa itu Ross? Tapi jika dilihat Ross jauh sekali dari gosip yang Andre dengar.

"Ada hubungan apa sama Pak Herdi?". Tanya Andre memecahkan keheningan.

Kening Ross berkerut. Dari mana Andre tahu jika dia ada hubungan dengan suaminya?

"Gak ada hubungan apa-apa Pak". Kilah Ross. Dari dulu sampai sekarang, suaminya itu melarang dengan keras memberi tahu orang kantor tentang hubungan mereka.

"Ohhhhhhh".

Andre tak bertanya lagi. Walau penasaran. Tapi seperti nya Ross tidak mau terbuka tentang masalah pribadinya. Tohh juga bukan urusan Andre.

Ross dan Andre menjemput Jacky dan Jackson. Andre juga mengantar Ross belanja ke pasar.

Meski Ross menolak tapi Andre tak mendengar kan sama sekali. Andre hanya merasa berbalas budi, karena Ross sudah membuat hubungan nya dan Marsha membaik. Jadi anggap saja sebagai balasan.

.

.

.

.

Ross masak didapur. Dia sudah biasa dengan hal masak memasak. Dia juga memang pandai dan hobby memasak, sejak dulu.

Wajah wanita itu tampak lelah. Sesekali dai menyeka keringat nya yang keluar. Pulang kerja dia harus membereskan rumah. Karena mereka tidak memiliki asisten rumah tangga. Jadi Ross yang harus mengerjakan semua pekerjaan itu.

Ross menata makanan nya diatas meja. Dengan rapih dan telaten.

Semua anggota keluarga sudah berkumpul dimeja makan. Termasuk Herdianto dan Yuli

"Pelan-pelan sayang". Herdianto membantu Yuli duduk takut jika wanita itu tersandung, apalagi sedang mengandung anaknya.

"Makasih sayang".

Ross hanya bisa menahan sesak didadanya. Hatinya bagai tertusuk ribuan jarum. Suaminya benar-benar tidak punya hati. Entah apa kesalahan Ross pada suaminya itu hingga membuat Herdianto tega menyakiti nya.

Jacky mengepalkan tangannya kuat. Bocah berusia sepuluh tahun itu, akan mengingat sampai mati orang-orang yang menyakiti Ibunya. Terutama sang Ayah, sampai kapanpun Jacky tidak akan memaafkan Ayahnya. Dia membenci pria yang sudah membuat Ibu nya menangis.

"Ma, kita makan didapur aja. Kyky gak nafsu makan disini. Ayo Jack". Jacky berdiri dari duduknya.

"Ayo Bang". Jackson dengan polos mengikuti.

"Dasar gak sopan. Ngapain makan dibelakang?". Sindir Ligina.

Namun Jacky tak peduli, bocah itu membawa piringnya ke belakang diikuti oleh Jackson.

Melihat kedua putranya berjalan menuju dapur Ross juga ikut. Mungkin Jacky paham perasaan nya sehingga bocah itu mengajaknya sedikit menjauh.

Bersambung.....