NovelToon NovelToon
2 Bunga Setangkai

2 Bunga Setangkai

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Poligami / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:388.5k
Nilai: 5
Nama Author: cawica

Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di dalam kamar

Sinar mentari telah menghangatkan seluruh isi bumi, embun di dedaunan pun tlah mengering. Suara burung-burung kecil menyambut datang nya pagi dengan riang, terbang kesana kemari tak tentu arah dengan semangatnya.

Tapi tidak teruntuk kedua orang yang berada di salah satu kamar rumah utama ini. Mereka berdua masih terlelap mendekap satu sama lain di bawah selimut yang sama.

Insha nampak terbenam di dada bidang Hanafi sambil memeluk erat pinggang suaminya itu.

Insha sudah terjaga tapi dia memilih untuk tetap diam merasakan hangat tubuh suaminya. Ia mencium-cium lembut dada suaminya, ntah kenapa ia sangat menyukai aroma tubuh Hanafi.

tubuh mas han harum sekali...Gumamnya dalam hati.

Ia menusuk-nusukkan hidung nya di dada putih bersih itu, berharap aroma wangi tubuh Hanafi semakin tercium di hidung mungilnya itu.

hihihi...kapan lagi aku bisa dengan puas mencium dada ini..

Insha memang jarang mengekpresikan rasa cintanya pada Hanafi apalagi saat Hanafi terjaga.

Ia lebih memilih untuk slalu menerima perlakuan sayang Hanafi tanpa berminat untuk memulainya terlebih dulu.

Ia masih malu untuk menyatakan rasa cintanya pada Hanafi meskipun hanya dengan sikapnya. Di usapnya lembut pinggang Hanafi menjelajahi punggung yang putih mulus itu lalu beberapa detik kemudian memeluknya lagi dengan eratnya. Senyumnya nampak merekah di bibir mungilnya, ia sangat menyukai bermain-main dengan tubuh suaminya itu.

mas han lelap sekali tidurnya...padahal sepertinya ini sudah siang..

Insha melihat sinar mentari yang sudah terang di balik tirai jendela kamarnya yang masih tertutup sempurna.

Masih asyik membenamkan wajahnya di dada Hanafi, tiba-tiba sebuah suara mengaggetkannya.

"Apa kau suka dengan tubuhku.."

Insha terbelalak dan seketika mendongak menatap Hanafi, di lihatnya mata suaminya yang masih terpejam tapi ada senyum kecil di bibir nya.

"Mas han sudah bangun"

seketika menghentikan aktifitasnya di tubuh Hanafi, mengendurkan pelukannya di pinggang.

"Hihihi...kau kira aku tidur.."

Ternyata Hanafi sudah terjaga sedari tadi sebelum Insha terjaga, dia lebih memilih untuk diam dan terus memeluk tubuh istrinya yang masih terlelap tanpa merubah posisinya sedikit pun.

Bahkan saat Insha mulai terjaga dan bermain dengan tubuhnya, Hanafi lebih memilih untuk menikmati setiap sentuhannya.

"Kenapa kau diam..lakukanlah sesuka mu..bukankah kau suka menciumi tubuhku.?"

Kini wajah Insha menjadi merona,

"Mengapa mas han tak bilang kalau mas sudah bangun.."

Malu sendiri dengan kelakuannya tadi.

"Untuk apa..bahkan aku ingin terus pura-pura tertidur dan merasakan setiap ciuman lembut bibir mungil mu ini di dadaku.."

Sekarang sudah turun dari posisinya dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Insha.

"Jika posisiku tadi seperti ini...apa kau juga akan menciumi bibirku ini.."

Wajah Insha kini merah padam, mendapati wajah hanafi berada tepat di hadapannya dengan seringai menggodanya itu.

Jantungnya kini berdegup kencang bibir mereka hanya berjarak satu senti saja, bahkan Nafas suaminya terasa berhembus hangat menerpa wajahnya.

"Mas han...hentikan"

mendorong tubuh Hanafi ke belakang, tapi yang di dorong tak mau bergeser sedikit pun, ia malah melingkarkan tangannya lagi pada tubuh Insha yang membuatnya susah untuk bergerak.

"Kenapa...kau tak mau...kalau begitu aku yang akan memulainya.."

tanpa memberikan Insha waktu untuk menjawab Hanafi sudah ******* bibir mungil Insha itu.

Hanafi mulai meraba setiap Inchi tubuh Insha, memberikan sentuhan-sentuhan lembut di bagian sensitifnya.

Sementara Insha sama sekali tak memberikan perlawanan, ia malah terkesan menikmati setiap gerakan Hanafi di tubuhnya, kegiatan keduanya pun semakin memanas.

Tokk..tokk..tokk..

suara ketukan pintu.

Hanafi dan Insha yang sedang terbang dalam dunianya pun segera terhempas, terlonjak kaget karna suara ketukan pintu itu.

"Aaiishh..siapa sihh menganggu saja.."

Gumamnya lirih, Insha yang mendengarnya pun terkikik pelan.

"Sudah waktunya bangun mas..ini sudah siang.."sahutnya kemudian.

Hanafi melihat jam nya sudah menunjukkan pukul 07:30.

" huuuhh..."

mendengus dan melempar tubuhnya ke tempat tidur dengan kesal.

Insha pun tertawa melihat reaksi suaminya, ia segera beranjak dari tempat tidur mengambil pakaiannya yang berserak di lantai, memakainya dan segera berlari ke kamar mandi.

"Den..ini sarapannya sudah siaap...apa saya boleh masuk.."

Hanafi terkesiap dengan seorang di luar sana, ia segera meraih bajunya yang berserak di lantai segera memakainya dan menutupi separuh tubuhnya dengan selimut.

"Iya mbak masuk.."

Risna pun masuk membawa satu nampan penuh sarapan untuk kedua tuannya itu.

Di taruhnya di meja dekat tempat tidur.

"Saya taruh sini ya den.."

Sambil menundukkan pandangannya tak berani menatap tuan mudanya karna suasana kamar pagi yang begitu hangat, ia takut melihat sesuatu yang tidak semestinya, bahkan di liriknya tirai jendela pun belum sempat terbuka.

"Iya mbak terimakasih ya..."

"Iya den.."

segera berlalu pergi.

Hanafi memang meminta sarapan agak siang untuk hari ini, karna hari ini adalah akhir pekan dia tak akan pergi ke kantor, dia memilih bermalas-malasan bersama istrinya di kamar.

Tadi pagi selesai melaksanakan sholat shubuh bersama, dia menelpon dapur dan mengatakan untuk mengantarkan sarapannya tepat di jam setengah delepan, lalu dia memilih untuk melakukan kegiatan baru nya di tempat tidur bersama Insha. Dan benar saja Risna mengantar tepat waktu di jam yang di minta Hanafi.

Sudah 3 hari semenjak kepanikan pagi hari yang tercipta Insha tidak di perbolehkan keluar kamar, bahkan semua jadwal makannya akan di antarkan ke kamarnya . Hanafi meminta untuk menambahkan camilan, susu dan buah-buahan segar di setiap menu makannya.

Agar Insha segera pulih dari sakitnya.

Sebenarnya Insha pun sudah merasa sangat sehat saat ini hanya saja Hanafi terlalu khawatir akan keadaan istrinya itu hingga ia menyuruh istrinya untuk istirahat selama 3 hari di dalam kamarnya.Padahal saat sebelum menikah Insha adalah gadis pekerja keras yang tak kenal lelah, tentu saja ia jenuh dengan tetap berdiam diri di kamarnya meski dengan semua fasilitas mewah yang ada.

Insha keluar dari kamar mandi dengan senyum kemenangan karna berhasil lepas dari jerat hasrat yang membara suaminya itu.Hanafi yang menyadarinya hanya mendengus kesal akan kelakuan istrinya yang terus menggodanya .

Mereka berdua pun menghabiskan sarapan nya di selingi dengan godaan-godaan nakal Hanafi di atas tempat tidurnya.

**

Sore itu sang pemilik rumah mewah nan megah, serta pemilik label ternama Wijaya group yaitu Hanafi Abqari Agam sedang berdiri di balkon lantai 2 rumahnya, ia sedang memeluk erat pinggang istrinya yang berada di sampingnya.

hemmm...udaranya sejuk sekali..akhirnya aku bisa menghirup udara bebas..

suara hati Insha yang sangat senang sudah di perbolehkan keluar kamar meski masih berada di lingkup dalam rumah.

Tidak biasanya pula Hanafi mengajak istrinya itu bercengkrama di balkon rumahnya menatap lurus gerbang besar dan halaman rumah yang luas.

Mereka berdua berbincang-bincang hangat ,Insha kini bersandar di bahu hanafi.

"Kenapa... kau lelah.."

"Tidak mas aku sedang menikmati udara yang sejuk ini..maafkan aku.."

menyadari sandaran kepalanya di bahu Hanafi yang tiba-tiba, ia pun mengangkat lagi kepalanya.

"Lakukanlah sesukamu..."

mengelus lembut kepala Insha dan menyandarkannya kembali ke bahunya.

Tak lama setelahnya gerbang di buka oleh pak Sardi, terlihat mobil hitam milik Hanafi masuk ke halaman rumah.

seperti mobilnya mas han..dari mana mobilnya sedangkan mas han saja seharian bersamaku..Insha

Pak Sardi terlihat berlari dan membukakan pintu mobilnya juga pak Tono yang keluar membuka pintu satunya lagi.

Insha mendongak menatap Hanafi,

"Siapa mas..."

"Apa.."

"Itu yang ada di mobil itu.."

"Lihat saja sendiri kau pasti mengenalnya.."

Insha kembali menatap pintu mobil yang sudah terbuka itu, kembali bertanya-tanya siapa yang datang apalagi Hanafi bilang dia pasti mengenalnya.

Orang yang berada dalam mobil pun keluar Insha sedikit tak asing dengan kedua orang itu yang di tatapnya dari jauh, Insha mengenali postur tubuh keduanya yang di perhatikan dari atas balkon.

"Ayah...kak Salma.."

mata Insha pun berbinar, ia segera menegakkan kepalanya menatap Hanafi lekat.

"Benarkah itu kak Salma dan ayah..."

Hanafi hanya tersenyum dan menganggukan kepala dalam, ia sangat senang Insha senyum bahagia.

"Aku mengundang mereka makan malam di rumah kita.."

sahutnya lagi dengan membelai kepala Insha lembut.

"Terimakasih mas han.."

Insha menghambur memeluk Hanafi, tentu saja Hanafi terlonjak kaget akan reaksi spontan Insha, senyumnya merekah dan membalas pelukan Insha erat.

"Bolehkan aku turun sekarang.."

Insha sudah melepas pelukannya, ia seakan tak sadar atas pelukannya pada Hanafi barusan karna bahagianya.

"Temuilah mereka ...aku akan menyusulmu sebentar lagi.."

Tanpa pikir panjang Insha pun segera berlari kecil menuju lantai bawah.

"Hey hati-hati..jangan berlari kau bisa jatuh nanti.."

Sementara Insha hanya menoleh sekilas dan tersenyum pada Hanafi sambil terus berlari.

Bersambung...

1
Mochika mochika
Luar biasa
CikCintania
Maaf ngak kesian langsung sma Salma.. Pelakor tetap Pelakor apa pn alasannya..
Daffa.Nakhlah Rafie
salma walaupun sdh meninggal tttp meninggalkan luka bg insha bahkan smpai bercerai.
Daffa.Nakhlah Rafie
tdk usah mau ngurus ank hanafi sm salma krn akn mengingatkn perselingkuhan mereka beda kl ngurus ank panti asuhan.
Daffa.Nakhlah Rafie
hanafi sempt menyebut ada benih cintany di rahim salma berti hanafi jg cinta dong sm salma.munafik km hanafi dn salma
Daffa.Nakhlah Rafie
kok gak dijelasi thor gmn salma bs hamil kn jd penasaran
Nurliana Saragih
Pras,Salma dah gak mencintaimu lagi tapi dia mencintai Adik Ipar tapi suami juga!!!
😡😡😡
Nurliana Saragih
Perkataan yang ambigu?!
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
Nurliana Saragih
Sebenarnya PU WANITA disini siapa,Insha atau Salma sih???
Nurliana Saragih
Orang tua gila yang bilang kalo anak perempuan yang gak baik hanya karena dia mandul!!!
😡😡😡
Lintang Maudy
mana ada pelakor masuk syurga, yg ada neraka..ada" saja dirimu thor
gaby: Kalo pelakor masuk surga, makin bny anak gadis yg bercita2 jd pelakor. Dgn alsn biar bisa masuk surga/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
meilanyokey
Alhamdulillah, terimakasih Thor happy ending ❤️❤️❤️
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Bagus ceritanya terima kasih banyak thor🥰🥰
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
welcome baby boy😊
Inru
Mampir disini, ya Kak.. 🤗
Mitha Lestari
lanjut thor
Salmah Salmah
lebih insha bersama pres thor
Diasita Duwihayati
lanjuttt
Nila dini
jelas sakit hatilah insha.
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.
Nila dini
tetap aja salah lah Hanafi.. istri mana yg rela suaminya punya anak dari wanita lain. terus sekarang harus merawat anak itu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!