Season 1.
Gama Maziantara Gundala.
hidupnya hancur setelah pulang dari kota jogja dengan membawa nama Armala Anggun dihatinya. ia menjadi seorang pemabuk yang suka memeluk sembarang wanita yang ditemuinya. tak jarang hal itu membuatnya berkasus. tingkahnya juga menjadi sangat kasar.
merelakan perasaannya ternyata tidak semudah bayangannya. penolakan pertama yang ia rasakan membuat hatinya tak bisa lagi sembuh seperti semula. dalam kesakitannya, ia tetap berusaha mencari seorang penyembuh untuk hatinya. sampai ia bertemu dengan Ayyara Manda, seorang wanita yang sudah bersuami.
apa memang Gama ditakdirkan untuk berurusan dengan wanita bersuami? apa itu berarti dia akan sakit untuk yang kedua kalinya?
NB.
Mak e sarankan untuk membaca 'Menguji Takdir Pernikahan' terlebih dulu, karna masa lalu Gama ada disana, biar lebih nyambung.
Follow:
ig ➡️ makee949
fb ➡️ Si (Mak Ee)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Ee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayyara Manda.
Dan,, disinilah aku. duduk disamping seorang pria asing yang baru saja kukenal beberapa bulan yang lalu. kami bahkan baru bertemu beberapa kali. tapi saat ini, pria asing ini sedang menjabat tangan seorang penghulu dan mengucapkan namaku dengan indahnya. aku tak menyangka kalau aku akan menikah secepat ini setelah perceraianku. apalagi dengan pria psikopat ini.
sebuah gaun kebaya putih membalut tubuhku. sebenarnya nafasku sedikit sesak karna gaun ini melekat ketat di tubuhku. tapi aku berusaha untuk menjaga keanggunanku di depan keluarga pria asing ini. kejadiannya sangat cepat. hanya seminggu setelah aku dan Gama bersepakat untuk menandatangani surat perjanjian itu. entah apa keluarganya tau tentang hal itu.
ada kebencian dihatiku. aku benci, kenapa saat pria itu menyebutkan namaku, jantungku berdetak dengan sangat kencang? aku khawatir seseorang akan mendengarnya. aku kewalahan mengendalikan diriku sendiri.
pria itu, Gama Maziantara Gundala. yang aku baru saja tahu nama lengkapnya. memandangku dengan sesungging senyum yang menghiasi bibirnya setelah saksi mengucapkan kata sah.
aku tidak maunmembalasnya dan hanya menatapnya saja. aku masih ragu dengan pilihanku, apa ini benar? apa yang kulakukan ini sudah benar? pertanyaan itu terus saja memenuhi otakku. dan sempat membuatku ingin membatalkan perjanjian itu. tapi bayangan kedua orang tuaku kembali menguatkan tekadku.
pertemuanku dan Gama bahkan penuh dengan drama. pria aneh yang tiba-tiba saja memelukku saat aku pulang dari minimarket itu kini telah menjadi suamiku. kalau mengingat kejadian itu, kejadian yang membuatku sampai berurusan dengan polisi dan satpol pp. benar-benar sangat merepotkan.
aku diterima dengan hangat di keluarganya. mereka bahkan menerima syaratku untuk menikah di kantor KUA saja. hanya beberapa orang yang menghadiri pernikahan sederhana ini. satu-satunya yang nampak mewah bagiku adalah sebuah cincin berlian yang sedang bertengger di jari manisku saat ini.
apa mereka tau kalau pernikahan ini hanya pura-pura belaka? ah,, aku tidak tega saat melihat senyuman kebahagiaan yang nampak di wajah kedua orang tua Gama. mereka adalah orang yang sangat baik. yang seharusnya tak pantas jika kami membohonginya seperti ini. tapi sudah tak ada jalan untuk mundur. biarlah kami dihukum nanti.
saat ini, aku sudah berada di dalam mobil bersama Gama, mobil itu akan membawa kami kerumahnya. tinggal bersama selama menikah merupakan syarat yang tertera di surat kontrak yang ku tanda tangani. sepanjang perjalanan kami hanya terdiam. tak saling bicara sedikitpun. aku sibuk dengan fikiranku sendiri. mungkin begitu juga dengannya.
kira-kira, apa yang dia fikirkan??
pernikahan ini hanya akan berjalan selama satu tahun saja. sangat singkat. ya,, aku tahu itu. karna itu aku menerimanya. bagaimana dengan status dan pandangan orang-orang terhadapku setelah aku bercerai untuk yang kedua kalinya? aku tidak peduli itu. orang tuaku adalah yang terpenting sekarang. aku tidak akan mendengarkan perkataan orang-orang itu. toh aku tak pernah meminta makan pada mereka. apalagi merugikan mereka. iya kan?
sempat terbersit di fikiranku, apakah aku akan jatuh cinta pada pria ini? tentu saja itu tidak mungkin. pernikahan ini kan hanya pura-pura saja. tidak mungkin akan melibatkan perasaan kami. aku sangat yakin akan hal itu.
cinta.
satu kata yang sudah kukubur jauh didalam hatiku. aku sudah tidak menginginkan hal itu lagi. rasa sakit di pernikahanku yang pertama telah membuat sebuah lubang besar tak berdasar dihatiku, jadi kubuang saja cinta itu kedalamnya.