Disarankan untuk membaca novel Emak yang kedua berjudul For 365 sebelum membaca novel ini .
Sepenggal kisah tentang gadis biasa yang memberanikan diri untuk meraih mimpinya hingga sekolah di luar negeri . Bertahan dengan semua tempaan demi tempaan yang sedikit demi sedikit membuatnya menjadi gadis yang kuat . Berkali kali terluka nyatanya tak menyurutkan tekadnya untuk membuat bangga keluarga dan orang orang yang telah menolongnya . Di bumbui kisah cinta yang manis walau awalnya terasa pahit .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
" Tuan ini coklat panas sesuai permintaan Tuan Abbio , dengan setengah sendok gula seperti biasanya " kata Gracia dengan sikap yang di buat seanggun mungkin .
Sedangkan Abbio yang mengetahui kedatangannya hanya sekilas melihatnya tanpa berkata apapun , hingga dengan muka masam gadis maid itu pergi sendiri dari hadapannya .
Dari kejauhan dia berharap pria itu segera meminumnya , Gracia sudah tidak sabar ingin segera menjadi nyonya besar di mansion ini . Tapi hingga coklat itu setengah dingin Abbio tetap saja tidak menyentuhnya .
Sementara itu Anna yang berjalan di taman pinggir kolam renang tidak menyadari bahwa dari tadi keberadaannya telah merebut perhatian seseorang . Seorang pria yang ia tahu sangat membencinya . Mata pria itu bahkan tak berkedip ketika melihatnya .
Sudut bibir Abbio terangkat ketika melihat gadis itu malah mendekat ke arahnya . Dia tahu Anna belum menyadari kehadirannya . Gadis itu duduk dipinggir kolam dengan memainkan ujung jari kakinya di dalam kolam hingga timbul riakan kecil di sekitarnya .
" Cantik .... " gumamnya lirih hampir tak terdengar .
Hingga mata bening itu akhirnya melihat ke arahnya dengan sedikit terbelalak dengan bibir mengerucut .Menjadi sangat menggemaskan di mata nya .
" Apa kau memang senang menggoda pria ? Kau sengaja mendekatiku kan agar aku tertarik padamu ?? "
Kata kata Abbio itu sukses menghentikan langkah Anna yang ingin segera pergi dari tempat itu untuk kembali ke kamar . Sebenarnya dia sudah lelah untuk berdebat tapi ia juga ingin melampiaskan rasa kesalnya pada pria itu .
" Untuk apa aku sudah payah menggodamu Tuan jika aku tahu kau membenciku sampai dasar hatimu !!! Buang buang tenaga .... Ada seorang pria di luar sana yang sudah di gariskan hanya untukku . Jadi tenang saja seumur hidupku aku tidak akan pernah menggodamu . Kau dengar itu Tuan ? Tidak akan pernah menggodamu .... "
Abbio menahan senyumnya ketika melihat kemarahan gadis itu .
" Atau kau mungkin yang takut akan tergoda padaku "
Senyum Abbio semakin lebar ketika gadis itu dengan masih membawa kemarahannya malah berjalan mendekat padanya . Dan gadis itu sekarang sedang berdiri persis di depannya .
" Sebutkan alasan kenapa aku harus tergoda padamu .... " tantang gadis itu tanpa ada rasa takut sedikitpun . Anna pun heran pada dirinya sendiri kenapa bisa seberani ini pada tuan muda menyebalkan yang sedang duduk di depannya itu .
Dan jantung Anna berdetak keras ketika pria itu bangkit dan berdiri berhadapan dengannya , satu telunjuk tangan pria itu mengangkat dagunya hingga sekarang mereka saling bertatapan .
" Tatap aku jika sedang berbicara ... "
Jangankan untuk berbicara , Anna merasa tubuhnya seketika tidak bisa di gerakkan ketika melihat wajah sempurna di depannya . Sebenci apapun harus ia akui jika Abbio memang pria yang sempurna . Aroma musk yang menguar dari tubuh pria itu seakan mengunci imajinasinya .
Begitupun Abbio yang sedang termakan dengan omongannya sendiri . Tadi dia sendiri yang meminta gadis itu untuk menatapnya tapi ketika ia melihat mata bening itu jantungnya seakan berhenti berdetak dan dunianya serasa berhenti berputar . Gadis itulah yang menjadi nafas untuknya saat ini .
" Aku tampan dan kaya raya "
" Pria narsis !! Amit amit ... "
" Hei tadi kau bertanya padaku untuk menyebutkan alasan kenapa kau harus tergoda padaku ... "
" Kau memang kaya ... tapi tidak tampan !!! " kata Anna yang kemudian berbalik badan ingin pergi , Anna hanya ingin menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah memerah karena malu . Tapi sebuah tangan kekar menahan satu tangan mungilnya dengan lembut .
" Tunggu ... coba lihat sekali lagi bagian mana dari wajahku yang kau sebut tidak tampan ??! "
" Dahimu lebar ... hidungmu besar dan bibirmu terlalu tebal " jawab Anna sekenanya tanpa melihat pria yang sedang menahan tangannya .
" Sudah aku bilang padamu , tatap aku jika sedang berbicara ... "
" Ckk apalagi ?!! Aku sudah katakan semuanya .... "
Abbio menarik lembut tangsn itu agar kembali.ke posisi mereks semula yaitu saling berhadapan . Pria itu tidak rela jika harus secepat itu waktunya untuk menikmati mata bening itu .
" Aku belum mengatakan sesuatu tentangmu .... "
" Tapi aku tidak memerlukan pendapatmu , aku tahu persis seperti apa pendapatmu tentang aku . Aku gadis miskin menyebalkan , aku adalah mata mata dari musuhmu , apalagi !!??? Ya Tuhan marah marah padamu membuat tenggorokanku menjadi kering .... "
Abbio tertawa kecil ketika mendengar sumpah serapah gadis itu , tapi dia terkejut ketika gadis itu malah menyambar secangkir coklat yang sudah menjadi dingin di atas meja di dekatnya . Ditepisnya cangkir itu sebelum Anna sempat meminum isinya . Gadis di depannya memang benar benar ceroboh !
PYAARRR ...
" Siapa yang mengijinkanmu untuk minum isi cangkir itu hahh !! Ceroboh !! "
" Tak perlu berlebihan begitu !! Tak perlu menepisnya juga kan . Tuan muda pelit !!! "
" Kau !!! "