Bagaimana rasanya, jika suamimu yang merupakan seorang dosen, digoda oleh sepupumu sendiri, yang tak lain adalah mahasiswi di kampus yang sama.
Bahkan, mereka sampai berani menginap di hotel. Pahahal, mahasiswi ini baru setahun menikah. Berita pernikahannya pun sempat viral, karena ia merupakan seorang selebgram yang dinikahi pengusaha tampan, berusia 12 tahun di atasnya.
"Kamu harus merasakan bagaimana rasanya suamimu diambil orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Sepulang kantor, Arya terus memikirkan tawaran Mila. Ternyata benar Mila telah mendengar ucapannya tadi. Apalagi malam ini, Mila tak ingin diantar pulang olehnya. Seketika ada perasaan tak enak hati yang ia rasakan.
“Pak, makan malam sudah siap,” lapor salah seorang asisten rumah tangganya pada Arya yang tengah melamun di ruang tengah.
Biasanya, pulang kantor ia dan Mila akan makan bersama di luar. Tapi malam ini, makan malamnya terasa begitu sepi. Semenjak perceraiannya kala itu, Arya memang sengaja menghindari makan malam sendirian di rumahnya.
Kalau tidak sedang lapar, ia tak akan makan malam ini. Sesuap demi sesuap ia telan begitu saja, seolah tak bisa menikmatinya. Pikirannya masih terfokus pada Mila.
“Harusnya aku tidak masalah, aku sendiri yang memiliki rencana untuk menikahinya, hanya demi balas dendam pada Selia dan Rega. Tapi, kenapa berat sekali jika hanya siri?” gumamnya dalam hati.
Sama halnya dengan Arya, Mila juga sedari tadi tak henti memikirkan ucapannya sendiri. Entah mengapa ia begitu berani mengajak Arya menikah siri. Itu artinya, ia akan menikah dan kembali bercerai. Padahal, ia berharap Arya bisa selamanya mendampinginya seandainya mereka menikah nanti.
“Lagian mana ada laki-laki seperti Arya yang menyukai perempuan sepertiku. Seleranya saja sekelas Selia. Rega saja, yang lelaki modelan begitu bisa tertarik pada yang lain. Artinya aku memang tak menarik perhatian laki-laki. Ah, ya sudah lah, Mil. Tak apa-apa, semakin cepat dibereskan, semakin baik. Biar aku bisa melanjutkan hidupku setelah cerai dengan Arya nanti. Aku akan resign dari kantornya dan memulai hidupku yang baru. Ayo, Mila, semangat, semuanya memang hanya demi rencanamu sendiri,” ucapnya menguatkan dirinya sendiri.
Ia lalu menghubungi Arya dan kembali membahas tentang ajakannya.
“Kapan kita akan menikah siri? Minggu depan? Atau minggu ini?” tanyanya mantap.
Tak menjawab, Arya masih diam.
“Tenang saja, Arya. Aku tahu kamu hanya pura-pura juga ‘kan? Pernikahan kita tak akan lama-lama, kamu tak perlu khawatir. Setelah semuanya selesai, kita akan kembali pada hidup masing-masing,” lanjut Mila.
Tetap terdiam, Arya hening, ia pun tak tahu jawaban apa yang seharusnya ia berikan.
Mila yang sedari tadi seakan bicara sendiri, menegur lawan bicaranya itu. “Apa kamu sudah punya pacar? Sepertinya kamu keberatan sekali dengan ajakanku, padahal sebelumnya kamu sendiri yang ingin menikahiku. Begini ya, Arya. Bilang sama pacarmu, kalau kita hanya bermain 2 sampai 3 bulan saja. Jadi, minta dia bersabar menunggumu,” terang Mila yang menduga Arya telah memiliki pasangan.
“Bukan begitu, Mil, aku....Tapi baiklah, kita akan menikah. Segera mungkin aku akan meminta anak buahku untuk mengurus berkasnya. Kirimkan saja nanti apa yang aku butuhkan.” Arya lalu menyudahi percakapannya bersama Mila.
***
“Jadi, kamu sudah cerai atau belum sih, Sel? Kata sepupuku yang kerja di salah satu anak perusahaan Arya, bosnya itu sudah cerai sama istrinya. Apa jangan-jangan kalian bercerai saat kamu hamil anaknya?” tebak salah seorang teman kampus Selia yang menduga bahwa Selia sedang mengandung.
Tak suka urusan pribadinya dibahas, Selia meminta temannya tak perlu tahu kehidupan pribadinya. Temannya itu juga tak perlu tahu apakah ia sedang hamil atau tidak. Ia juga menyanggah kabar perceraiannya dengan Arya.
Selia pun berlalu meninggalkan temannya sembari menggerutu. “Heran ya, orang-orang ‘kan tahunya aku sudah menikah, tapi kenapa aku harus diam-diam begini saat hamil. Kecuali kalau aku belum pernah menikah terus tiba-tiba hamil. Harusnya ‘kan aku bisa santai saja kalau pun ada yang tahu aku sedang hamil!”
Saat tengah berjalan cepat menuju mobilnya, tak sengaja Selia bertabrakan dengan Rega yang juga sedang akan menuju ke parkiran mobil. Hanya berpandangan sekian detik, mereka kembali berlalu menuju mobil masing-masing. Meski mereka mencoba untuk tidak saling berinteraksi di kampus, tapi teman Selia yang tadi mengobrol dengannya, menangkap sesuatu yang mencurigakan saat Selia berpapasan dengan Rega. Selia terlihat tidak menyapa atau sekadar bersikap sopan pada dosennya itu, dan justru menunjukkan semburat raut wajah kesalnya.
Teman Selia yang bernama Anin itu memang sedari awal masih mencari tahu terkait nama selebgram inisial S yang pernah mencuat di media. Entah mengapa, pikirannya tertuju pada Selia. Meski tak disebutkan nama kampusnya, tapi ia merasa ciri-ciri daerah yang disebut dalam berita itu juga mengarah pada nama kampusnya. Apalagi dari kabar yang ia dengar, Selia telah bercerai dari Arya.
Dima-diam, ia lalu membuntuti mobil Selia.
“Sepertinya ini bukan arah rumah Selia,” gumam Anin.
“Di depan bukannya mobilnya Pak Rega ya, kok Selia seperti mengikutinya terus,” lanjutnya.
Hingga 35 menit berlalu, tiba lah ia berhenti di dekat rumah tempat mobil Rega dan Selia masuk. Membungkam mulutnya, Anin dibuat heran dengan pemandangan ini. Ia yang tak tahu bahwa sepupu Selia dulunya adalah istri Rega, tentu berpikiran yang bukan-bukan, kala melihat seorang mahasiswi dan dosennya masuk ke dalam rumah yang sama.
Ia lalu tampak menghubungi Arum, yang merupakan teman dekat Selia.
“Aku lihat Selia dan Pak Rega masuk ke dalam rumah yang sama. Apa mereka ada hubungan saudara?” tanya Anin dalam panggilan teleponnya, saat masih di dalam mobil.
Arum yang sudah mengetahui kisah Selia dan Rega, sengaja menutupi berita ini dari siapa pun, dan hanya mengatakan bahwa sepupu Selia adalah istri Rega.
Sedikit lega mendengar keterangan dari Arum, itu artinya Selia dan Rega memiliki hubungan keluarga, meski dalam benak Anin masih merasa ada yang janggal.
Sementara itu saat Selia dan Rega telah berada di dalam rumah, perdebatan pun kembali terjadi kala Selia menceritakan kekesalannya karena ia gagal mendapat acc.
“Aku ‘kan sudah bilang, pelajari materinya. Kalau kamu tidak tahu-menahu soal apa yang ada di tugas akhirmu, tentu siapa pun akan menuduh hal yang sama. Lalu, apa kamu mau aku juga yang harus menjawab pertanyaan Prof. Agus?” Rega dibuat kesal dengan sikap Selia yang tak serius menyelesaikan tugas akhirnya.
Rega juga menegaskan bahwa jika dalam 1 bulan ke depan Selia tak juga bisa mendaftar sidang, maka terpaksa istrinya itu harus memperpanjang masa studinya hingga semester depan. Itu artinya, akan semakin banyak orang tahu bawah Selia tengah hamil. Sementara sebagian orang bahkan mungkin sudah tahu jika Selia dan Arya telah bercerai.
“Beberapa petinggi kampus melihat Arya menggandeng Mila saat acara yang kamu hadiri kala itu, dan kamu terlihat datang sendirian. Mereka tahu kalau kamu sudah berpisah dengan Arya. Lalu, bagaimana ceritanya kalian yang sudah bercerai tapi kamu malah hamil?” tambah Rega.
Tak suka ditekan soal ini, Selia mulai naik darah. “Memang tidak boleh orang hamil setelah cerai? Itu hal yang wajar. Mereka juga pasti percaya saja kalau aku bilang sedang hamil anak Mas Arya. Kamu sendiri ‘kan yang bilang tidak ingin ada yang tahu status kita? Ya sudah, berarti aku harus mengatakan di depan banyak orang kalau anak ini adalah anak hasil hubunganku dengan Mas Arya!”
Di tengah perdebatan mereka, dari ponsel Selia masuk sebuah notifikasi pesan singkat dari mamanya.
Kata Sintia, minggu depan Arya dan Mila akan mengadakan akad sederhana di rumah orang tua Mila. Apa kamu mau Mila yang pada akhirnya bersama Arya? Setelah itu, tak ada lagi kesempatan untukmu bisa kembali dengan Arya. Mama tidak mau itu sampai terjadi, Mama hanya mau Arya yang jadi mantu Mama!
...****************...
emaknya ngajarin begitu