CERITA PERANG MANUSIA MELAWAN IBLIS.
Augreen adalah seorang sampah dari keluarga Ran yang diusir karena tidak memiliki inti energi, sesuatu yang paling penting bagi seorang manusia untuk mengolah energi alam. Setelah tiga tahun berlalu Augreen kembali dengan satu tujuan, yaitu membuktikan kepada keluarga Ran bahwa dia bukanlah seorang
sampah.
Setelah membuktikan
dirinya kepada keluarga Ran. Augreen akan memenuhi tugas yang diberikan oleh gurunya sebelum sang guru meninggal dunia, yaitu memenggal kepala kaisar iblis dan itu menjadi tujuan terbesarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YT FiksiChannel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembicaraan Ringan
Augreen dan Zero sangat menikmati obrolan seru mereka dengan ditemani secangkir teh jahe yang masih murni sembari menunggu kambing murni yang sedang dipanggang. Mereka membicarakan beberapa hal, seperti apa yang mereka lakukan selama tiga tahun, siapa wanita yang mereka sukai, pertunangan Augreen dan Jini, perbedaan rasa dan tekstur daging murni dan daging monster, nikmatnya rasa tanaman murni dan jeleknya rasa tanaman energi yang dimakan, teori konspirasi tentang energi alam yang tercipta akibat perang nuklir (perang besar 1000 tahun lalu yang menjadi cikal-bakal senjata kuno dilarang digunakan), hingga hal-hal remeh lainnya.
Pembicaraan mereka mulai sedikit serius ketika membicarakan tentang gladi kanuragan.
"Kakak terlalu kejam kepada Troy, bagaimanapun Troy adalah calon kakak ipar sekaligus kakaknya Jini tunangan kakak. Menusuknya hingga hampir mati hanya akan membuat kakak dibenci seluruh keluarga kakak ipar Jini." Nasihat Zero menyinggung keadaan Troy yang sekarat dengan luka tusukan parah di dada, untungnya tusukan itu tidak mengenai jantung Troy.
"Dia bukan kakak iparku, dia hanyalah sampah yang sangat berisik. Lagipula siapa juga yang ingin menjadi adik iparnya dan menikahi si jhalang Jini itu." Sangkal Augreen tidak senang.
"Benar juga, kakak kan hanya suka dengan wanita yang bernama Sandora Sintia. Wanita cantik yang mencuri hati kakak saat berusia 10 tahun. Haha, maaf kak aku melupakannya." Zero tertawa dan menyinggung wanita yang mereka temui saat sedang mancing di sungai 7 tahun lalu.
"Kau... kau masih mengingatnya." Augreen tidak bisa berkata-kata lagi.
Zero menyesap teh dengan menampilkan senyum terbaiknya.
"Kak, aku tidak akan pernah lupa dengan pertemuan kakak dan nona Sandora di taman bunga Haikyuu. Bagaimana Kakak dengan gagah berani dan heroiknya menyelamatkan wanita itu yang berpura-pura hanyut diseret arus sungai padahal menguasai elemen air. Bagaimana kakak menyelamatkannya dari perampok yang merupakan pengawalnya. Bagaimana kakak harus berjuang mati-matian demi mendapatkan bunga matahari yang dia minta. Dan aku tidak akan lupa bagaimana kisah sedih kalian saat berpisah. Kalian benar-benar pasangan yang penuh dengan drama saat itu." Ucap Zero mengingat kisah Augreen dan Sandora Sintia.
Augreen sampai-sampai lupa menutup mulutnya ketika masa lalu mereka dibongkar.
"Zero bagaimana dengan orang itu, siapa ya namanya? Hm, itu... orang yang membawa pesawat tempur yang kita temui di tengah hutan itu. Siapa namanya?" Augreen mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Orang yang mengaku dari klan Suryado itu?" Tanya Zero tersenyum kecil dan sadar kakaknya itu mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Iya benar, bagaimana dengan orang itu, apa yang dilakukan para tetua kepadanya?" Tanya Augreen cepat.
"Para tetua mungkin sudah lupa dengannya akibat kematian Juke." Balas Zero apa adanya.
"Kakak tidak perlu mengganti topik pembicaraan lagi. Kakak tahu? Sekitar 3 bulan lalu aku bertemu dengan nona Sandora di kota Suci Aliansi. Wanita itu sudah menjadi penyihir muda yang paling berbakat di Akademi Xenium yang merupakan akademi terbaik pertama dalam Aliansi." Ucap Zero dengan semangat, Augreen tersenyum malu karena ketahuan.
"Begitukah?" Tanya Augreen tanpa sadar, lalu menggeleng kepala mencoba menyingkirkan Sandora Sintia dari pikirannya.
"Benar kak, nona Sandora sudah..." Zero mengangguk membenarkan dan mulai menceritakan Sandora Sintia.
"Itu tidak penting sama sekali, bagaimana pendapatmu mengenai Kyle Suryado?" Tanya Augreen menyela.
Zero tersenyum kecut dan menghela nafas, lalu melirik kambing bakar yang hampir matang dan siap disantap.
"Menurutku ada kemungkinan dia berasal dari negeri Kowa, terlebih senjata kuno yang dia bawa adalah senjata kuno model baru dan lebih canggih dari senjata kuno 1000 tahun lalu. Kakak tahu sendiri negeri Kowa adalah satu-satunya negeri yang tidak ikut dalam perjanjian 1000 tahun Aliansi kemanusiaan. Negeri itu tentunya akan terus mengembangkan senjata kuno dan kemungkinan besar pesawat yang Kyle bawa adalah hasil perkembangannya." Pendapat Zero dengan kesal sembari membolak-balik kambing panggang yang hampir matang.
"Atau dia berasal dari dunia asli." Batin Zero mengingat dewa kematian pernah menceritakan bahwa ada dunia lain selain dunia dimana mereka berada saat ini.
Dewa kematian sendiri adalah salah satu dewa penjaga yang memilih Zero sebagai pewarisnya dan menjadikan Zero sebagai salah satu pewaris 8 dewa penjaga. Dimana tugas utama dewa penjaga adalah menjaga dunia Naga dari para iblis yang berasal dari dunia monster, dan salah satu dewa penjaga (dewa kutukan) menjaga pintu yang menuju ke dunia asli yang disebut Bumi.
"Negeri Kowa?" Augreen tentu tahu bahwa negeri Kowa adalah satu-satunya kerajaan yang menolak perjanjian 1000 tahun lalu karena menurut mereka teknologi lebih baik dari ilmu sihir dan bisa digunakan siapa saja, baik itu manusia biasa atau seorang praktisi sekalipun.
Akibat kejadian itu membuat semua raja murka dan menyerang kerajaan Kowa tersebut hingga membuat kerajaan Kowa mengisolasi diri dari dunia luar dan menjadikan negeri itu tertutup hingga sekarang, bahkan rumornya negeri Kowa tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi dan diselimuti kabut tebal setelah digempur pasukan aliansi kemanusiaan selama hampir 10 bulan.
"Iya, itu menurutku, bagaimana denganmu kakak?" Tanya Zero mulai mengiris daging kambing panggang yang sudah matang.
"Sepertinya kalian mulai akrab kembali ya? Bagus, bagus, kalian memang seharusnya akrab seperti ini dan tidak bermusuhan apalagi saling membunuh." Ucap kakek Hunt tiba-tiba mengejutkan Augreen dan Zero.
"Salam kakek." Augreen dan Zero spontan berdiri dan mengucapkan salam secara bersamaan.
"Silahkan kek." Zero segera menuangkan segelas teh jahe yang tetap panas berkat disimpan di item sihir teko yang mampu menahan suhu air yang disimpan.
"Haha, terimakasih cucuku. Ngomong-ngomong apa yang kalian bicarakan, sepertinya itu sangat penting hingga kalian tidak menyadari kedatangan kakek tua ini?" Kakek Hunt bertanya kepada dua cucunya tersebut.
"Tidak ada kakek, kami hanya penasaran apa yang akan para tetua lakukan kepada pelanggar perjanjian 1000 tahun itu." Jelas Zero tidak menutup-nutupi.
"Pelanggar perjanjian 1000 tahun?" Kakek Hunt bertanya-tanya hingga akhirnya dia menyadari siapa yang dimaksud.
"Karena dia terlihat seperti orang linglung, maka kami para tetua memutuskan untuk melupakan kesalahannya itu dan menghancurkan senjata kuno yang dia bawa demi keamanan bersama. Lagipula pemerintah dunia tidak peduli dengan kita yang berjuang melawan ras iblis, lalu untuk apa kita peduli dengan perjanjian 1000 tahun?" Jelas kakek Hunt.
Augreen menyimak sembari menyantap paha kambing.
"Kalau tidak peduli, kenapa senjata kuno itu dihancurkan?" Tanya Zero yang menyayangkan hancurnya pesawat tempur yang dibawa Kyle Suryado.
"Kami memang tidak peduli lagi dengan perjanjian 1000 tahun, tapi bukan berarti kami membiarkan senjata pemusnah massal itu tetap ada dan akan menjadi ancaman di masa depan jika ditemukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab." Balas kakek Hunt apa adanya.
Augreen dan Zero mengerti.
"Lalu apa yang akan kita lakukan kepada orang itu?" Tanya Augreen penasaran.
"Ouh benar juga, karena dia tidak memiliki tempat tinggal dan tidak tahu caranya pulang, maka kami memutuskan dia tinggal bersamamu untuk sementara waktu." Balas kakek Hunt dengan santai.
Augreen menyemburkan teh jahe yang dia minum tepat di wajah sang kakek, untungnya kakek Hunt sigap memadatkan udara agar tidak terkena semburan teh jahe Augreen tersebut.
"Apa? Bersama siapa kakek?" Tanya Augreen mencoba memastikan.
"Dia akan tinggal bersamamu, di rumahmu untuk sementara waktu." Balas kakek Hunt dengan nada serius.
"Kakek, kenapa kakek menyuruhnya tinggal di gubuk reyot ku?" Augreen hanya bisa menunduk lemas dan mencoba protes.
"Kalian dari tadi bertanya tentang pelanggar perjanjian 1000 tahun itu. Apakah kalian tidak penasaran dengan pembunuh Juke Ran?" Tanya kakek Hunt tiba-tiba.
Zero spontan menghentikan gigitannya di daging kambing bakar.
5 detik jatuh dalam keheningan.
"Haha, kakek seharusnya penyelidikan yang kalian lakukan sudah ada hasilnya, kan? Itulah kenapa kakek bertanya tentang itu apakah kami penasaran atau tidak? Bagaimana hasilnya, apakah Zero sudah resmi menjadi tersangka pembunuhan?" Tanya Augreen tertawa renyah memecahkan keheningan.
Kakek Hunt terdiam dan melirik Zero yang tersenyum kepadanya.
"Maaf kakek, aku tidak bisa menahan diri, karena Juke mencoba menghancurkan inti energi ku seperti dia menghancurkan inti energi kakak saat kecil dulu. Aku terbawa emosi dan tanpa sengaja menarik jantungnya keluar." Ucap Zero menjelaskan.
Kakek Hunt terdiam dan terkejut tentang inti energi Augreen yang dihancurkan oleh Juke Ran saat mereka kecil.
"Apa maksudmu? Inti energi Augreen dihancurkan oleh Juke?" Tanya kakek Hunt.
"Benar kakek..." Zero mengangguk membenarkan, lalu mulai bercerita tentang proses bagaimana Juke menghancurkan inti energi Augreen, tentunya dengan sedikit bumbu agar terdengar realistis dan membuat kakek Hunt membenci Juke.
Bersambung.
Note:
Teh jahe (tanaman) yang masih murni adalah teh yang terbuat dari jahe yang belum berevolusi menjadi tanaman energi. Jahe murni hanya di dapat dengan dua cara, pertama menemukan jahe yang memang masih murni tanpa tersentuh energi monster (energi alam yang diubah menjadi energi monster oleh para monster), kedua membudidayakan jahe energi yang baru terlahir (masih kecil) dengan menjauhkan mereka dari para monster yang memang sulit mengontrol energi monster yang mereka miliki.
Kambing murni (binatang) adalah kambing yang tidak berevolusi menjadi monster. Kambing ini didapat dengan cara membudidayakan bayi kambing dengan menjauhkan mereka dari monster yang sangat erat dengan mengolah energi alam menjadi energi monster, karena monster itu sendiri adalah binatang yang berevolusi akibat menyerap dan mengolah energi alam menjadi energi monster (sama seperti manusia yang mengolah energi alam menjadi tenaga dalam atau energi sihir. Intinya hanya beda penyebutan energi saja).