NovelToon NovelToon
Alika Bidadari Surgaku

Alika Bidadari Surgaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Miena

Alika Khumairoh gadis berjilbab nan tangguh yang berubah menjadi gadis diam seribu bahasa karena kecelakaan yang menimpa adiknya. Kesedihan yang mendalam ia rasakan ketika adik satu-satunya terbaring koma karena kecelakaan tersebut.

Dan ketika dia harus bertemu dengan Farel Adiputra Wijaya, manusia menyebalkan menurut Alika.
Farel sendiri adalah putra dari pemilik perusahaan Wijaya Group.

Kehidupan mereka yang berubah drastis karena sifat di antara keduanya yang bertolak belakang.

Sampai akhirnya mereka memulai untuk melakukan kerjasama di perusahaan ayah Farel agar mengetahui siapa dalang di balik runtuhnya perusahaan Wijaya Group.

Akankah mereka dapat memahami satu sama lain?

Dan bisakah keduanya mengungkap siapa yang berkhianat pada perusahaan Wijaya Group?

IG : miena_checil

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Khawatir Berlebihan

Alika berjalan keluar dari lapas tempat Pak Andi mendekam di sel tahanan. Perlahan dia melangkah keluar dari gerbang.

Dadanya serasa sesak ketika mengingat kembali percakapannya dengan Pak Andi. Dengan usia yang memasuki kepala lima saat ini Pak Andi mendekam di penjara.

Apakah aku salah telah membuat Pak Andi berpisah dari keluarganya?

Bagaimana perasaan anak dan istrinya ketika dulu mereka tau kalau Pak Andi harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di sel tahanan?

Ya Allah ampunilah dosaku karena mengungkap kebenaran ini.

Batin Alika yang merasa bersalah ketika kini dia menyadari akan perbuatannya.

Alika terus melangkah tanpa tujuan, pikirannya kosong dan kakinya seakan tak merasa letih meskipun dia memakai high heels. Sudah tiga puluh menit dia keluar dari Lapas dan masih terus saja melangkah.

Sampai bunyi klakson mobil mengagetkan dirinya.

Tin...tin...

Alika terperanjat kaget dengan bunyi klakson mobil yang berhenti di sebelahnya. Perlahan kaca mobil itu terbuka turun menampakkan manusia tampan yang berada di belakang kemudi.

"Lu dari mana?" tanya Farel yang sedikit menundukkan wajahnya agar Alika bisa melihatnya.

Alika membungkukkan badannya mendengar suara yang tak asing baginya. "Assalamualaikum Pak Farel," jawab Alika yang tak langsung menjawab pertanyaan dari Farel.

"Wa'alaikumsalam" jawab Farel cepat. "Lu dari mana?" tanyanya lagi.

"Saya dari..." Alika menggantungkan kalimatnya, ia takut kalau Farel akan marah jika dia bilang habis menemui Pak Andi yakni penghianat perusahaan. Padahal Pak Herlambang lah yang menyuruhnya agar membujuk Pak Andi agar mengatakan yang sebenarnya pada hukum agar dirinya dapat bebas.

Sepertinya Farel mengerti akan kediaman Alika yang tak mau membicarakan dirinya dari mana. "Cepat masuk!" perintah Farel yang menekan tombol buka kunci pada pintu mobilnya.

"Apa?" Alika terkejut dengan perintah Farel, dia tidak seharusnya satu mobil dengan atasannya apalagi ini bukan jam kerja.

"Gue bilang cepat masuk!" perintah Farel sekali lagi.

"Tidak Pak, ehh maksud saya..."

"Kenapa?" Karena Alika tetap berdiri di tempatnya akhirnya Farel keluar dari mobil dan berjalan mengitari mobilnya lalu membuka pintu depan sebelah kiri. "Cepat masuk!" perintah Farel untuk yang ketiga kalinya.

Alika diam termangu menatap Farel, entah apa yang ada di pikirannya saat ini sampai matanya tak berkedip sama sekali.

"Alika, gue bilang masuk!" Farel diam sejenak melihat Alika yang tak bergeming sedikitpun. "Kalau lu gak mau masuk, gue akan nyuruh bokap gue.."

"Saya masuk pak," kata Alika cepat seraya masuk ke dalam mobil Farel. Duduk diam adalah satu-satunya cara agar Farel berhenti mengancamnya.

Terlihat senyum tipis muncul di bibir Farel melihat tingkah lucu Alika yang sampai saat ini masih takut akan ancamannya ketika dia membahas kembali tentang pengobatan adiknya, meskipun dia belum menyelesaikan kalimatnya.

Lalu Farel menutup pintu kiri mobilnya berjalan kembali mengitari mobilnya dan masuk duduk di kursi kemudi. Perlahan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. "Lu dari mana?" tanya Farel sekali lagi. "Kenapa lu jalan kaki? Lu gak tau apa kalau jam segini udah panas banget. Apalagi lu pakai untuk high heels."

Alika di berondong dengan beberapa pertanyaan dari mulut Farel, entah kenapa tiba-tiba dia bisa bertemu Farel di siang hari seperti ini.

Aku harus jawab apa? Apa aku harus menjawab yang sebenarnya bahwa aku baru mengunjungi Pak Andi? Tidak, tidak...

Ahhh tapi kalau aku berbohong pasti Pak Farel akan kembali mengancam ku. Batin Alika sambil menghela nafas pasrah.

"Alika..." kata Farel setengah berteriak.

Alika kembali terperanjat kaget dengan kata-kata Farel. "I-iya pak...sa-saya dari lapas menemui Pak Andi," jawab Alika dengan nada terbata-bata.

"Apa?" Farel terkejut dengan jawaban Alika, tidak seharusnya Alika menemui penghianat Perusahaan. "Kenapa lu kesana? Emang mau ngapain lu kesana? Pak Andi tuh sudah jahat benget mengkhianati Papa. Apa sekarang lu udah gak setia sama bokap gue?" tanya Farel dan lagi-lagi dengan banyak pertanyaan.

"Bukan begitu pak, saya kesana juga karena permintaan dari Pak Herlambang. Beliau menyuruh untuk memberi penawaran kepada Pak Andi agar Pak Andi membuka kedok Pak Hendra yang sebenarnya," jelas Alika.

"Tapi kenapa musti lu sih, lu kan cewek kalau terjadi apa-apa sama lu gimana?" tanya Farel khawatir.

Alika mengernyitkan dahinya dengan penuturan Farel. Tidak biasanya atasannya khawatir berlebihan seperti ini. Selama bekerja menjadi sekretaris Farel. Alika tau, Farel bukan tipe orang yang mengawatirkan orang lain. Apalagi mengingat pertama kali mereka bertemu. Entah mulai kapan Farel sepertinya menaruh perhatian lebih pada Alika.

Apa ini hanya perasaanku? Sikap Pak Farel sepertinya berubah belakangan ini. Batin Alika sambil memandang Farel dengan banyak pertanyaan di hatinya.

Farel memperhatikan Alika, menatapnya sekilas lalu kembali fokus menyetir. "Ada apa? Kenapa menatap gue seperti itu?" tanya Farel membuyarkan lamunan Alika.

"Tidak! Saya akan baik-baik saja pak, anda tidak perlu khawatir." Jawab Alika seraya mengalihkan perhatiannya ke depan mengusir gugup di hatinya. Semua pikirannya tentang Farel mengkhawatirkannya dia buang jauh-jauh karena tidak mungkin seorang Farel Adiputra Wijaya anak dari Direktur utama Perusahaan Wijaya Group memikirkan apalagi khawatir dengan sekretaris biasa seperti dirinya.

"Baiklah gue percaya sama lu, tapi lu harus janji jika ada sesuatu yang buruk lu harus beri tau gue. Oke!" kata Farel penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"Baik pa," jawab Alika pasrah.

"Sekarang katakan lu mau kemana, biar gue anterin," kata Farel sambil sekilas melihat Alika.

"Saya mau ke rumah Pak Andi," kata Alika sambil fokus menatap ke arah jalan raya.

"Apa?" kata Farel terkejut dengan kata-kata Alika.

"Jangan tanya kenapa saya mau kesana," jawab Alika cepat sambil menatap atasannya. "Saya hanya akan mengunjungi keluarga Pak Andi, tolong antar kan saya ke alamat ini," kata Alika sambil mengambil secarik kertas dari dalam tasnya yang bertuliskan alamat Pak Andi yang dia dapat dari teman sekantornya kemarin, lalu Alika menyerahkannya pada Farel. "Saya akan baik-baik saja pak," tutur Alika.

Dengan berat hati Farel menerima kertas tersebut dari tangan Alika, membaca alamat yang di ketahui adalah rumah dari Pak Andi. Tanpa berkata apa-apa Farel kembali fokus menyetir ke arah tempat tujuan Alika.

Hening tak ada suara dari keduanya, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Alika yang memikirkan akan berkata apa dengan keluarga Pak Andi. Dan Farel sibuk memikirkan tentang kejadian yang tak akan dia duga sebelumnya, takut terjadi sesuatu yang buruk pada Alika. Dan sampai satu kata keluar dari mulut Farel.

"Jangan sampai lu terluka!" kata Farel tegas.

Jangan tanyakan lagi bagaimana ekspresi Alika, dia bahkan sudah mengalihkan pandangannya ke arah Farel. Benar-benar menatap heran pada wajah tampan di sebelahnya. Di satu sisi dia berpikir bahwa Farel mengkhawatirkan sekretarisnya namun di sisi lain hatinya berkata bahwa Farel benar-benar mengkhawatirkannya melebihi seorang wanita spesial.

Bersambung

1
Raini
pemilik jam tangan itu adalah Alika.
secara ga langsung, ia mengungkapkan cinta buat Alika🤭
Rina Kurniawati
tau dong
Rina Kurniawati
aduh jadi sedih banget
Muh Kamal
ceritany menarik
Styvn rzk
mampir thor
Hera
ceritanya menarik
Hera
udah salah sangka aja alika ya 😊
VERALI
Pavoritkan dulu ah bari mampir..
yune hemawan
ini kok sedih bngt
Mia Ijaya
awal dh tabur bawang thorr
Mia Ijaya
smg bcaany gk mmbosankan
.
Happyy
😘😘😘
Jumadin Adin
jgn sampai farel kenapa napa ya thoorr
Jumadin Adin
harta menjadikan buta om hendra,kasian orang tuanya yg mewariskan...membuat saudara jd berantakan
Jumadin Adin
emak2 ganjen...ingat umur bukkk
Jumadin Adin
pria misterius suruhan om hendra ya...pamannya fatel
Jumadin Adin
posesif apa cemburu ya si farel
Jumadin Adin
semoga bahagia trus
Silvia Karim
yg suami mikir kekanan yg istri mikir kekiri.pemikiran yg bertolakbelakang tp bikin ngakak😂
Silvia Karim
kasian banget dr Roni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!