Kisah reinkarnasi dari seorang putri mafia yang meninggal akibat di bunuh musuh ayahnya membawanya ke jaman dinasti Hong dan menjadikannya pengantin wanita untuk seorang pangeran tampan.
Putri Liu Lie Han adalah pemilik asli tubuh yang di pakai Lisa di kehidupan barunya,kematian tragis yang menimpa putri Lie mengharuskan Lisa membalas dendam pada orang yang menindas pemilik tubuh dan akan di teruskan dengan senang hati oleh Lisa sang putri mafia.
Keahlian dan kecantikannya banyak menjadi sorotan di semua kalangan hingga menyebabkan pangeran Ji Jun Xiao gelisah di buatnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Jie dan Jei sedang di landa kegelisahan karena laporan yang mereka terima dari pengawal bayangan yang ikut mengawal Permaisuri diam-diam.
"Apa kita harus melaporkan hal ini pada Yang Mulia Pangeran?" tanya Jie gelisah
"Sepertinya memang harus segera melapor karena ini menyangkut keselamatan Permaisuri kita" jawab Jei
"Tapi Yang Mulia Pangeran sedang bersama Permaisuri, kau tahu bukan jika Yang Mulia tidak suka di ganggu jika sedang berduaan" keluh Jie
"Meskipun tidak suka di ganggu tapi tetap saja kita harus melapor, ayo" ajak Jei.
Akhirnya Jie dan Jei pergi ke paviliun Bulan untuk menemui Pangeran Jun, meskipun mereka harus mendapatkan tatapan dingin lebih dulu tetapi itu sudah biasa untuk mereka.
Seperti biasa di setiap malamnya, Pangeran Jun dan Putri Lie selalu menghabiskan waktu bersama labih dulu. Apa lagi mereka tidak akan bertemu untuk waktu yang lama, jadi mereka memilih bersama malam ini bahkan Pangeran Jun meninggalkan beberapa pekerjaannya hanya untuk menemani sang istri.
"Suamiku, berapa lama kamu akan pergi?" tanya Putri Lie memandang Pangeran Jun
"Belum dapat di pastikan sayang, karena aku baru dapat pulang jika keadaan sudah stabil" jawab Pangeran Jun menatap Putri Lie juga
"Tidak bisakah aku ikut!" pinta Putri Lie manja
"Kita tidak tahu pasti bagaimana keadaan disana sayang, aku juga takut kamu akan kelelahan di jalan karena jaraknya memang cukup jauh" jelas Pangeran Jun.
Putri Lie menunduk mendengar ucapan suaminya, ia pasti akan merasa kesepian jika di tinggal sendirian. Jika hanya bersama dengan para pelayan ia akan bosan karena mereka yang selalu merasa tidak pantas jika ia mengajak mereka mengobrol.
Sedangkan Selir Nan sendiri selalu menyendiri di paviliunnya dan terlalu pendiam untuk Putri Lie yang tidak bisa diam. Sekalipun ia akan pulang ke rumah orang tuanya, namun ayah dan kakaknya juga akan pergi bertugas dan tinggallah aku sendiri batin Putri Lie.
"Kenapa hm?" Pangeran Jun mengangkat wajah Putri Lie yang terlihat sesih dan murung hingga membuat hati Pangeran Jun tidak tega.
Segera saja Pangeran Jun membawa Putri Lie kepelukannya untuk menenangkan.
"Aku akan usahakan agar segera pulang untukmu sayang" ucap Pangeran Jun lalu mengecup pucuk kepala Putri Lie lembut
"Janji ya" kata Putri Lie manja di pelukan suaminya
"Iya sayang aku janji" Pangeran Jun mengeratkan pelukan nyamannya.
Jie dan Jei yang baru tiba tidak jauh dari mereka langsung menghentikan langkah ketika melihat tuannya sedang menenangkan Permaisuri mereka yang sepertinya sedang sedih.
"Haruskah kita kesana!, Permaisuri terlihat sedih" kata Tei tiba-tiba dari arah belakang dan mengagetkan mereka berdua yang sedang memperhatikan kasih sayang tuan mereka.
"Dari mana kau muncul! mengagetkan saja" gerutu Jei yang benar-benar terkejut
"Seperti hantu saja" sambung Jie
"Kalian saja yang terlalu menghayati adegan jadi tidak menyadari keberadaan kami" ucap Nam santai di samping Tei
"Terserahlah" ketus Jie.
Mendengar suara ribut-ribut yang berasal dari belakang, Pangeran Jun memutar pandangannya dan melihat ketiga pengawalnya juga Nam sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk.
"Apa yang mereka lakukan di situ ribut sekali" gerutu Pangeran Jun
"Kenapa?" tanya Putri Lie heran ketika mendengar ucapan suaminya
"Tidak ada sayang, tunggu di sini sebentar ya aku akan segera kembali" kata Pangeran Jun lembut
"Tidak mau" ucapnya manja memeluk sang suami erat
"Lalu bagaimana?" tanya Pangeran Jun
"Ikut" jawab Putri Lie dengan wajah imutnya.
Pangeran Jun jadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya yang tiba-tiba jadi manja, namun ia sangat menyukai sikap tersebut. Segera saja Pangeran Jun menggendong Putru Lie di lengannya karena posisi sang istri yang menempel di dadanya.
Keempat pengawal yang menyebabkan keributan itu masih saja berdebat tanpa menyadari tuan mereka yang sudah mendekat.
"Sedang apa kalian?" suara Pangeran Jun kembali mengagetkan keempatnya, bahkan hampir saja mereka memarahi orang tersebut jika saja tidak melihat pelakunya lebih dulu.
"Yang Mulia Pangeran!" kaget mereka melihat tuannya sudah tepat di dekat mereka
"Kenapa kalian ribut di sini?" tanya Pangeran Jun dingin dan datar yang pasti sudah biasa untuk mereka
"Begini Yang Mulia Pangeran, ada sesuatu yang harus kami sampaikan" ucap Jei setelah menetralkan rasa kagetnya
"Apa?" ulangnya.
Jei dan Jie saling pandang lalu melihat Putri Lie yang nyaman di gendongan tuannya, Tei dan Nam juga ikut saling pandang kemudian melihat Putri Lie juga seperti yang di lakukan Ji dan Jei. Pangeran Jun heran sekaligus kesal melihat tingkah orang-orang di depannya itu, apa lagi mereka tengah menatap istrinya.
"Sebenarnya ada apa cepat jelaskan?" ucap Pangeran Jun dingin dan tajam. Nam yang baru pertama berhadapan langsung dengan menantu tuannya jadi takut dengan suara berat yang sangat mengintimidasi tersebut.
"Tidak di sini Yang Mulia Pangeran dan juga tidak dengan Permaisuri" kata Jie hati-hati, Pangeran Jun yang tahu ada sesuatu yang tidak beres langsung mengangguk.
"Ikut dan tunggu di ruang tengah" seru Pangeran Jun berlalu masuk ke dalam paviliun di ikuti ke empatnya.
Pangeran Jun lebih dulu membawa Putri Lie ke kamar karena sudah terlelap. Setelah meletakkannya di kasur, Pangeran Jun meminta Mei menggantikan pakaian istrinya agar tidurnya nyaman.
"Mei, ganti pakaian Permaisuri dan jangan tinggalkan sebelum aku kembali, sedang kalian tetap di sini jika terjadi sesuatu cepat lapor" perintah Pangeran Jun pada para pelayan Putri Lie
"Di mengerti Yang Mulia Pangeran" jawab mereka bersamaan.
Setelah itu Pangeran Jun menghampiri pengawalnya yang berada di ruang tengah sesuai perintahnya dan terlihatlah mereka yang sedang duduk menunggu tuan mereka datang.
"Siapa yang suruh duduk?" ucapan Pangeran Jun membuat keempat orang itu segera berdiri
"Maaf Yang Mulia Pangeran" kata mereka serempak
"Kompak sekali kalian, duduk" seru Pangeran Jun setelah ia duduk di salah satu kursi.
Mereka hanya menuruti perintah sang tuan yang meminta mereka duduk, untung Pangeran batin Tei masih berdiri dan tidak menyadari jika hanya dia yang masih berdiri.
"Kenapa lagi Tei?" ucap Pangeran Jun datar dan dingin yang langsung di jawab gelengan dari Tei yang memilih duduk dan memeluk pedangnya seperti anak kecil yang tidak rela mainannya di rebut.
"Langsung pada intinya" lanjutnya
"Ada seseorang yang memata-matai Permaisuri Yang Mulia" kata Jie
"Ya, berdasarkan laporan pengawal bayangan yang menjaga Permaisuri, orang itu selalu mengawasi setiap gerak-gerik dan tingkah laku Permaisuri" sambung Jei
"Awalnya pengawal bayangan menyangka orang tersebut mengincar Yang Mulia Pangeran, namun mereka salah. Sasaran utama adalah Permaisuri" lanjut Jie.
"Siapa orang itu?" tanya Pangeran Jun dengan nada yang sangat tidak bersahabat
"Kami tidak mendapatkan identitasnya Yang Mulia, karen dia menggunakan sesuatu yang menyebabkan penglihatan kurang fokus ketika akan ditangkap" jelas Jie
"Ini seperti yang selalu di lakukan oleh kerajaan Hun jika melakukan perang" ucap Jei.
Pangeran Jun sedikit berpikir kemudian ia tersenyum miring karena sudah dapat menebak pada siapa pelaku yang menginginkan istrinya.
"Jei, Tei dan Nam tetap di sini dan pastikan keadaan Permaisuri aman, kau Jie ikut aku" kata Pangeran Jun dingin
"Baik Yang Mulia Pangeran" jawab mereka.
Sementara Pangeran Jun dan Jie pergi, Tei, Jei dan Nam membagi tugas mereka. Nam menjaga di depan pintu kamar Putri Lie langsung karena tidak mau kecolongan, Jei berjaga di depan paviliun dan berkeliling sekitar. Sedangkan Tei memimpin pasukan kediaman dan pasukan bayangan memperketat keamanan sekitar kediaman.