Rani yang masih berusia 18 tahun, dengan rela dinikahi Malik yang berusia 50 tahun, pria yang baik dan pernah menyelamatkan hidupnya. dimana Malik, pria tua itu selama lima tahun menderita disfungsi yang tak bisa disembuhkan. Dan Rani lah orang yang dapat menyembuhkan penyakit itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vila Bali
Sore itu kedua pasangan yang baru menikah beberapa hari yang lalu itu pergi ke Bali, keduanya terlihat bahagia. Terutama Rani yang tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Walau diawal ia naik pesawat sedikit gugup dan cemas, namun karena genggaman lembut suaminya yang menenangkannya, akhirnya Rani bisa tenang dan tak cemas.
Rani menatap awan yang begitu indah terlihat dari dalam pesawat, ia berada dikelas bisnis dan selama perjalanan Rani hanya menikmati pemandangan itu.
Hanya beberapa jam saja akhirnya pesawat yang keduanya tumpangi telah sampai dibandara, keduanya turun dari pesawat dan langsung pergi menuju villa yang dipesan oleh Malik untuk honeymoon mereka.
Selama di dalam taxi kedua tangan mereka saling menggenggam satu sama lain, dengan Rani menyenderkan kepalanya di bahu suaminya.
Sang supir hanya menatap kemesraan pasangan beda usia dari kaca spion mobilnya.
"Jangan berpikiran jauh, kami ini suami istri. Bukan pasangan selingkuh." Beber Malik yang terlihat tidak menyukai tatapan supir itu.
"Maafkan saya tuan, bukan seperti itu maksudnya." Tukas sang supir tak enak hati lalu ia kembali fokus menyetir.
"Ckk sayang ini, ya wajar kalo pak supir ini berpikiran ke arah situ. Lihat saja rentang kita sangat jauh." Timpal sang istri yang tak ingin berprasangka buruk seperti suaminya.
Entah mengapa juga Malik memberikan penjelasan yang tak penting pada orang lain, namun ia tak ingin anggapan sang supir pada dirinya dan Rani buruk.
"Saya minta maaf tuan dan nyonya." Ucap sang supir lagi.
"Tidak apa pak, saya paham." Jawab Rani.
Untungnya perjalanan dari bandara ke villa tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar 20 menit saja keduanya telah sampai pada villa besar yang dipenuhi tanaman hijau.
Malik memberikan uang pada supir bandara, lalu ia dan Rani berjalan menuju villa yang begitu luas. Kedatangan mereka disambut hangat oleh penunggu vila.
"Selamat datang tuan dan nona Rani." Ucap seorang pria yang ramah, namun kening Malik mengernyit dengan sambutan pria yang telah lama mengelola villa itu.
"Nona...? Dia istriku, panggil dia nyonya." Pertegas Malik.
Rani mengeleng saja melihat tingkah laku suaminya hari ini.
"Oh maaf tuan Malik, saya tidak tahu kalau yang ada di samping tuan itu isteri anda. Saya kira....." Ucapan pria tadi langsung terhenti, namun Malik paham apa kelanjutan nya.
"Kamu kira dia cucuku, begitu?" Ucap Malik dengan menatap kurang suka.
"Maaf tuan." Tukas pelayan pria itu menunduk takut.
Rani tak ingin emosi Malik tak reda-reda sejak tadi turun dari pesawat, entah apa yang menyelimuti suami tuanya.
"Sayang ayo kita istirahat, mungkin kamu lelah." Ucap Rani sudah mulai memanggil kata sayang pada suaminya.
Mendengar itu Malik yang awalnya cemberut, kini wajahnya berubah menjadi kemerahan. "Baiklah sayang, kamu pergi masuk saja dulu. Nanti saya menyusul." Titah Malik.
"Baiklah sayang jangan lama-lama." Jawab Rani seperti biasa patuh.
Rani berjalan anggun dengan memakai dress warna krem pendek diatas lutut dengan motif bunga.
"Jaga pandanganmu, walau saya sudah tua tapi saya tahu kamu tertarik istri saya." Tuduh Malik.
Padahal penjaga itu hanya sebatas mengangguk kecantikan Rani, ia tak mungkin bersaing dengan konglomerat macam Malik.
"Tidak tuan, maaf kalau anda beranggapan seperti itu." Tukas pria itu kesusahan menelan salivanya.
"Pergilah, setiap jam makan pagi, siang dan malam tolong persiapkan. Pilih koki terbaik untuk memasakan makanan bergizi tinggi, juga penambah stamina." Titah Malik.
Pria itu yang tahu maksud dari ucapan Malik pun mengangguk. "Baiklah tuan saya akan persiapkan semuanya."
"Bagus, sekarang kamu pergilah.'
Pria tadi segera pergi dari hadapan Malik, setelah ia mendapat banyak ceramah dari pria tua yang kini berstatus suami Rani.
Malik pun pergi masuk ke dalam villa, tempat yang akan mereka jelajahi dengan berbagai macam gaya saat keduanya honeymoon.
Rani menatap kagum bangunan dengan kemewahan yang belum pernah lihat sebelumnya, gadis itu hanya bisa melihat nya dari televisi, atau majalah saja.
"Kamu suka?"
"Tentu saja Rani sangat suka." Riang Rani menjawab pertanyaan suaminya.
"Ayo sini saya tunjukkan kolam renang." Ajak Malik mengandeng tangan istrinya.
"Ada juga ya kek."
"Tentu saja, kamu akan suka jika melhatnya." Jawab Malik.
"Panggil sayang saja, saya tak mau kamu panggil saya barusan. Tar dikira saya kakek kamu beneran, ingat saya suami kamu."
"Oke suami tuaku sayang."
Malik memeluk pinggang ramping Rani dan membawa isterinya ke tempat kolam renang yang letaknya di belakang villa.
"Dan ini kolam renangnya, bagus bukan?"
Kembali Rani terpesona oleh tempat yang begitu nyaman dengan hawa nya yang sejuk. Terdapat kolam renang yang begitu luas dengan ketinggian 1 meter. Namun jika semakin melangkah tingginya akan mencapai lebih dari 2 meter.
"Rani suka kolam renangnya." Binar mata Rani terlihat jelas ia begitu menyukainya.
"Ini bisa kita jadikan tempat b3rc1nta nantinya." Bisik Malik dan perlahan mengigit cuping istrinya.
Rani kegelian, ia menggeliat karena ulah suaminya.
"Kenapa harus nanti, sekarang juga bisa." Bisik Rani kembali.
Satu persatu Rani menanggalkan pakaiannya, dengan tatapan nakal pada suaminya, gerakannya pun sengaja diperlambat. Hingga kini ia hanya mengenakan kacamata dan kain segi tiganya saja.
Rani mendekati suaminya, tangannya mempreteli kemeja salur suaminya hingga kain halus itu telah terjatuh diatas permukaan keramik.
Sang isteri pun dengan sigap menurunkan Zipper Malik dan melepaskan kain berbahan lembut itu.
"Kamu ini semakin nakal, tapi saya suka."
Rani tersipu, ia paling suka di puji oleh Malik.
"Ayo kita ke kolam, kita bermain panas di sana." Ajak Rani mengedipkan matanya pada suaminya.
Malik semangat, Rani melepaskan sisa kain di tubuhnya hingga sama dengan Malik yang sudah polos karena ulah Rani.
***
Susan membawa bukti foto-foto pernikahan Malik dengan Rani di depan putera dan puterinya.
"Ini kelakuan ayah kalian, dia sudah menikah dengan g4dis muda, masih belum lulus sekolah pula."
Susan sengaja memberikan banyak foto bukti pernikahan ayah mereka, Andy dan Mesya terperangah.
"Ini bukan foto hasil rekayasa bukan Bu?" Ucap Mesya tak langsung mempercayainya.
"Kamu lihatlah sendiri anak bodoh, ini foto asli. Aku dapat itu semua dari detektif." Marah Susan karena puteri nya tak percaya.
Andy terlibat tak suka melihat ibunya berucap kasar pada adiknya. "Jaga bicaramu ibu, dia puterimu."
"Tapi dia puteri yang bodoh dan cacat yang telah aku lahirkan, dan tak bisa buat aku bangga." Geram Susan.
Mesya hanya bisa menahan air matanya untuk tidak tumpah, dengan tangan terkepal menahan menahan emosi bercampur rasa kecewa pada ucapan ibunya yang kejam.
Andy mendekati adiknya, dan mengusap lembut lengan Mesya untuk menenangkan adiknya.
"Aku gak apa-apa kak." Jawab Mesya menghela nafasnya kasar.
Andy dan sangat adik kembali menatap satu persatu foto pernikahan ayahnya dengan gadis lain yang terbilang sangat sederhana.
"Bagaimana anak-anakku, kalian sudah di bohongi ayah kalian. Dan ternyata dia sama b3jat nya dengan ibu, jadi jangan ibu saja yang kalian salahkan." Sungut Susan mencari pembelaan.
"Kita akan pergi ke kampung untuk meminta penjelasan dari ayah." Ucap Andy.
"Silahkan saja, tapi aku juga akan ikut. Aku hanya ingin tahu seperti apa wajah gadis yang sudah dinikahi Malik." Geram Susan.