Lisa Juana Kim seorang pembunuh bayaran yang mati dengan tragis di tangan musuhnya.
Karena sebuah keajaiban dirinya kembali hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja dari keluarga kaya raya yang baru saja melakukan tindakan bunuh diri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Nirmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
...****************...
Mobil sport mewah yang melaju dengan lancar ditengah keramaian jalanan.
Mobil yang mengangkut sepasang kekasih yang sekarang didera keheningan di dalam kendaraan tersebut.
Maxwell dan Laura sepasang manusia yang hanya diam disepanjang perjalanan tanpa ada yang berniat untuk memulai percakapan.
"Hemm.., apakah dirinya tidak memiliki kesadaran untuk memulai pembicaraan." batin Laura yang melirik sekilas ke arah Maxwell .
Maxwell juga tidak ingin memulai percakapan, pria kaku itu hanya fokus dengan kemudinya.
"yah memang apa yang mau diharapkan pada manusia batu ini." gumam Laura dengan suara pelan.
"Kamu berbicara sesuatu..?" sahut Maxwell yang ternyata sekilas mendengar gumaman Laura .
"Tidak.., mungkin kamu salah dengar." sahut Laura dengan tampang acuh.
"Oh.." sahut Maxwell dan kembali fokus pada kemudi nya.
Laura yang mendengar jawaban Maxwell hanya bisa berdecak kesal.
"Dasar tidak peka." sahut Laura dalam hatinya.
Dan akhirnya perjalanan mereka dijalani lagi dengan keheningan.
Hingga sampai pada sebuah restoran high class yang sudah di siapkan Maxwell untuk Laura .
keduanya segera diantar seorang kepala pelayan sesaat setelah mereka memasuki restoran.
Mereka menempati ruangan VVIP di restoran tersebut.
Laura cukup terpukau disaat melihat dekorasi ruangan tersebut yang terlihat klasik menambah suasana romantis.
hingga Laura sedikit merasa kekesalan pada Maxwell sedikit terobati.
"Yah setidaknya seleranya cukup baik." pikir Laura .
keduanya menempati meja yang sudah ditata rapi untuk dinner tersebut.
kursi mereka juga saling berhadapan.
Maxwell segera maju untuk menarik kursi untuk Laura duduk.
"Terimakasih." ucap Laura disertai senyuman manis.
Maxwell hanya menjawab dengan anggukan kepala walaupun wajahnya terlihat menghangat tidak kaku seperti biasanya.
Maxwell pun menempati kursi di sebrang meja berhadapan dengan Laura .
Sesaat kemudian barulah beberapa pelayan datang dengan membawa troli makanan untuk dihidangkan.
Makanan makanan mewah tersebut dihidangkan dengan cantik dan tentunya rasanya tidak perlu diragukan.
Tak lupa juga Maxwell memesan anggur kualitas tinggi untuk menghangatkan suasana.
Mereka pun memulai makan dengan anggun seperti kalangan atas pada umumnya.
Maxwell dan Laura menikmati makanan mereka masih masing dengan diam walaupun beberapa kali Maxwell maupun Laura saling melirik ke arah masing masing.
Setelah menghabiskan makanan mereka, acara dinner tersebut dilanjutkan dengan menikmati anggur berkualitas tinggi dan tidak lupa alunan musik klasik diputar untuk menghibur mereka.
"Bagaimana kabar mu." ucap Maxwell yang memulai pembicaraan.
Laura yang sedang menikmati segelas anggur segera meletakkan gelas nya di meja.
"Baik, kamu sendiri." sahut Laura .
"Tidak ada yang spesial, biasa-biasa saja." jawab Maxwell .
mereka pun sejenak terdiam untuk menyesap minuman lagi.
"Apa kamu mendapat kesulitan baru-baru ini." ucap Maxwell yang melihat ke arah pemandangan indah di luar gedung.
Laura seketika menghentikan gerakannya saat ingin mengangkat gelas nya.
Dia tersenyum miring kearah Maxwell yang berbicara tanpa menatap nya.
" hanya masalah kecil tidak sampai membuat ku merasa dalam masalah." sahut Laura yang sudah menduga pasti Maxwell sudah tau tentang para kelompok pembunuh bayaran yang menargetkannya.
Untuk penguasa dunia mafia seperti Maxwell , mengetahui informasi seperti itu tentunya sangatlah mudah.
"Hemm.., mau bantuan..?' ucap Maxwell yang kini menatap kearah Laura .
"Tidak perlu dia tidak sepenting itu hingga membuat putra dari keluarga black ikut turun tangan." sahutnya sambil kembali menyesap anggur di gelas nya.
"Kamu terlihat santai sekali disaat menjadi target pembunuhan, seperti kamu sudah terbiasa dengan suasana yang penuh bahaya." untuk pertama kalinya Maxwell berbicara cukup panjang pada seseorang.
Sedangkan Laura seketika tertawa kecil saat mendengar ucapan Maxwell yang terdengar sedikit kecurigaan pada Laura.
Maxwell cukup terkejut dengan sambutan Laura yang malah tertawa disaat dirinya mengutarakan maksud nya.
Maxwell terkejut karena Laura terlihat semakin cantik disaat tertawa seperti sekarang.
Laura segera menghentikan tawanya dan tentunya membalas ucapan Maxwell dengan sangat tenang tanpa merasa terintimidasi sedikitpun.
"Semua orang memiliki rahasia nya masing-masing tuan Maxwell Romero Black, aku pun tidak pernah menanyakan kepada mu rahasia anda yang mungkin sudah aku ketahui." sahut Laura dengan sedikit sisa tawa di setiap kalimatnya.
"Oh ya, memangnya apa rahasia ku yang sudah anda ketahui Nona Laura Zevana Hill." ujarnya dengan sorotan mata yang penuh keingintahuan.
Laura tersenyum miring ke arah Maxwell .
"Rahasia seperti.., hubungan anda dengan organisasi mafia The Death...mungkin??" ucap santai Laura dan benar saja ucapnya mendapat tatapan tajam dari Maxwell .
Maxwell seketika menatap kearah Laura dengan penuh intimidasi.
"Bagaimana dia bisa tau." pikir Maxwell yang untuk pertama kalinya dirinya tidak bisa membaca sifat lawan bicaranya.
"Tenanglah Max, aku tidak seberbahaya itu." sahut Laura yang berbicara jauh lebih santai.
"Oh.., sungguh nona sangat membuat ku semakin penasaran." jawab Maxwell yang kembali menenangkan diri nya dari keterkejutan sesaat yang lalu .
"Sepertinya tunangan ku ini jauh lebih berbahaya dari yang ku duga." ucap Maxwell dalam hatinya.
Maxwell kembali menikmati anggur miliknya hingga tandas.
sedangkan Laura hanya melihat dengan senyuman tipis.
...****************...