War Of Chaos Enigma

Marco masih mendengar kan perkataan Dion dengan seksama. Bahkan dia tidak berani menyelanya.

"Ada apa dengan kalian.? Aku tidak menginginkan tatanan dunia seperti itu. Yang aku inginkan dulu hanyalah kebebasan. Bukan tempat untuk mendominasi semuanya. Dan sampai saat ini pun, Enigma masih ada, masalah selanjutnya setelah pasukan iblis datang ke dunia ini. Dan kalian tidak bisa menyelesaikannya selama 2000 tahun."

"Apa segitu pentingnya jabatan sebagai penguasa.? Apa motto Royal Union sebagai pelindung umat manusia sudah hilang.? Aku masih melihat ribuan nyawa melayang dengan sia-sia."

"Dan kalian masih sibuk dengan perebutan artefak. Padahal dulu aku sudah mengatakannya, aku tidak butuh artefak itu lagi. Hanya saja, aku menghargai para leluhur ku. Jadi aku harap, artefak itu tersimpan dengan aman, bukan digunakan sebagai petunjuk atas masalah yang terjadi sekarang."

Dion pun memejamkan matanya, lalu, ia menarik nafas dalam-dalam.

"Hm, maafkan aku Marco. Itu hanyalah isi hatiku yang ingin aku luapkan. Mungkin sumber masalahnya adalah diriku sendiri. Aku bahkan bisa melihat wajah Rachel penuh dengan kebencian dan kekecewaan."

"Waktu sudah berjalan selama 2000 tahun, dan selama itu, aku tidak tau apa-apa tentang kehidupan kalian. Jadi, aku minta maaf padamu Marco, maafkan aku yang sudah seenaknya meninggalkan kalian. Aku rasa kau pasti sangat kecewa dengan keputusan ku saat itu." kata Dion sambil menundukkan kepalanya.

"Dion, Dion. jangan menunjukkan kepala padaku." kata Marco sambil memegang pundak Dion.

"Aku sudah lega mengatakannya. Meskipun itu hanya padamu Marco. Setidaknya aku masih bisa melihatmu dan bisa di ajak mengobrol." kata Dion.

"Aku sangat menanti-nantikan kedatangan mu Dion. Aku sangat yakin, kau pasti akan kembali. Meskipun ini sudah ribuan tahun. Bahkan Rachel dan lainnya pun sangat percaya kau akan kembali. Itulah kenapa mereka menciptakan sejarah yang berkaitan denganmu." kata Marco.

"Apa maksudmu.?"

"Maaf Dion, aku masih canggung mengobrol denganmu, karena memang sudah sekian lama aku hidup. Jadi, aku masih menganggap mu seperti orang asing. Maafkan aku." kata Marco

"Itu sudah wajar bukan, bahkan aku tidak bertemu dengan warga desa selama 2 tahun saja, seperti mengobrol dengan orang lain. Tapi lambat laun, kita akan menjadi teman seperti dulu." kata Dion.

"Ya semoga saja, aku tidak ingin kau terjerat masalah yang sudah aku ciptakan." kata Marco.

Dion pun langsung memasang wajah yang sangat serius.

"Cerita kan padaku Marco. Apa yang kau maksud dengan mereka sudah menciptakan sejarah."

"Aku akan memulainya dari saat kita berada di medan perang. Mungkin ingatanku masih samar-samar, tapi aku akan berusaha mengingat intinya."

Dion pun langsung terdiam disana.

"Saat kau masuk kedalam portal yang dibuat oleh pasukan iblis. Portal itu pun tertutup dan menimbulkan sebuah efek yang sangat dahsyat. Sebuah gempa bumi dan bencana alam tiba-tiba melanda di seluruh dunia."

"Lalu sebuah gelombang kejut tiba-tiba keluar dari titik portal itu. Dan muncul jutaan cahaya di atas sana. Cahaya itu benar-benar sangat banyak sekali, tiba-tiba sekelompok monster yang kita sebut sebagai Enigma, muncul di depan kita dan menyerang semua prajurit disana."

"Rachel waktu itu hanya terdiam dengan tatapan kosong. Tidak ada perintah, dan tidak pemimpin disana. Kita benar-benar dibuat kacau oleh serangan itu. Sampai akhirnya, Eva berteriak kepada kita semua 'Berjuang atau mati' semua orang pun berteriak dan menyerang Enigma disana."

Dion pun langsung menelan ludah.

"Eva mencoba menyakinkan Rachel dan memenangkannya. Dia berkata, 'Dion masih hidup. Dia hidup di dalam jiwa kita, sampai kapan kau akan merenung ditempat ini.' Dan saat itulah, Rachel mengambil alih pimpinan disana."

"Aku merinding mendengarnya Marco." kata Dion.

"Kenapa kau merinding, harusnya aku yang merinding mendengarkan ceritamu tadi. Ini masih ada sangkut pautnya denganmu." kata Marco.

Plak. Dion pun memukul kepala Marco.

"Itu kejadian 2000 tahun yang lalu, sialan. Sudah jelas orang sepetiku yang mempelajari sejarah sangat merinding. Apalagi sumbernya langsung dari orang yang terlibat disana." kata Dion.

"Ah begitu ya."

"Lanjutkan saja Marco. Aku ingin mendengarnya lebih banyak lagi."

"Ah, setalah seluruh Enigma kita musnahkan. Kita semua berteriak untuk kemenangan. Namun, tidak dengan Rachel, dia langsung terjatuh ke tanah dan menangis sekencang-kencangnya. Eva pun langsung memeluknya, dan kami semua juga merasakan hal yang sama. Saat itulah, kami langsung menjatuhkan senjata, dan diikuti oleh seluruh prajurit kita."

"Raja Eden berteriak ditengah-tengah pasukan kita. 'Dion adalah pahlawan yang sebenarnya. Kita harus merawat apapun yang sudah dia tanamkan kepada kita'. Hari itu, adalah hari kebahagiaan, sekaligus hari duka sedunia."

"Apa kau tau Dion. Bagi kami, kau adalah orang paling berpengaruh di seluruh dunia. Bahkan pengaruh mu sampai membuat langit menangis selama 1 minggu. Nyonya Anna yang mendengar kabar tentangmu langsung terjatuh dan menangis sekencang-kencangnya, bahkan ia sampai jatuh sakit."

Dion pun langsung menundukkan kepalanya.

"Ibu, maafkan aku."

"Kita semua mengumpulkan senjata untuk di persembahkan kepadamu, bahwa kita sudah menang disini. Selanjutnya adalah dirimu Dion. Tapi selama bertahun-tahun, kau tak kunjung kembali. Dan Enigma selalu muncul dimana-mana."

"Karena kekosongan pemimpin Royal Union. Kami sepakat untuk menjadikan Rachel sebagai pemimpin selanjutnya. Karena kami melihat, hanya dia satu-satunya yang berhak memiliki warisanmu, karena Rachel adalah tunanganmu yang sah."

Dion pun mengambil nafas dalam-dalam.

"Selama Rachel menjadi pemimpin kami, dia membuat perkembangan yang sangat pesat. Dia membuat pasukan khusus yang di gunakan untuk melawan Enigma. Pasukan itu dia namakan pasukan Lance, yang masih ada sampai sekarang. Kita benar-benar dibuat sibuk oleh Enigma, tapi untungnya, tidak ada satupun korban jiwa saat itu."

"Dia memang orang yang cerdas." sahut Dion.

"Kau mungkin bertanya-tanya Dion, kenapa Rachel tidak bisa menghentikan Enigma.? dan kenapa dia tidak memberikan petunjuk kepada generasi setelah nya."

"Hm.?"

"Dia kembali terobsesi denganmu. Dia memerintahkan kami dan semua pasukan Royal Union untuk mengumpulkan semua barang yang kau miliki, salah satunya adalah Artefak peninggalan leluhur Clan Siga. Tentu itu menjadi pertentangan di kalangan kerajaan Aldebaran dan kerajaan Neverland."

"Kita semua tau, artefak itu adalah satu-satunya peninggalan leluhur Clan Siga, tapi Rachel begitu keras kepala untuk mendapatkannya. Eva menentang keras kebijakan Rachel, bahkan kerajaan Andorra dibawah pimpinan Eva siap berperang melawan Royal Union."

"Kacau sekali. Dari dulu artefak itu selalu menjadi sumber masalah peperangan. Bahkan mungkin pemusnahan massal seperti yang di lakukan Kekaisaran Riu." kata Dion.

"Itu karena tidak ada penerus dari Clan Siga. Satu-satunya orang yang menjadi pemimpin Clan Siga adalah kau Dion. dan tidak ada pewaris untuk melanjutkan Clan Siga. Kau tau sendiri, Leo dan sisa-sisa penduduk Clan Siga sudah bergabung bersama Raja Verda untuk membangun kerajaan Aldebaran. Dan Lisa yang saat itu, tidak memiliki keturunan darah dari Clan Siga. Hanya kau seorang."

"Itu benar, hanya aku satu-satunya pewaris sah sebagai pemimpin Clan Siga yang terakhir." sahut Dion.

"Hm, Nyonya Anna sampai tidak mau memikirkan masalah itu, dan membiarkan semuanya terjadi."

"Lalu, apakah peperangan terjadi.?"

Marco pun terdiam sambil menelan ludah.

....