Kesucian Yang Direnggut ( Nara Untuk Aydan)

" Katakan! Bagaimana ini semua bisa terjadi, kenapa kamu bisa melakukan hal sebejad itu pada Nara?" Nanda menatap tajam pada putra nya yang sudah terlihat babak belur dan tak berbentuk. Tidak ada lagi wajah tampan yang terlihat saat ini, yang ada hanya wajah biru lebam dengan beberapa darah yang mengering di seleruh wajah nya.

Fika baru saja selesai mengoleskan salep di seluruh luka Aydan dan memasang plester pada beberapa luka yang robek seperti pada sudut bibir nya. Aydan beberapa kali meringis namun tak berani mengatakan apa pun, begitu pun Fika yang hanya mengobati tanpa berkata apa pun, hanya wajah sedih dan kecewa yang ia perlihat kan membuat hati Aydan semakin hancur saja melihat mommy nya yang seperti itu.

Razky dan Nami sudah mulai mereda kan emosi nya, kini mereka sedang duduk di kursi tunggu di depan ruangan Nara. Sedangkan Nami dan Razky masih menatap dendam pada Aydan dari kejauhan yang di temani Yuki dan juga Adzriel. Sedangkan Oma Dita dan opa Rafa sudah pergi dari sana karena tidak sanggup melihat pertikaian antara mereka.

" Cepat, sekarang jelaskan pada kami!" Fika ikut menatap tajam pada putra nya. Walaupun Aydan adalah putra mereka satu - satu nya dan Fika sangat menyayangi nya, namun Fika juga tidak bisa mentoleransi apa yang sudah dia lakukan pada Nara dan Fika sangat tidak membenarkan itu semua. Apa lagi Fika dan Nanda juga mempunyai anak gadis yang sekarang masih duduk di bangku SMA dan bersekolah di Bandung bersama dengan kakek dan nenek nya yang bernama Farizka Qiansa Balendra, jadi Fika mengerti bagaimana perasaan Nami saat ini.

Farizka atau yang biasa semua orang sebut Fariz lebih suka tinggal di Bandung bersama dengan kakek dan nenek nya, apa lagi di sana dia bersama dengan Amira yang merupakan teman sebaya nya. Amira adalah anak dari Andra dan istri nya yang bernama Mira yang merupakan junior nya saat dia di bangku kuliah.

Hari ini di pernikahan Aydan harus nya dia hadir bersama dengan yang lain nya, namun karena dia sedang ujian jadi dia tidak bisa hadir ke sana. Apa lagi Fariz tidak menyukai Karin dan dia sangat malas bila harus menerima nya sebagai kakak ipar nya.

" Maafkan aku mom, semalam aku sangat bodoh dan sudah gila karena aku mabuk setelah melihat Karin yang sedang bermesraan dengan pria lain" Aydan menjeda ucapan nya.

" Apa kamu bilang, kamu mabuk?" Fika meraup wajah nya frustasi. " Mommy sudah berapa kali bilang, jauhi benda - benda haram itu! Kenapa kamu malah menggunakan nya?" Fika benar - benar tak habis fikir dengan pemikiran putra nya itu yang bisa - bisa nya menyentuh minuman haram yang selama ini dia dan suami nya sudah mewanti - wanti untuk tidak menyentuh nya.

" Maaf, aku memang salah dan sangat bodoh. Aku sangat menyesal" Aydan benar - benar menyesal dengan apa yang sudah dia lakukan semalam. " Dan aku tidak tahu kalau Nara mengikuti ku dan membawa ku pulang ke apartemen sehingga tanpa sadar aku sudah melakukan hal yang sangat bejad kepada nya" Aydan berkata apa ada nya. " Dan aku baru menyadari nya tadi pagi saat aku terbangun dengan keadaan polos tanpa sehelai benang pun, aku juga menemukan bercak darah pada sprei tempat tidur ku dan yang paling membuat ku terkejut adalah kaca mata Nara yang aku temukan di sana" Aydan terdengar terisak dengan tubuh yang bergetar saat menjelaskan semua itu.

" Kau berengsek Aydan, kenapa kau bisa melakukan nya pada Nara hanya karena wanita ular itu?" Rifki yang merasa emosi sedari tadi langsung memegang kerah baju Aydan dan hendak memukul nya. " Cih, bahkan untuk memukul mu saja aku tidak bisa" Rifki kembali menghempaskan tubuh Aydan karena melihat wajah Aydan yang sudah tidak berbentuk itu.

" Kenapa kau tidak memukul ku? Aku tidak akan membalas nya karena aku memang salah" Aydan menatap Rifki yang masih menatap diri nya dengan tajam.

" Cih, di mana aku harus memukul mu, wajah dan tubuh mu sudah hancur seperti itu" cibir Rifki tersenyum sinis. Sedangkan Aydan kini menundukan wajah nya. Sungguh kali ini dia benar - benar merasa jadi orang paling bodoh dan jahat di dunia ini.

" Baiklah, sekarang katakan pada kami bagaimana dengan Nara? Dia menjadi orang yang paling menderita akibat dari perbuatan mu sekarang" Nanda masih menatap tajam Aydan yang sedang menundukkan wajah nya.

" Ya, penyesalan mu tidak akan bisa merubah segala nya" Adzriel ikut menimpali.

" Aku akan menikahi Nara, bolehkan dad, mom?" Ucap Aydan dengan penuh percaya diri.

" Apa kau yakin?" Razky yang mendengarkan ucapan dari putra sahabat nya itu sedikit kaget dengan ucapan Aydan saat ini.

" Aku yakin ayah, izinkan aku untuk bertanggung jawab dengan semua kesalahan yang aku perbuat" Aydan pun bangkit dari duduk nya dengan susah payah karena keadaan nya yang sudah tidak berbentuk akibat serangan dari Razky tadi, bukan hanya wajah saja tapi seluruh tubuh Aydan terkena serangan ayah Nara itu.

" Biar aku bantu" Alea yang tidak tega melihat Kaka sepupu nya itu langsung mendekat dan membantu Aydan untuk berdiri dan memapah nya sampai ke depan Nami dan Razky membuat Rifki dan Angga memutar bola mata nya malas.

" Terima kasih!" Aydan tersenyum tulus pada Alea dan Alea pun menganggukan kepala nya dengan senyum manis di bibir nya.

Aydan yang kini sudah berada di hadapan Razky dan Nami pun langsung berlutut di hadapan pasangan itu. " Ayah, bunda, maafkan aku dan izinkan aku untuk menikahi Nara agar aku bisa bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan pada Nara" ucap Aydan serius dengan wajah yang penuh penyesalan.

Nami dan Razky masih diam dengan pemikiran mereka masing - masing sambil melihat wajah Aydan yang terlihat bersungguh - sungguh, namun belum sempat ke dua nya menjawab Aydan terdengar panggilan dari perawat yang di mintai Nami untuk menjaga Nara selama Nami berada di luar.

" Tuan , nyonya, nona Nara sudah sadar dan mencari anda" perawat itu setengah berteriak.

" Nara" gumam Nami seraya melangkah kan kaki nya dengan terburu - buru ke dalam ruangan Nara tanpa menghiraukan Aydan yang masih berlutut di hadapan nya. Begitu pun Razky dan yang lain nya yang ikut masuk ke dalam ruangan itu. Yang masuk terlebih dahulu hanya Nami, Razky, Yuki dan Adzriel sedangkan yang lain nya menunggu giliran mereka karena di dalam terlalu sempit untuk semua nya masuk bersamaan. Aydan pun mendengar hal itu merasa lega dan ikut menunggu bersama dengan yang lain nya di depan ruangan Nara.

Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan ke favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏🙏