NovelToon NovelToon
Cerita KehidupanKu

Cerita KehidupanKu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir
Popularitas:543
Nilai: 5
Nama Author: Danti Romlah

apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keseharianku episode 29

Akupun menawarkan ke ayah, "sini Yah, sekalian aku cucikan. Biasa mencuci piring dan peralatan masak dengan jumlah banyak kog tetiba mencuci hanya 1 piring ga enak banget Yah" candaku ke ayah sembari mengambil tumpukan piring kotor dari tangan ayah. Ayah menyerahkannya padaku, "terimakasih banyak ya nak, setelah cuci piring langsung kekamar, belajar. Biar urusan sisa makanan di meja makan ayah yang bereskan" jawab ayah berlalu dari dapur. Aku menyelesaikan mencuci piring tidak lebih dari 5 menit. Selesainya aku langsung menuju ke kamarku, kebetulan ada PR yang harus dikumpulkan besok. Saat melewati meja makan, hanya ayah yang kulihat membereskan sisa makanan yang masih ada dimeja, sedangkan ibu dan adek Khana ada di ruang keluarga, sepertinya ibu menemani adek khan untuk mengerjakan PR nya. Terlihat ibu menjelaskan beberapa soal yang mungkin adek Khana belum paham. Yaa adek Khana sudah dikelas 4 SD, dan masih manja saat makan tetap minta disuapi ibu dan sudah mendapat tugas rumah yaitu membersihkan kamar mandi 2 hari sekali dan menyapu halaman rumah juga mencuci pakaian rumahnya sendiri. Kalau untuk seragam sekolahnya, ibu masih memberiku tugas, menurut ibu hasil cucianku cukup bersih untuk seragam sekolah. Sedangkan adek Khana kalau mencuci hanya sekadar terendam air dan sabun, setelah itu langsung dibilas dan dijemur. Jadi ibu kuatir kalau dek Khana mencuci seragam sekolahnya sendiri ga bakal bersih.

Ya begitulah aturan dirumah ini, yang semua sudah ibu beri perintah. Masing-masing anaknya punya tugas sendiri-sendiri. Jadi mau ga mau harus taat. Hanya saja tugas yang diberikan padaku lebih banyak daripada tugas saudara-saudaraku. Mau ga mau aku harus tunduk juga dengan aturan yang sudah ibu buat.

Aku masuk ke kamar, menutup pintu, bersiap mengerjakan PR ku. Saat akan memulai, pintu kamarku tetiba dibuka, saat ku lihat ternyata mbak Diaz menerobos masuk tanpa permisi. "Yang, jangan besar kepala. Jangan merasa menang, hanya karena ibu memihakmu sore ini. Aku masih jadi kesayangan ibu dirumah ini" seloroh mbak Diaz yang setelah mengucapkan itu langsung berlalu keluar dari kamarku. Aku yang terkaget-kaget hanya bisa bengong. Belum sempat kubalas ucapan mbak Diaz, pintu kamarku sudah ditutup dengan sedikit keras. Aku hanya menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Apa-apaan sih maksudnya mbak Diaz, kog bingung aku... Ya sudahlah ga kupikirkan, aku kembali fokus mengerjakan PR ku.

Malam ini, saat aku sudah selesai mengerjakan PR sekolahku, aku kemudian berbaring dan mencoba memejamkan mata. Terlintas perlakuan ibu sore sampai malam ini yang tetap membuatku takjub, walau mas Levi sudah memberikan penjelasan atas perubahan sikap ibu, tapi aku masih sedikit penasaran, tidak biasanya ibu membantah keinginan mbak Diaz, sudah lebih dari 17 tahun hidupku, mbak Diaz tiap meminta apapun akan segera ibu usahakan untuk menuruti dan mengabulkannya. Ada apa dengan ibu???

Di antara lelapnya tidurku, samar kudengar ketokan dipintu kamarku. Perlahan ku buka mata, ku lihat Jam dinding menunjukkan pukul 4 pagi, sayup-sayup ku dengar lagi bunyi ketokan di pintu kamarku. Kutajamkan pendengaranku ternyata itu suara ayah mencoba membangunkan ku. Setelah kesadaranku terkumpul, aku beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamarku.

Ayah tersenyum, dan mengelus puncak rambutku, "cepat cuci muka dan gosok gigi, ayo pagi ini ayah ajarin mengendarai motor" ucap ayah. Aku yang masih dalam proses mengumpulkan kesadaranku secara penuh, mencoba mengulang kembali ucapan ayah dengan lirih, "belajar naik motor????" Gumam ku.

1
aprilla Tarigan
novel nya bagus
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak
total 1 replies
Marsha Danti
mohon dukungan nya
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi
o^┢┦apΡy
Bermain dengan emosi
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak 🙏🙏
total 1 replies
Yaky De la rosa
Jleb banget emosinya!
Marsha Danti: terimakasih banyak dan mohon kritik sarannya kak/Angry/
total 1 replies
Yuri Lowell
Gempar
Marsha Danti: terimakasih banyak sudah berkenan hadir dan mampir kak/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!