Violet, seorang alien wanita dari bangsa Elaria, dikirim ke Planet Biru untuk mencari mineral langka yang dibutuhkan bangsanya. Setelah menemukan mineral itu, dia memakannya, menyebabkan mutasi yang memberinya kekuatan luar biasa dan kemampuan untuk melahirkan anak-anak dengan kekuatan khusus. Violet memimpin peradaban baru di Planet Biru hingga suatu hari dipanggil kembali oleh bangsanya, yang memicu konflik besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TENANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Tiba-tiba, Violet yang telah melacak keberadaan Zafir mendobrak pintu bersama tiga pahlawan legendaris, Thalor, Mirael, dan Kaelar.
"Zafir, kau baik-baik saja?" tanya Violet dengan panik, terkejut melihat pemandangan mengerikan. Zafir tersungkur lemas, menangis meratapi keluarganya yang telah dibantai.
Murka, Violet menumbuhkan akar-akar raksasa dari tanah, menghancurkan ruangan penelitian dan istana hingga menjulang tinggi ke langit. Akar-akar itu menggulung dan menghancurkan segala yang ada di jalannya.
Rakan dan Vernata lenyap, tertelan oleh akar-akar raksasa tersebut.
Zarek yang ketakutan mencoba melarikan diri.
"Monster, Monster! Bisa bisanya Zafir membawa alien monster ke kerajaan ini."
Namun Zarek tak dapat menghindari akar akar yang menjalar dengan cepat, terjebak dan terserap oleh akar-akar Violet. "Aku tidak boleh mati, aku adalah seorang ilmuan jinius di galaksi ini" ujarnya kemudian terserap kedalam akar.
Namun, Kaelus, Varian, dan Proteus mampu melindungi diri mereka dengan perisai masing-masing.
"Kau kurang ajar!" teriak Proteus, matanya bersinar dengan marah dan kekuatan Nyxian Core memancar dari armornya.
Violet, dengan tatapan penuh kebencian, berkata, "Kau akan membayar untuk apa yang telah kau lakukan." Dia memperkuat akar-akar itu, mencoba menembus perisai Proteus.
Proteus tertawa sinis, "Kekuatanmu tak akan cukup untuk melawan Nyxian Core. Kalian semua akan tunduk padaku!"
Thalor, Mirael, dan Kaelar bersiap untuk bertarung, bergabung dengan Violet dalam serangan mereka. Thalor dengan kapaknya yang menyala, Mirael dengan panah magisnya, dan Kaelar dengan pedangnya yang bersinar.
Pertempuran epik pun dimulai, dengan kekuatan api, bayangan, dan energi Nyxian Core bertarung melawan akar-akar raksasa dan serangan pahlawan legendaris. Raungan naga raksasa dan gemuruh benturan senjata menggema di seluruh ruangan.
Para pahlawan legendaris menghadapi para jenderal dengan gigih. Thalor berhadapan dengan Kaelus, Kaelar dengan Varian.
Sedangkan Mirael segera menyerang Proteus, namun Lyria dengan cepat menahan serangan itu dengan semburan esnya. "Aku lawanmu, pahlawan," seru Lyria.
"Aku serahkan Proteus kepadamu, wahai alien asing," ucap Mirael, memberi kepercayaan penuh kepada Violet.
Violet mengangguk, kemudian meletakkan Zafir di tempat aman saat mengeluarkan akar-akar raksasa yang terus menjalar dan menghancurkan ruangan penelitian serta istana hingga menjulang tinggi ke langit.
Tiba-tiba, dari balik akar yang terus bermunculan, muncul semburan api dari dua naga. Zafir, dalam amarah yang membara, tanpa berpikir panjang menyerang ke arah naga. Namun, dirinya terkena semburan dahsyat dari dua naga itu dan musnah seketika.
Violet, yang hendak menahannya, tak sempat mencegah Zafir karena fokus pada Proteus. "Zafir!" teriak Violet, air matanya mengalir deras. Dia menangis sejadi-jadinya, merasakan kehilangan yang mendalam.
Para pahlawan mengepalkan tangan mereka, merasakan kesedihan dan kemarahan. Proteus tertawa terbahak-bahak, menikmati kehancuran yang telah dia ciptakan.
"Ini adalah akhirnya kalian," kata Proteus dengan suara penuh kebencian. "Aku akan menjadi penguasa galaksi ini dengan kekuatan Nyxian Core!"
Namun, sebelum bersiap bertempur, Violet berencana mengungsikan rakyat Thelessia.
Proteus, yang melayang di udara, mengetahui gerak-gerik Violet.“Kau mencari sesuatu? Apakah itu rakyat Thelessia? Haha, terlambat.”
Proteus menyalakan mesin penyebar virus, dan bom-bom virus tersebar di kerumunan rakyat yang berada di bawah tanah.
Seketika, mereka semua berubah menjadi naga yang ganas dan keluar dari istana, jumlahnya mencapai ribuan.“Kau terbuat dari apa, Proteus? Hatimu dari batu!” ujar Violet, yang tak bisa berkata-kata dengan apa yang Proteus lakukan.
“Kau terbuat dari apa, Proteus? Hatimu dari batu!” ujar Violet, yang tak bisa berkata-kata dengan apa yang Proteus lakukan.
Mendengar itu, Proteus tertawa keras. “Aku ditakdirkan menjadi penguasa. Dengan kekuatan ini, aku akan menaklukkan semua peradaban di planet-planet di galaksi ini.”
“Aku tak akan mengampunimu, Proteus,” balas Violet dengan tegas.
“Aku tidak peduli,” jawab Proteus dengan nada meremehkan. “Justru kaulah yang harus segera sujud dan memohon ampunan sebelum kau kuhancurkan.”
Proteus memerintahkan naga-naga untuk menyerang rakyat yang tersisa. Virus-virus terus menyebar, menginfeksi pasukan dan rakyat tanpa pandang bulu. Namun, Proteus tidak peduli dengan dampaknya.
“Gunakanlah serumnya,” perintah Proteus kepada para jenderalnya. Jenderal-jenderal yang sedang bertarung segera menghindar dan menyuntikkan serum anti-mutasi ke diri mereka sendiri. Sementara itu, tim pahlawan Mirael memberikan efek anti-racun ke rekannya, dan Violet, yang kebal, tetap melawan dengan kekuatannya.
Rakyat yang tersisa berubah menjadi naga, dan kini seluruh penghuni Kerajaan Thelessia telah berubah menjadi naga. Lyria, meskipun kesal dengan tindakan Proteus, tetap diam. Bagaimanapun, itu adalah perintah dari pemimpinnya yang tak bisa dihindari.
"Naah, nikmatilah pesta ini. Hahaha!" teriak proteus
Tiba-tiba, Violet tertegun melihat ribuan naga dan kehancuran yang melanda Thelessia. Namun, keputusasaannya terputus ketika ia mendengar nyanyian yang membingungkan para naga. Tentakel raksasa menjulur dari tanah, mencengkeram dan melemparkan naga-naga yang menyerang. Dan semburan nuklir dari berbagai arah, naga-naga musuh yang tiba-tiba saling menyerang efek pengendalian.
Ternyata, Ratu Seraphine, Thalor (anak Kraken), dan seorang naga hitam bernama **Xylar** datang dengan pasukan mereka. Bersama dua peri pengendali, mereka membanjiri arena pertempuran dengan kekuatan mereka.
"Kalian! Kenapa kalian bisa ke sini?"
tanya Violet
Seraphine, dengan senyum, menjawab Violet, "Kan kita besty, jadi aku datang menolong."
Thalor, anak Kraken, menambahkan, "Maafkan aku hanya aku yang datang menolong karena ayah dan ibu tidak bisa karena peraturan."
Xylar, naga hitam yang sebelumnya menyerang Violet dalam perjalanan, berkata dengan hormat, "Maafkan aku atas pertemuan kita sebelumnya. Terima kasih telah membiarkanku hidup."
Sementara itu, peri kembar bernama **Liora** dan **Sirius** mendekati Violet. "Dewiku, serahkan naga-naga ini kepada kami," kata Liora. "Kami akan mengendalikan mereka agar tidak membahayakan lagi."
Dengan bantuan yang tiba-tiba ini, Violet merasa sedikit lega dan siap untuk melawan Proteus dan pasukannya yang terus menghancurkan Kerajaan Thelessia.
Proteus dengan kesal meneriakkan, "Seraphine! Xylar! Apa maksudnya ini? Kalian berkhianat kepadaku?"
Seraphine menjawab dengan tenang, "Maaf, aku tahu cara memasuki kubah Thelessia berkatmu, jadi aku membantu mereka masuk ke sini, rekan. Kita memang rekan tapi ulahmu yang sudah melakukan kerusakan ini, mengancam planet biru maka aku akan menghentikanmu."
Xylar menambahkan, "Kita memang rekan, tetapi apa yang kau lakukan sudah melampaui batas, Proteus."
"Baiklah, aku akan membuat kalian menyesal," timbal Proteus dengan amarah membara.
Proteus memalingkan perhatiannya kepada dua peri laut, terkejut melihat dua peri, Liora dan Sirius, yang tidak terinfeksi oleh efek mineral yang ia tanam di sarang peri, sehingga membuat koloni peri menjadi parasit. "Kenapa kau bisa tidak terinfeksi?" teriak Proteus.
Liora dan Sirius terkejut mendengar itu karena mereka mengetahui penyebab sebenarnya perubahan ras mereka adalah ulah Proteus. "Kurang ajar! Kau akan membayar untuk ini!" bentak Liora dan Sirius.
Mereka segera mengendalikan beberapa naga dan memerintahkan mereka untuk menyerang Proteus. Namun, pengendalian Proteus jauh lebih kuat dan ia berhasil menghentikan serangan para naga dan membalikkan serangan itu ke arah Liora dan Sirius. "Hmph, hanya segini? Aku akan mengembalikan naga-naga ini kepadamu, serang mereka!"
Para naga yang di kendalikan Liora dan Sirius membalik menyerang mereka
Seraphine segera berenang untuk menghadapi serangan itu, namun tidak sempat. Untung saja Violet melesat ke depan dan menebas naga-naga yang menyerang Liora dan Sirius. "Kalian fokus saja pada naga-naga musuh, biarkan aku yang membalaskan dendam kalian pada Proteus," ujar Violet dengan tekad.
Liora dan Sirius mengangguk, siap untuk melawan ancaman yang ada dan membantu Violet dalam pertempuran melawan Proteus.