The Mother

The Mother

1

Ruang konferensi pusat komando Elaria, terletak di jantung ibukota mereka yang megah, adalah pusat dari segala keputusan penting. Ruangan ini dipenuhi dengan layar holografis yang menampilkan peta galaksi, data misi, dan berbagai informasi penting lainnya. Lampu-lampu berpendar lembut di langit-langit, memancarkan cahaya biru yang menenangkan.

Di tengah-tengah ruangan, meja holo-proyektor besar memancarkan gambar tiga dimensi dari sebuah planet biru yang berputar perlahan. Para ilmuwan dan pemimpin militer Elaria berdiri mengelilingi meja tersebut, wajah mereka serius dan penuh perhatian.

Di antara mereka, berdiri seorang wanita dengan kulit ungu bercahaya, mata birunya penuh semangat dan tekad. Namanya Violet, salah satu penjelajah terbaik bangsa Elaria.

Komandan Zarel, seorang pria berusia paruh baya dengan rambut kelabu dan mata tajam, berdiri di hadapan Violet. Wajahnya penuh guratan pengalaman, namun matanya memancarkan kepercayaan.

Komandan Zarel kemudian menghampiri Violet"Violet, Anda telah dipilih untuk misi ini karena kemampuan dan dedikasi Anda yang luar biasa. Planet Biru yang baru ditemukan ini mengandung mineral langka, bahan baku utama untuk pil keabadian. Misi Anda adalah menemukannya dan membawanya kembali ke Elaria."

Violet menatap gambar planet biru yang berputar di depan matanya. Tantangan ini bukan hanya tentang penemuan, tetapi juga tentang keabadian bagi bangsanya. Dia mengangguk dengan tegas.

"Saya merasa terhormat, Komandan Zarel. Saya akan melakukan yang terbaik untuk bangsa kita." timpal Violet dengan bangga.

Di sisi lain meja, Ilmuwan Lyra, seorang wanita dengan rambut perak panjang yang tergerai bebas dan mata hijau tajam, menatap Violet dengan campuran kecemasan dan harapan. Dia adalah kepala penelitian mineral langka dan sangat memahami bahaya yang mungkin dihadapi oleh Violet.

Lyra memperingati Violet "Ingat, Violet, mineral ini sangat berharga dan berbahaya. Jangan sembarangan. Kami mengandalkan Anda untuk keberhasilan ini."

Violet mengangguk setelah di peringati oleh Lyra "Saya mengerti, Lyra. Saya akan berhati-hati."

Lyra mengangguk, memberikan tablet data kepada Violet yang berisi informasi detail tentang mineral tersebut. Violet mempelajarinya sejenak sebelum menganggukkan kepala, merasa siap untuk misi ini.

Setelah menerima instruksi terakhir dan perbekalan yang diperlukan, Violet berjalan keluar dari ruang konferensi, melewati koridor panjang yang dipenuhi dengan gambar-gambar prestasi bangsa Elaria.

Setiap langkahnya memantapkan tekadnya. Pesawat ruang angkasanya, sebuah kapal eksplorasi canggih bernama **Elara**, telah siap di landasan peluncuran. Pesawat itu berkilauan dalam cahaya matahari, teknologi tercanggih yang pernah dibuat oleh bangsa Elaria.

Violet menaiki tangga pesawat dengan hati penuh harapan dan semangat petualangan. Di dalam kokpit, ia mengenakan setelan pelindung yang dirancang khusus untuk eksplorasi di planet asing dan mengaktifkan sistem kendali.

Violet berbicara kepada dirinya sendiri "Ini dia, petualangan baru. Planet Biru, tunggu aku."

Dengan satu tarikan napas dalam, Violet menekan tombol peluncuran. **Elara** bergetar hebat sebelum meluncur ke angkasa, meninggalkan Elaria dan menuju ketidakpastian yang ada di luar sana.

Perjalanan panjang melalui kegelapan antariksa memberinya waktu untuk memikirkan misi dan tanggung jawab besar yang ada di pundaknya.

Selama perjalanan, Violet menghabiskan waktu dengan mempelajari data tentang Planet Biru. Dia mempelajari pola badai, komposisi atmosfer, dan kemungkinan lokasi mineral langka tersebut.

Malam-malam panjang di ruang angkasa diisi dengan latihan dan meditasi, mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk tantangan yang menantinya.

Setelah berbulan-bulan perjalanan, akhirnya **Elara** mendekati Planet Biru. Dari jendela kokpitnya, Violet bisa melihat hamparan luas planet yang penuh dengan badai dan lautan. Ia menyiapkan dirinya untuk mendarat dan memulai pencarian mineral langka tersebut.

Violet menatap Planet Biru "Baiklah, saatnya bekerja. Semoga keberuntungan berpihak padaku."

Violet mengarahkan pesawatnya ke area yang tampak lebih tenang, mencari tempat yang aman untuk mendarat. Ketika pesawat akhirnya menyentuh permukaan planet, Violet merasakan adrenalin mengalir dalam tubuhnya. Dia mengenakan helm dan sarung tangan, memeriksa persediaan terakhir sebelum membuka pintu pesawat, Violet mengecek keadaan oksigen dan udara di planet biru dan ternyata aman membuka kembali helemnya.

Saat pintu terbuka, udara segar planet biru menerobos masuk, sedikit berbeda dari udara di Elaria, namun masih bisa dihirup dengan nyaman. Violet melangkah keluar, menatap langit yang dipenuhi awan badai yang bergerak cepat.

Violet berbicara melalui komunikator yang terpasang pada lengannya "Violet melaporkan, saya telah mendarat dengan selamat di Planet Biru. Memulai eksplorasi sekarang."

Dengan perangkat tambahan yang canggih di tangannya, Violet mulai menjelajahi planet tersebut. Tanah di bawah kakinya terasa lembab, dengan vegetasi yang tumbuh liar di beberapa tempat. Dia mengikuti petunjuk dari perangkatnya, mencari tanda-tanda keberadaan mineral langka.

Hari demi hari, Violet mencari dengan gigih, menghadapi berbagai tantangan alam yang keras. Hujan lebat, badai angin, dan medan yang tidak bersahabat menjadi bagian dari rutinitasnya.

Namun, semangat dan tekadnya tidak pernah goyah. Itu semua karena Violet adalah bangsa Elaria dengan kondisi fisik kuat dan sudah terbiasa menguasai kemampuan telekinesis di tahap ultimate, dengan ini violet dapat mudah menjelajahi suatu planet tanpa hambatan.

Hingga suatu hari, di sebuah gua tersembunyi yang terlindungi dari badai, ia menemukan apa yang dicari. Dinding gua tersebut berkilauan dengan mineral langka yang memancarkan cahaya lembut. Dan segera mengeceknya dengan alat pemindainya dan hasilnya 100% itulah mineral yang dia cari.

Violet dengan mata berbinar "Inilah dia, mineral langka itu. Kini aku bisa membawa pulang keabadian bagi bangsa kita."

Namun, rasa penasaran yang mendalam menguasai Violet. Bagaimana rasanya mineral ini? Apa yang akan terjadi jika ia mencobanya? Setelah berpikir panjang, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil risiko.

Violet membatin dan mengambil serpihan mentah mineral langka itu "Hanya sedikit, untuk mengetahui kekuatannya."

Setelah mengonsumsi mineral itu, Violet merasakan gelombang energi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Getaran halus menjalar dari ujung jarinya ke seluruh tubuhnya, membuat setiap serat otot dan setiap selnya berdenyut dengan kekuatan baru.

Violet terengah-engah "Apa yang terjadi padaku? Energi ini... begitu kuat."

Perubahan fisik mulai terjadi dengan cepat. Kulit ungu Violet perlahan-lahan berubah warna, menjadi putih sedikit kecoklatan yang mengkilap di bawah cahaya mineral.

Rasa hangat menyebar di sekujur tubuhnya, seolah-olah darahnya sendiri sedang mendidih dengan kekuatan yang baru ditemukan.

Violet menatap tangannya yang berubah warna "Kulitku... berubah warna?"

Rambut Violet yang awalnya hitam legam juga mengalami transformasi. Setiap helai rambut berubah menjadi putih keemasan, bersinar dengan kilauan yang indah. Rambut barunya memancarkan cahaya, seakan-akan terbuat dari sinar matahari yang membeku.

Violet memegang sehelai rambut "Ini... luar biasa. Aku tidak pernah merasakan kekuatan seperti ini sebelumnya."

Matanya masih tetap berwarna biru tetapi Pandangannya menjadi lebih tajam, lebih jelas, seolah-olah ia bisa melihat setiap detail terkecil di sekitarnya."Apa yang sudah aku lakukan pada diriku sendiri?"

Dengan kekuatan barunya, Violet merasa tubuhnya lebih ringan, lebih kuat. Dia mengangkat tangannya dan merasakan aliran energi yang kuat mengalir melalui jari-jarinya. Sekali dorong, dia bisa merasakan kekuatan besar yang mampu merobohkan tembok batu.

Violet mencoba kekuatannya "Ini... tak bisa dipercaya, kekuatan telekinesisku menjadi sekuat ini"

Namun, perubahan tidak hanya terjadi di fisiknya. Pikiran dan indranya juga mengalami peningkatan. Dia bisa merasakan detak jantung planet di bawah kakinya, mendengar suara angin yang berbisik dan badai dapat ia rasakan.

Namun, sensasi itu segera berubah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Kepala Violet mulai berdenyut, rasa mual mengguncang perutnya, dan keseimbangan tubuhnya terasa goyah.

Violet memegang kepalanya "Apa yang terjadi padaku? Ini... ini terlalu... banyak... Energi yang ku serap."Dia berusaha fokus, tetapi penglihatannya mulai kabur.

Menyadari bahwa tubuhnya sedang mengalami perubahan yang drastis, Violet memutuskan untuk kembali ke kapalnya, Elara, untuk memeriksa kondisinya.

Dengan sisa kekuatannya, Violet keluar dari gua, terhuyung-huyung melewati medan berbatu. Setiap langkah terasa berat, seolah-olah gravitasi planet ini mendadak meningkat. Dia meraih communicator di lengannya dan mencoba menghubungi sistem otomatis di kapalnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!