Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Calvin pov
Laki-laki berjas Brioni hitam itu melihat jam ditangannya
jam 1
jari-jarinya mengetuk meja menunggu wanita itu,
"mungkin 30 menit lagi", ujar nya lirih
Hari ini, Calvin ingin meminta maaf secara formal pada Alika. Ia benar-benar tidak suka berhutang pada siapapun di dunia ini.
Kini, ia berhutang maaf pada Alika. Sebab, perlakuan kasarnya pada wanita itu minggu lalu.
Ingatannya, menyorot kejadian minggu lalu saat ia mengantarkan Alika pulang.
(Dia cantik juga saat tertidur pulas)
ujarnya tersenyum tipis, mengingat momen itu
"Wait Calvin! " ujar Calvin melotot menyadarkan dirinya yang dari tadi senyam-senyum sendiri
Laki-laki itu kembali melihat jam tangan Rolexnya
Jam 2 lebih
Tak terasa sudah satu setengah jam ia menunggu. Calvin mengerutkan kening dan meraih IPhone 14 di meja di depannya,
"Halo, kenapa dia belum kesini? apa dia baik-baik saja? " tanya Calvin pada seseorang disebrang telepon
"maaf Pak, Bu Alika memang sama sekali belum keluar dari ruangannya. Lalu, pada saat saya lihat, ternyata beliau masih berbicara dengan salah satu muridnya. Sepertinya membahas sesuatu yang penting" jawab orang di sebrang telepon itu
"oke, tetap disana!" jawab Calvin langsung mematikan telepon dan bergegas memanggik waitress.
"Bungkus semua porsi lengkap seperti ini. Biar nanti anda kasih ke anak buah saya, yang ada dibawah" , minta Calvin pada salah satu pelayan di cafe itu
Tak lama,
Yasha masuk ke ruangan VIP itu dan terkejut dengan Calvin yang masih belum mulai makan.
"Lah, Vin? gasido makan? " tanya Yasha melihat semua makanan yang ada didepan Calvin belum tersentuh sama sekali.
Calvin memutar bola mata malas,
"udah gapenting, balik kekantor sekarang! "jawab Calvin singkat yang langsung berdiri dan meninggalkan Yasha sendirian diruangan
(loh, kenapa lagi itu arekke sekarang gamau makan) ujar Yasha bergumam,
" YASHA, COME ON! "teriak Calvin dari depan menggelegar
Tanpa pikir panjang, Yasha mengambil bingkisan cokelat besar yang diberikan pelayan itu dan memberikan kartu hitam milik kantornya dan segera menyusul Calvin kedalam mobil.
"Vin, ini kamu bungkusin banyak begini kamu buat siapa? ", tanya Yasha
"Telfon anak buah gue kesini sekarang" jawab Calvin
5 menit menunggu didalam mobil,
Anak buah Calvin datang dan mendekati mobil Calvin,
"Permisi, Pak" sapa Anak buah Calvin
"Ini kamu kasih ke kurir, antarkan ke nona Alika di ruangannya. Dan sebentar... "
Calvin merogoh sesuatu dalam sakunya, dan mengambil bolpoint parker di jasnya,
Calvin sibuk menuliskan sesuatu didalamnya,
"ini jangan lupa kasih ke kurirnya dan suruh dia baca ke wanita itu" pinta Calvin
"Baik Pak, akan segera saya antarkan" jawab anak buah Calvin
Calvin POV ends
Alika tersenyum lebar menerima bingkisan cokelat besar itu,
"ternyata orang itu pengertian juga ya"
Alika membawa bingkisan itu ke mejanya, dia membuka nya perlahan. Hingga membuatnya terkejut karena isi di dalamnya.
"Lah, dia ngirimin gue makanan sebanyak ini mana bisa gue ngabisin semuanya!? "
Alika menggeleng-gelengkan kepalanya membayangkan bagaimana cara untuk menghabiskan itu semua,
"dia sadar apa engga ya beliin gue sebanyak ini? "
(iyaa tau sih, dia orangnya tajir melintir, tapi ini kan juga ngapain buang-buang duit buat beli makanan se gini banyak cuma buat satu orang), batin Alika sedikit membenarkan perilaku Calvin
Meskipun Alika dan keluarga nya merupakan keluarga berada.
Tapi, seumur-umur Alika tak pernah membeli makanan satu resto, hanya untuk ia makan sendiri.
"Iini seriusan makanan satu toko kayanya diborong semua, deh"
"Gue bagi-bagiin juga aja deh mendingan"
Alika mengambil setiap bingkisan makanan dari dalam kotak itu satu-persatu,
Ayam bakar bambu,
Ayam bakar bale,
Tuna balado,
Crab stick,
Smoked salmon,
Miso soup,
Udang,
chocolate cake,
chocolate sundae,
Alika tersenyum.
"Kesukaan gue nih",
Ia mengambil menu pilihannya khususnya cokelat kesukaannya dan juga membagikan sisanya kepada dosen-dosen yang lain
Setelah membagikan semua makanan itu, Alika memakan makanannya
Tak lama terdengar suara teriakan seseorang menerobos masuk dari pintu,
"Halooo, bestie guee yang paling cakeppp"
Alika menoleh, "hwaaa bestiee gueee sini-sini masukkk", ujar Alika membalas sambil berdiri berpelukan dengan Dian
"gue lagi makan nih, lo udah makan?"
"Udah kok barusan tadi dikantor, terus kebetulan gue lagi senggang jadi mampir deh langsung ke tempat lo,"
"Eh, ini lo beli makanan dapet bungkusan segede gaban emang beli dimana?" tanya Dian melihat papper bag cokelat begitu besar dan banyak disamping meja Alika.
"Oh, lo inget cowo ganteng yang gue pernah ceritain, namanya Calvin?"
"Iya terus?"
"Anyway, sekarang kayanya gue udah berhubungan lebih baik sama dia" ujar Alika sambil tersenyum dalam
"Cieee..cieee kenapa nih cerita cerita" jawab Dian penasaran
"iya, dan bingkisan makanan segini banyak juga dari dia, mungkin karena dia sadar udah banyak dosa ama gue hahaha" jawab Alika bercanda
"Baguss deeh... kalo udah baikan, gue kan jadi ngga khawatir kalo lo dibikin nangis terus sama dia"
Alika melihat jam ditangannya,
jam 4
Wajah Alika berubah murung,
"Tapi gue juga sedih, Di. Karena nanti jam 7 gue udah harus terbang ke Papua buat liputan"
"Gue mau bilang terimakasih. Mau pamitan juga sebenernya sama dia, tapi gue gapunya kontaknya" ujar Alika sedih.
Dian memandang sahabatnya dengan kasihan, sambil menepuk-nepuk lengan Alika
"Kasihan banget sih, temen gue udah mulai naksir sama orang. Eh, malah harus pergi lagi karena kerjaan" ujar Dian sambil mengerucutkan bibir
Alika pun ikut memasang wajah sedihnya dan memeluk Dian dramatis. Ia juga mengeluarkan air mata buayanya.
Memang mereka berdua benar-benar se frekuensi. Percakapan apapun selalu nyambung seperti rel kereta.
Dian sebenarnya sudah peka tentang keadaan hati Alika, karena baru kali ini ada cowok yang berhasil bikin Alika kepikiran kaya gini
Tak lama mereka dua berbincang dan berpamitan satu sama lain, Alika pulang
***
Alika mengemasi barang-barang bawaannya selama sebulan di Afrika
"Mah, Alika pamit dulu ya, "
"Yah, Alika pamit"
"Kak,, gue berangkat ya... baek-baek lu dirumah" ujar Alika bercanda pada kakaknya yang langsung dihadiahi jitakan di dahinya
Alika berangkat menggunakan aston martin warna putih miliknya menuju ke bandara
Alika menenteng tas dan koper berwarna merah nya, menunggu pemberitahuan flight nya
Alika duduk dikursi antrean dengan gelisah. Sebenarnya, ia sangat ingin menghubungi Calvin.
Tapi, sayang ia tak punya nomornya, karena Calvin menolak untuk memberikannya padanya kemarin.
Apakah Calvin memang tidak ingin berhubungan dengan dirinya lagi. Atau memang Calvin menganggap nomornya itu privasi. Alika tidak tau,
"Perlu ngga ya gue ngabarin Calvin kalo gue mau pergi? Mana gue juga belom bilang makasih sama makanan kemarin"
Suara pengumuman membuyarkan pikiran Alika,
Halo. Para penumpang penerbangan bisnis nomor 56 tujuan Afrika dengan pemberhentian di Singapura mohon melakukan boarding dari gerbang C7, dan mohon persiapkan pas naik Anda dan pastikan Anda membawa semua barang bawaan Anda. Terima kasih
Alika menuju gate pesawat
Gate 7
sambil membawa paspor, identitas, dan kartu kredensial ditangannya, Alika masuk menuju pesawat
Alika duduk ditempat duduknya,
matanya menatap sendu pesawat yang mulai lepas landas, membayangkan mungkin waktu itu pertemuan terakhirnya dengan Calvin.
Karena ia akan cukup lama berada di Papua, sekitar 2 minggu. Ia mungkin tidak akan bertemu Calvin kembali dalam waktu dekat ini.
Jika, ia sudah kembali pulang dari Papua. Pasti pembangunan di kampusnya juga sudah rampung, sehingga Calvin tidak ada alasan bagi Calvin untuk stay di kampus lebih lama.
Dan mungkin saja, hubungan pertemanan baik yang baru dimulainya dengan Calvin telah berakhir mulai saat ini
"Selamat tinggal Calvin, aku seneng bisa kenal sama kamu" ujar Alika sambil tersenyum