NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Marica

Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.

Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.

Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.

Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlindungan

"Kalau butuh bantuan, bilang."

Eh?

"Itu --arght!" Lucyana memekik saat Galen mencengkram lengannya.

"Siapa yang cambukin lo?" tanya Galen seolah-olah tidak tahu. Seperti biasa ekspresi wajah Galen sangat dingin.

"Gak ada ---arght!" Lucyana kembali memekik saat Galen kembali menekan tangannya di lengannya. "Sakit," ucap Lucyana pelan nyaris tidak terdengar.

Mendengar itu Galen melepaskan cengkeraman tangannya, ia tidak lagi bertanya, tetapi kembali fokus pada iPadnya, tidak peduli dengan rintihan Lucyana. Galen tahu semuanya, tetapi ia hanya ingin mendengar langsung dari mulut gadis itu. Namun sayangnya, Lucyana tidak mau bicara jujur.

Hening mengambil alih suasana, Galen tidak bicara apapun lagi, ia hanya fokus pada iPadnya. Mata elangnya memerhatikan apa yang layar iPadnya tunjukkan, informasi mengenai Lucyana. Begitu mudah bagi Galen mendapatkan semuanya. Bahkan sesuatu yang terjadi sudah begitu lama. Kening menurut ketika ia mengetahui sesuatu, senyuman sinis juga membingkai di bibirnya.

"Papa marah karena aku bikin Kakak masuk rumah sakit," aku Lucyana tiba-tiba membuat Galen menoleh meskipun hanya sekilas. "Papa takut, jika karena masalah ini keluarga Kakak bikin perhitungan sama papa, makanya papa marah." Lucyana berucap dengan wajah yang terduduk.

"Hanya itu alasannya?" tanya Galen.

"I-ya," jawab Lucyana mendadak gagap.

Galen mendengkus, jelas bukan hanya itu alasannya. Sebelum insiden roti kacang itu, Lucyana sudah mendapatkan cambukan.

Tidak ada lagi obrolan, mereka tenggelam dalam aktivitas masing-masing. Tempat yang cukup luas itu terasa begitu sunyi. Galen masih fokus pada iPadnya, selain membaca informasi mengenai Lucyana yang Daren kirim, Galen juga memeriksa laporan perusahaan yang Elgar kirim. Sang ayah benar-benar melatihnya untuk siap menjadi pewaris nantinya, sedangkan Lucyana berkutat dengan ponselnya, sesekali gadis itu mencuri pandang ke arah Galen. Laki-laki minim ekspresi itu terlihat serius, membuat aura ketampanannya semakin terpancar. Lucyana merasa penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh Galen. Ingin bertanya, tetapi Lucyana yakin Galen tidak akan menjawabnya.

"Kakak jangan banyak main iPad. Kakak harus banyak istirahat," ucap Lucyana.

"Ck, bawel," respon Galen tanpa menoleh ke arah Lucyana.

Lucyana terkekeh sebelum memilih untuk beranjak dari tempat yang ia dudukki, berjalan ke dekat jendela kaca. Matanya menatap luas ke bagian luar gedung rumah sakit, ia diperlihatkan pemandangan kota, kendaraan berlalu lalang di bawah sana.

Lucyana mengela napas berat, menunduk seolah sedang memikul beban berat. Jujur saja, Lucyana ingin menyerah dari kehidupan yang terasa tidak adil itu, tetapi kembali bangkit karena tidak ingin menyia-nyiakan hidupnya selama enam belas tahun lebih itu. Selain itu, ia berharap ayahnya masih bisa berubah. Dirinya masih berharap mendapatkan kasih sayang seorang ayah dari pria itu.

Helaan napas berat kembali Lucyana ambil. Sampai ia teringat akan ucapan Galen.

Lucyana berpikir, haruskah ia meminta bantuan Galen? Akan tetapi gadis itu masih merasa ragu, ia tidak ingin merepotkan orang lain.

"Apa aku coba saja?" batin Lucyana.

Gadis itu lantas berbalik, "Kak Galen," panggil Lucyana. Tidak ada sahutan membuat kening Lucyana mengerut. Gadis itu kembali ke dekat tempat tidur, rupanya Galen tertidur.

Lucyana mengambil iPad yang ada di atas tubuh Galen, memindahkannya ke meja nakas. Setelah itu menarik selimut untuk menutupi tubuh Galen. Pergerakannya terhenti ketika melihat wajah Galen, ketampanan laki-laki tidak luntur meskipun sedang tidur.

"Ish, mikirin apa sih?" gumam Lucyana lantas kembali menyelimuti Galen, menutupi tubuh laki-laki itu sampai batas dada.

Lucyana kembali duduk di dekat tempat tidur bermain dengan ponselnya, sesekali ia meringis saat rasa sakit itu tiba-tiba datang. Namun rasa kantuk lebih mendominasi membuat Lucyana tertidur dengan posisi duduk, dengan kepala berada di tempat tidur.

-

-

Galen bangun dari tidurnya, mengeliat lantas merenggang otot-ototnya yang terasa kaku. Galen juga mengucek mata dengan punggung tangannya, berkedip beberapa kali agar bisa beradaptasi dengan cahaya yang ada di ruangan itu. Ketika kesadarannya penuh, Galen dikejutkan dengan keberadaan Lucyana di sampingnya. Gadis itu tidur dengan posisi duduk.

"Kenapa nih anak tidur di sini?" decak Galen.

Selang infus yang sudah dilepas membuat Galen bisa bergerak bebas. Ia turun dari tempat tidur, membopong tubuh Lucyana, memindahkan gadis itu ke tempat tidur agar bisa tidur lebih nyaman. Galen merebahkan tubuh Lucyana dengan hati-hati. Ketika tubuh belakang Lucyana menyentuh kasur, gadis itu meringis membuat Galen menghentikan gerakannya. Beruntung Lucyana tidak bangun, gadis itu memiringkan tubuhnya dan kembali tertidur.

Bersamaan dengan itu pintu kamar rawat itu dibuka. Aluna masuk bersama Arabella. Galen menaruh jari telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan pada Aluna juga Arabella untuk tidak berisik.

"Dia tidur?" Aluna mengusap kepala Lucyana.

"Ma, ada yang mau aku bicarain sama Mama," ucap Galen.

"Ada apa, Nak?" tanya Aluna.

"Ini tentang dia." Galen menunjuk Lucyana dengan dagunya. Hal itu membuat kening Aluna dan Arabella mengernyit.

Galen mengayunkan langkah ke sofa diikuti oleh Aluna juga Arabella. Duduk dengan menekuk kedua sikunya, juga menyatukan tangan, meletakkannya di bawah dagu. Ekspresi Galen berubah serius membuat Aluna juga Arabella khawatir.

"Ada apa dengan Lucyana, Nak?" tanya Aluna seraya mengambil posisi duduk di samping Galen.

Galen menoleh ke arah Aluna dan kembali melihat ke Lucyana yang masih tertidur lantas menceritakan apa yang terjadi dengan Lucyana. Aluna terkejut begitu juga dengan Arabella, keduannya sama-sama menoleh ke arah Lucyana, menatap gadis itu dengan tatapan iba, terutama Arabella. Putri Aluna itu baru beberapa hari mengenal Lucyana, gadis itu terlihat begitu polos juga ceria, tetapi rupanya menyimpan luka yang begitu dalam.

"Om Daren sudah dapatkan sesuatu. Tapi sepertinya masih ada banyak hal yang dirahasiakan oleh pria tua bangka itu dari anaknya," jelas Galen.

"Apa yang sudah kamu ketahui tentang Lucyana?" tanya Aluna.

"Semua harta yang keluarga dia punya saat ini sepenuhnya milik mendiang ibunya, Ivy Erlangga," jawab Galen.

"Tunggu. Kamu tadi mengatakan Ivy Erlangga?" tanya Aluna memastikan dan langsung disambut oleh Galen.

"Mama kenal?" Bukan Galen yang bertanya, melainkan Arabella.

"Iya, Sayang. Beliau langganan di butik Mama. Kebetulan juga rekan bisnis papa kalian," jawab Aluna. "Mami mendengar beliau meninggal setelah melahirkan."

"Sampai sekarang tua bangka itu menyalahkan Ana sebagai penyebab kematian istrinya," ucap Galen. "Tua bangka itu menahan dia di rumah hanya karena harta itu sepenuhnya milik gadis itu, tua bangka itu hanya wali. Ketika umur Ana sudah mencapai dua puluh satu tahun, harta itu sepenuhnya miliknya," jelas Galen. "Tapi di di sini ada yang aneh," lanjut Galen.

"Kenapa, Sayang?" tanya Aluna lagi.

"Si tua bangka itu tidak mendapatkan sepeserpun. Jika terjadi sesuatu dengan gadis itu maka semua harta itu harus disumbangkan," jelas Galen.

"Mungkinkah ada konspirasi sebelumnya dan nyonya Ivy mengetahui itu?" tebak Aluna.

"Mungkin," balas Galen.

"Jika itu benar, kita tidak boleh diam saja," ucap Arabella.

"Tentu, Sayang. Kita pasti melindungi dia," ucap Aluna, tangannya terulur mengusap sisi wajah Arabella.

"Aarght!"

Semuanya menoleh mendengar ringisan Lucyana. Gadis itu bangun secara tiba-tiba lupa akan luka di tubuhnya.

"Ana." Panggilan Aluna membuat Lucyana menoleh.

"Tante … maaf aku -- aku tidak tahu kenapa bisa tidur di sini," ucap Lucyana seraya menahan sakit.

"Tidak apa-apa." Aluna duduk di samping Lucyana tangannya terulur menyentuh surai gadis itu.

"Tapi -- kak Galen?"

"Anak Tante baik-baik saja," ucap Aluna.

Lucyana menoleh ke arah Galen, laki-laki itu sedang duduk santai di sofa panjang. Pandangan mereka bertemu, sebelum ucapan Aluna memutus pandangan itu.

"Tante mau tanya sesuatu, tapi kita tunggu dokter datang," ucap Aluna.

"Dokter?"

"Iya, Sayang."

Tidak lama Dokter datang, Lucyana dibuat bingung saat tiba-tiba tirai ditutup.

"Buka pakainmu, Sayang!" suruh Aluna.

"Ta-pi kenapa, Tante?"

"Buka dulu, nanti Tante jelaskan."

"Tapi —"

"Jangan takut, kami semua akan melindungi kamu."

1
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg thor
Neng Saripah
kalo bener ini ulah safira
abis kamu fir ga ada kata ampun lagi dari keluarga galen
Alevin
mg2 safira ketangkep, ich bnr2 pengin bejek2 masukin penjara
Alevin
thor yok update yok bisa yok bisa
Neng Saripah
mantap babang galen....aku padamu 🥰🥰
Alevin
tp blm ada cakar2an dr emaknya thor wkwkwk ngarep bgt aku tu
Alevin
sayang sekali ma author bs double up
Alevin
ayo thor again thor
pengin baca safiraaa di hujat emak dan netizen yg dsanaaa
Alevin
lagi thor lagii, pengin nyakar safira
pengin liat safira dimaki2 emak nya
Echa: siap 😁😁😁😁
total 1 replies
Shelvie Pandoju
akhirnya kesalahpahaman itu sudah terungkap.. jadi penasaran hukuman apa yang di berikan Galen sama Ana
Neng Saripah
kurang thor 🤭🤭🙏
Echa: 😁😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut lg thor up ny
Alevin
shafiraaa..emak bapak lu baikny minta ampun
km kok hmmm nyebelin bgt
Alevin
astaga astaga nunggu nya seharian, bacanya 10 detik
yok thor bisa yok double up lagi
Echa: 😁😁😁😁😁, maaf maaf. insya Allah ya Kak
total 1 replies
Neng Saripah
walah...ternyata ulah shafira ini
jangan2 dia ngomong macem2 lagi sama ana
Alevin
ya ampun tiap episode 3x baca sembari nunggu update 🫣🫣
Echa: Terima kasih kakak😍😍😍😍
total 1 replies
Alevin
selalu sy tunggu tiap mnit update nya
tiap chapter minim 3x baca
soale nagih bgt
Echa: trima kasih Kakan 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Alevin
setiap menit setiap jam ku buka agar segera up
Echa: Terima kasih Kakak 😍🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Shelvie Pandoju
sepertinya Ana slah paham mengenai Galen menduga Galen masih punya hubungan dengan Safira.
Echa: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg dong thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!