Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Ryder Crop.
Beberapa staf wanita tampak memoles wajah dengan alat makeup yang ada di tangannya. Mereka ingin tampil cantik semaksimal mungkin untuk menyambut kedatangan manager pemasaran baru yang tak lain ialah Delard, putra sulung dari Chan Ryder.
Tak lama kemudian sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan lobby, lalu keluarlah Delard yang sudah di sambut baik oleh beberapa penjaga kantor.
"Selamat pagi Tuan Adelardo," sapa Ruly asisten pribadinya.
"Ya, pagi!" jawab Delard seraya terus berjalan melewati koridor kantor. Semua mata tertuju kepadanya, karena parasnya yang begitu tampan nan rupawan mampu menghipnotis setiap wanita yang melihatnya.
"Tuan Adelardo, ini berkas-berkas perusahaan yang kemarin Tuan minta." Ruly meletakan beberapa file itu dimeja Delard.
"Terima kasih," ucap Delard, "kapan kita akan meninjau pabrik yang ada di kota Z?" tanyanya seraya pandangan fokus kearah layar laptop.
"Besok lusa, Tuan," jawabnya.
"Kalau begitu jadwalnya kita ganti besok!" ucap Delard dengan tegas.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi."
_
Daniel menghampiri Grace di kelasnya saat jam istirahat, meskipun satu angkatan tapi keduanya berbeda kelas. "Kau disini rupanya. Pantas aku tidak melihatmu di kantin."
"Ya, aku sedang malas," jawabnya, "besok kau jadi ikut ke gunung G kan?" tanya Grace, dia pun meletakkan ponsel yang sedari tadi di mainkannya.
"Tentu saja. Aku tidak akan membiarkan mu pergi sendirian," Daniel merangkul pundak Grace namun Grace menepisnya sehingga wajahnya kini tampak kecewa.
"Aku tidak sendirian, bukankah kau juga tahu jika Anggun dan Laura juga akan ikut," ucap Grace.
"Akhir-akhir ini sikap Grace sedikit berubah, apa dia masih marah karena waktu itu aku merekam videonya?" batin Daniel yang terus menatapnya.
Grace tersenyum ketika Daniel menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"
Bukannya menjawab Daniel malah mengusap-usap pipi Grace lalu memegangi dagu nya.
"Jangan seperti ini, atau kita akan terkena masalah jika ketahuan pacaran di sekolah." Lagi-lagi Grace menepis tangannya, sehingga membuat Daniel mendengus kesal.
"Sepertinya kau memang tidak menginginkan aku disini," Daniel berdiri dari duduknya, namun saat dia ingin pergi di cegah oleh Grace.
"Jangan marah, aku hanya tidak ingin ada guru yang melihat kita berduaan di dalam kelas seperti ini," ucap Grace seraya memegangi tangannya.
"Itu hanya alasan mu saja. Aku tahu kau memang tidak ingin aku ada disini," karena kesal Daniel membuang pandangannya kearah lain.
Grace tampak serba salah, dia pun memegangi kedua pipi Daniel dengan lembutnya lalu mengunci pandangannya, "oke, aku ijinkan kau tetap disini tapi kau jangan marah," ucap Grace sedikit manja.
Daniel pun mengulum senyumannya, tiba-tiba dia menarik pinggang Grace dan mendekapnya, sehingga membuat Grace sangat terkejut.
"Daniel apa yang kau lakukan?" desisnya, "cepat lepaskan aku sebelum ada orang yang melihat kita," lanjut Grace.
"Kau tidak perlu takut, karena tidak akan ada yang melihat kita disini," Daniel membelai rambut panjang Grace, sementara satu tangannya lagi melingkar sempurna di pinggang Grace.
"Tapi__" Grace menggantung ucapannya karena Daniel sudah keburu menyambar ranum bibirnya.
"Emp," Grace sempat menolak ciuman itu namun karena Daniel terus memaksanya, akhirnya dia hanya bisa pasrah.
Tangan Daniel terus membelai wajah Grace dan mengusap-usap telinganya untuk memancing b*rahinya, hingga lambat laun Grace pun membalas ciuman Daniel.
"Grace! Daniel!"
Suara teriakan dari luar kelas membuat Grace dan Daniel terkejut, mereka pun melepaskan ciuman dan menoleh kearah sumber suara.
"Pak Rio," gumam Grace dan Daniel secara bersamaan.
"Keterlaluan!" bentaknya, "sekarang kalian ikut Bapak keruang BP!" titah Pak Rio yang sangat geram melihat kelakuan dua remaja itu.
Lagi-lagi Grace di minta untuk menghubungi orangtuanya akibat kesalahan yang telah dia perbuat, namun karena kedua orangtua angkatnya sedang berada di luar negeri terpaksa dia harus menghubungi nomer Delard untuk membantunya lagi.
Grace mencoba menghubungi nomer Delard berulang kali namun tak mendapatkan jawaban, karena hari ini Delard sedang melakukan meeting bersama kliennya.
Sementara Daniel sudah di ijinkan pulang terlebih dulu setelah di jemput oleh tante nya. Karena yang pihak sekolah tahu, jika orangtua Daniel meninggal akibat kecelakaan, meskipun cerita yang di katakan Daniel terdengar sedikit janggal, pada akhirnya semua orang mempercayai ucapannya.
Daniel berdiri di depan pintu ruang BP untuk menunggu Grace, namun dia di tegur oleh Pak Rio dan menyuruhnya untuk segera pulang.
"Sebaiknya kau cepat pulang, karena sebentar lagi kakak Grace akan segera kemari."
"Tapi Pak__"
"Tidak ada tapi-tapian! Sebaiknya kau pulang sekarang juga!" bentaknya.
Dengan raut wajah yang masam Daniel terpaksa pulang terlebih dahulu, karena jika tidak, pak Rio akan meminta bu Reina untuk menambah skorsingnya.
"Dimana kakak mu? Kenapa belum datang juga?" tanya bu Reina dengan nada bicaranya yang tegas.
"Maaf Bu, tapi dari tadi nomer kak Delard tidak bisa dihubungi," ucap Grace.
"Kakak Grace akan kemari, aku harus merapikan penampilanku terlebih dulu," batin miss Dara, dia pun mengambil alat makeup di tasnya lalu mengusap-usap Fondation ke wajahnya.
"Kalau begitu kau bisa menghubungi sanak saudaramu dan memintanya untuk menjemputmu disini," titah bu Reina.
Grace tertegun sejenak, dia pun kepikiran akan sosok Jack. "Sepertinya Jack bisa membantuku," batinnya. Dia pun menghubungi Jack dan memintanya untuk datang ke sekolah.
Dua puluh menit kemudian Jack datang dengan berpura-pura menjadi kakak sepupunya Grace, atas permintaan gadis itu.
Jack terkejut mendengar alasan mengapa Grace sampai di bawa keruang BP, dia tidak menyangka jika nona mudanya itu melakukan hal yang sangat memalukan seperti itu.
"Saya meminta maaf atas kesalahan yang sudah di perbuat oleh non__" Jack hampir saja keceplosan, "Mlmaksud saya, saya sangat minta maaf atas perbuatan yang sangat memalukan yang telah dilakukan Grace," ralatnya.
"Dengan kesalahan yang sudah dilakukan Grace , dengan terpaksa kita harus melakukan tindakan tegas, dengan cara menskorsing adik anda."
"Apa?! Skorsing?" Jack terkejut.
"Ya, selama tiga hari Grace tidak di perbolehkan masuk sekolah."
"Ye!" seru Grace secara spontan, sehingga membuat semua yang ada di ruang BP menatap heran kepadanya, seraya geleng-geleng kepala.
Grace cengengesan saat menyadari kesalahannya, meskipun dia senang karena selama tiga hari di liburkan, seharusnya dia tidak perlu memperlihatkannya di hadapan semua guru-gurunya.
"Nona Grace kenapa malah senang kena skorsing? Apa dia tidak tahu jika tuan Delard pasti akan sangat marah jika mengetahui hal ini," batin Jack. Dia pun pamit undur diri setelah Grace sudah di ijinkan untuk pulang.
Di perjalanan pulang Grace meminta Jack untuk tutup mulut dan tidak menceritakan tentang masalahnya di sekolah kepada Delard. Jack yang hanya bekerja sebagai pengawal pribadi keluarga Chan Ryder terpaksa mengiyakan keinginannya untuk bungkam.
"Tapi Nona, bagaimana jika tuan Delard sampai tahu tentang masalah ini? Saya takut jika tuan Delard akan memecat saya."
"Kau tidak perlu khawatir, karena aku pasti akan membelamu," ujarnya.