Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?
ikuti kisah selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bercerita Bersama
"Ada apa Bunda? Bunda nggak apa-apa kan?" Sahut seorang anak laki-laki yang suaranya sangat tidak asing di indera pendengaran Mika.
Dengan segera Mika menoleh kearah laki-laki yang sedang berdiri di hadapannya.
Mata Mika melotot melihat siapa yang telah berdiri di sebelah wanita setengah baya itu.
"Kak Zidan?" Ujar Mika dengan terkejut.
"Mika?" Zidan pun tak kalah terkejut.
"Kalian sudah saling kenal ya?" Tanya wanita setengah baya yang Zidan panggil sebagai Bunda.
"Iya Bunda, ini yang aku ceritakan ke Bunda. Bagaimana Bun? Manis kan?" Jelas Zidan tampak malu-malu.
Mendengar ucapan dari Zidan, Mika menjadi tersipu malu dengan wajah yang memerah bagaikan kepiting rebus.
Senyumnya masih tersungging manis.
"Bunda, kenalkan ini Mika. Mika, ini Bunda aku yang paling cantik hehehe." Zidan dengan bangganya memperkenalkan Mika dengan Bunda nya, dan sebaliknya memperkenalkan Bunda Anita pada Mika.
Bunda Nita dan Mika berjabat tangan, namun Mika langsung mencium punggung tangan milik Ibunda Zidan.
"Anak yang Cantik." Ucap lembut Bunda Nita.
"Tante juga cantik." Sahut Mika dengan respon malu-malu.
"Kamu sendirian, nak? Kamu berbelanja apa itu?" Bunda Nita tampak celingak-celinguk dan langsung menunjuk ke arah troli Mika.
"Iya Tante aku sendiri, sedang berbelanja bahan-bahan makanan untuk dimasak. Hehehe... " Jawab Mika dengan menunjukan beberapa sayuran, daging dan yang lainnya.
"Iya sayang, anak pintar." Jeda " Kamu pulangnya diantar Zidan saja ya sayang. Tante nggak tega lihat kamu pulang sendiri." Ucap Bunda Nita yang langsung menyentuh lengan anak nya, Zidan.
"Bunda pulang sama siapa?" Tanya Zidan yang terlihat khawatir.
"Bunda bisa pulang sendiri nak." Jawab Bunda Nita.
"Eh, jangan Tante, mendingan aku yang pulang sendiri. Tante jangan sampai pulang sendiri ya." Pinta Mika yang menyentuh telapak tangan Bunda Nita.
Bunda Nita memandang Mika dan Zidan secara bergantian.
"Ya sudah supaya adil Mika ikut Zidan antar tante dulu ya sampai rumah, lalu setelah itu Zidan langsung lanjut mengantar kamu." Perintah Bunda Nita.
Mika dan Zidan saling berpandangan.
Mika langsung mengangguk cepat.
"Ya sudah tante, Mika ke kasir dulu ya."
Ucap Mika yang langsung mendorong troly nya menuju kasir.
Begitu juga Bunda Nita yang menyusul Mika untuk ke kasir, pada kasir sebelah.
*
"Terima kasih kak sudah antar aku sampai rumah. Mau mampir dulu nggak? Kebetulan anak-anak mau main ke sini." Ucap Mika yang sedang melepaskan seatbeltnya.
"Oh anak-anak mau main kesini?" Tanya Zidan.
"Iya kak, soalnya aku sendirian di rumah hehee, semuanya pergi keluar kota." Jawab Mika dengan mengerucutkan mulutnya.
"Bang Ali?"
"Bang Ali dinas ke Semarang tiga hari Kak, makanya aku bete sendirian." Cerita Mika pada Zidan.
"Oh begitu, ya sudah aku izin dulu sama Bunda ya!" Zidan langsung meraih ponselnya dan segera menelpon Bunda Nita.
Tidak membutuhkan waktu lama Zidan telah menelpon dan meminta izin pada Bunda Nita. Dan akhirnya Zidan di izinkan untuk berkumpul dengan yang lainnya dirumah Mika.
"Okay deh Mik, kita turun sekarang." Zidan langsung mengarahkan mobilnya menuju halaman rumah untuk di parkirkan.
Mika turun dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah terlihat Zidan berjalan mengekori dibelakang Mika.
Mika meletakkan semua bahan-bahan masakan di meja bartender dapur, lalu mencucinya dengan segera supaya tahan lama di dalam kulkas.
"Mau aku bantuin Mik?" Tanya Zidan yang langsung berjalan menghampiri Mika.
"Boleh kak, ayo sini kak." Mika langsung memberikan bahan-bahan yang sudah di cuci untuk dimasukan ke dalam kulkas namun sebelumnya disimpan di wadah kedap angin supaya semua nya tetap awet.
"Ini disusun-susun begini ya?" Tanya Zidan yang tengah memegang wortel panjang setelah dicuci.
"Iya kak." Jawab Mika yang langsung mencuci beras karena rupanya ia belum memasak nasi.
Sedangkan perutnya sudah sangat meronta-ronta ingin dimasuki banyak makanan.
"Kamu pintar juga Mik memasak. Siapa yang mengajari?" Tanya Zidan yang sedikit-sedikit menoleh ke arah Mika.
Sungguh sangat menarik perhatian Zidan, Mika pandai dalam urusan dapur.
"Otodidak kak, awalnya iseng-iseng bantuin Mama sama Tante. Eh, lama-lama terbiasa dan ya lumayan lah kak kalau buat masak mah, yang penting matang dan bisa di makan hahahahaaa..." Tawa Mika menggelegar mengisi seisi rumah.
"Seperti sayang ya, Mik? Berawal dari iseng dan lama-lama nyaman. Iya nggak sih?" Sahut Zidan dengan sedikit mengutarakan lewat sindiran halusnya. Zidan terkekeh dengan senyuman simpulnya.
Mika langsung menoleh dan tepat saat itu juga Zidan meliriknya.
Keduanya saling berpandangan, hingga menghambat aktivitas yang sedang mereka lakukan.
***
"Mikaaa, Mikaa.." Panggil Diva dan Amira dengan teriakannya.
Mika dan Zidan yang sedang asyik memasak di dapur terganggu oleh suara teriakan Diva dan Amira.
"Iya masuk saja." Teriak Mika kembali.
Zidan langsung berjalan menuju pintu utama dan langsung membukakan pintunya.
"Mik lam....a banget. Eh kak Zidan." Ucap Diva yang dari nada tinggi hingga melunak.
"Langsung masuk saja Div, Mir. Kebetulan kita sedang memasak. Kasihan Mika belum makan jadi aku membantu menyiapkan bahan-bahannya." Jelas Zidan yang mempersilahkan Diva serta Amira masuk ke dalam.
"Iya kak."
Diva dan Amira masuk ke dalam rumah, lalu berjalan menghampirimu Mika yang tampak sibuk di dapur untuk memasak.
"Mikaa, kamu masak apa?" Tanya Amira yang berdiri tepat di sebelah Mika.
"Aku masak ramen nih baru matang, kalian mau nggak? Aku belum makan soalnya jadi lapar." Mika menawarkan makanan buatannya.
"Enak nggak tuh?" Sahut Diva yang kemudian mengambil sendok untuk mencicipi nya.
"Cobain dulu saja." Sambung Zidan.
Saat Diva dan Amira mencoba nya, tiba-tiba mata keduanya melotot dan saling pandang.
"Enak banget!!!" Seru Diva dan Amira serempak.
"Ahhh bohong?" Tanya Mika yang penasaran dengan kedua sahabat nya.
"Suer Mik, aku nggak bohong." Ucap Diva sangat antusias.
Melihat aksi Diva dan Amira yang sepertinya menikmati ramen buatan Mika.
Zidan menjadi turut penasaran.
"Boleh dong cobain juga, kok aku penasaran." Imbuh Zidan.
"Boleh. Kalian bawa mangkuk ya sama sendok sumpit nya. Kita makan diruang tengah saja sekalian nonton." Perintah Mika pada Diva dan Amira.
"Okay, siap Mika." Seru keduanya yang langsung membawa mangkuk dan peralatan makan lainnya.
"Sini biar aku saja yang bawa Mik, kan pancinya panas." Zidan langsung mengambil alih panci yang telah dipegang Mika.
"Thanks Kak."
Sahut Mika yang langsung memberikan panci ke Zidan. Ia langsung menyiapkan minuman dingin di dalam termos beling dengan ukuran jumbo.
Ia meletakkan minumannya dan ia kembali lagi ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan yang telah ia beli di Super Market.
Setelah semuanya terhidang di meja ruang tengah.
Akhirnya semuanya menikmati Ramen ala chef Mikayla Nadhira.
"Alexa mana Div? Dia nggak ikut apa bagaimana?"
Tanya Mika pada Diva.
"Nggak ada responnya Mik, mungkin sedang molor." Sahut Diva dengan enggan, ia melanjutkan kembali menikmati ramen buatan Mika yang sangat nikmat.
*
Drrt!
Ponsel Mika berdering tanda panggilan masuk. Ketika sedang asyik bersenda gurau dengan teman - temannya, Mika langsung meraih ponselnya.
Terlihat Ali yang menelponnya.
"Hallo, Assalamu'alaikum." Sapa Mika pada Ali.
"Waalaikumsalam, lagi ngapain Mik? Sudah belanjanya?" Tanya Ali dari seberang telpon.
"Lagi ngumpul sama teman-teman, sudah belanja kok." Jawab Mika dengan sedikit menjauh supaya suara teman-temannya tidak bertabrakan dengan suara telpon.
"Ohhh, oke. Eh, tapi kok itu ada suara cowoknya?" Tanya Ali sedikit penasaran.
"Iya, itu kak Zidan. Tadi ketemu di Super Market. Jadi sekalian aku ajak saja biar makin rame." Jelas Mika.
"Oke, jangan di ajak menginap ya. Terus jangan keseringan dia main ke rumah." Tegas Ali pada Mika.
"Memang kenapa?"
"Nggak baik nanti dilihat sama tetangga." Ali memberikan peringatan.
"Okay, ya sudah ya bang aku lanjut dulu."
"Siap."
Setelah memutuskan panggilan telponnya.
Mika langsung kembali lagi kepada teman - teman nya yang masih melanjutkan untuk menonton film.
Semuanya menghabiskan waktu untuk menonton, mengobrol dan berbagi cerita sampai menjelang malam.