Anaya Devaloka (21), seorang gadis muda yang terpaksa menjadi ibu susu bayi bernama Elnan Kavindra demi melunasi hutang ayah tirinya dan membiayai pengobatan mamanya.
Richard Kavindra (29), seorang CEO muda nan tampan dan terkenal playboy. Ia menyukai gadis seksi yang bertubuh langsing. Namun, ketika ia melihat Naya, semua tipe gadis idealnya seakan tak berlaku sama sekali. Ia terjebak pada pesona ibu susu baby Elnan anaknya.
Akankah Richard mampu meluluhkan hati Naya? dan bisakah Naya tetap teguh pada hatinya tanpa tergoda oleh Richard?
Follow Ig : @yoyotaa_
Dilarang keras untuk menjadikan cerita saya jadi konten!!!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Ternyata Ibu Susu
Richard memasukkan mobilnya ke garasi di rumahnya. Ia pun berjalan keluar dari mobil dan memegang pintu kemudian membukanya. Rumah sudah dalam keadaan gelap gulita. Hanya ada beberapa penerangan lampu di tempat-tempat yang sekiranya memiliki harga jual tinggi, dan benda berharga di keluarga tersebut.
Perlahan-lahan Richard menjejakkan kakinya menaiki tangga. Namun anehnya, kamar Elnan agak sedikit terbuka. Hal ini pun menarik perhatian Richard. Richard membuka perlahan pintu tersebut. Betapa terkejutnya ia, saat melihat ada seorang wanita yang tidur di kamar Elnan. Sayangnya, wajahnya tidak nampak sama sekali, karena posisi wanita tersebut memunggungi pintu.
"Siapa wanita itu? Apa dia baby sitter El yang baru? Tapi, kenapa mama membiarkan dia tidur di kamar Elnan? Biasanya juga mama menempatkan mereka di kamar belakang. Aneh sekali," gumam Richard.
Tak lama kemudian, Richard pun menutup pintu kamar Elnan sampai rapat. Wanita tersebut begitu ceroboh karena ia lupa mengunci pintu kamar Elnan. Begitulah anggapan Richard pada wanita yang kini berada di kamar Elnan.
Bagaimana jika ada maling, atau penculik bayi? Mereka akan sangat mudah untuk masuk dan mengambil Elnan, jika pintu tersebut tidak dikunci atau tidak ditutup rapat-rapat.
"Sebaiknya besok pagi aku tanyakan sama mama. Aku tidak ingin mama salah memilihkan baby sitter untuk anakku."
Richard pun berjalan menuju kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang berukuran besar. Tetapi sebelum itu, ia mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
***
Mentari pagi menyapa Richard dengan sinarnya yang masuk melalui celah-celah ventilasi kecil di kamarnya. Richard terbangun dan langsung berdiri. Namun, ia terpaku pada saat melihat hal yang tak biasa di rumah dari balkon kamarnya. Ia melihat seorang wanita yang sedang berdiri di taman sambil menggendong Elnan.
Pemandangan seperti ini, tak pernah Richard lihat sama sekali. Tentunya wajah si wanita tak terlihat. Richard hanya melihat punggung wanita tersebut dengan rambut yang dicepol.
"Sebenarnya siapa sih dia? Lagian kenapa mama tidak bicara apapun padaku mengenai wanita itu?"
Richard pun bergegas mandi. Selesai mandi ia memilih kemeja dan jas yang akan ia pakai kemudian merapihkan rambutnya. Setelah itu, ia keluar dari kamarnya menuju meja makan.
Disana sudah ada Helen yang telah menunggu Richard untuk sarapan.
"Pagi, Ma," sapa Richard.
"Pagi juga sayang," balas Helen.
"Ma, apa mama merekrut baby sitter baru untuk Elnan?" tanya Richard lalu kemudian duduk di meja makan.
"Tidak, mama hanya menyewa seorang ibu susu untuk Elnan sampai dia berusia 2 tahun. Kau tau sendiri, jika Elnan alergi dengan susu formula, jadi ya lebih baik mama menyewa ibu susu daripada harus setiap hari ke rumah sakit," jawab Helen sambil mengambil beberapa sendok nasi untuk diberikan pada Richard.
"Oh begitu. Baiklah terserah mama saja. Yang terpenting Elnan bisa meminum asi dan mama tidak cape harus bolak-balik ke rumah sakit. Richard hanya ingin bicara satu hal. Bilang ke ibu susu Elnan, kalau sudah malam pintu kamarnya ditutup, takutnya ada orang jahat yang masuk ke kamar Elnan."
"Iya nanti mama sampaikan padanya. Bicara soal ibu susu, dia bernama Naya. Jika kau suatu hari berpapasan atau perlu sesuatu untuk Elnan, panggil namanya."
"Oke ma."
Pembicaraan pun selesai, mereka melakukan sarapan pagi dengan hikmat. Lalu Richard pun keluar dari rumahnya dan melihat ke taman. Rupanya, wanita tersebut masih ada disana. Ia mengenakan baju yang begitu longgar, sehingga tidak nampak bagian tubuhnya sama sekali.
"Gaya berpakaiannya kampungan sekali," gumam Richard.
Setelahnya, Richard mengemudikan mobilnya keluar dari area rumahnya.
Naya sedari tadi tak bisa menahan senyumnya, ketika Elnan terus-terusan menutup mata saat matahari mulai menyinari wajahnya.
"Ayo buka matanya sayang, sinar mentari pagi itu bagus untuk kesehatan," ucap Naya yang gemas akan tingkah Elnan.
"Ih, kenapa kau bisa segemas ini sih?" Naya kemudian mencubit pelan pipi Elnan saking gemasnya.
Karena sudah terlalu lama berada di bawah sinar matahari, Naya pun membawa Elnan masuk ke dalam rumah.
"Wah, cucu oma habis berjemur ya," sapa Helen saat melihat Naya masuk dari pintu samping."
"Iya oma," jawab Naya seakan-akan dirinya adalah Elnan.
"Naya, lebih baik kau sarapan. Biar Elnan aku yang gendong," perintah Helen.
"Baik Nyonya."
Naya segera pergi ke dapur untuk mengambil makanan dan memakannya disana. Ia bersyukur karena majikannya begitu baik dan perhatian padanya. Ya, meskipun ia tahu, kalau sebenarnya perhatian itu, Helen tunjukkan agar Elnan tidak kekurangan nutrisi dan gizi dari asi yang diberikan Naya.
Baru saja ditinggal beberapa menit, tiba-tiba baby Elnan menangis dengan kencangnya. Naya pun menyegerakan sarapannya dan langsung kembali ke hadapan Helen dan Elnan.
"Biar saya susui dulu Nyonya. Sepertinya baby El haus."
Helen mengangguk kemudian memberikan Elnan ke Naya. Mulut kecil Elnan langsung mencari-cari dimana p*ting susu Naya. Setelah ia menemukannya, ia langsung menghisap tanpa ampun hingga Naya meringis kesakitan.
Helen ngilu melihatnya, betapa cucunya begitu rakus melahap buah dada Naya. Ia pun teringat akan ucapan Richard saat berada di meja makan tadi.
"Nay, kalau tidur pintu kamar ditutup atau dikunci ya."
"Ah, iya Bu. Maafkan saya, kemarin malam baby El nangis terus dan saya pun berinisiatif membawa baby El keluar kamarnya sambil di puk-puk b*kongnya supaya tidur. Sepertinya saya ketiduran setelah membawa Elnan kembali masuk ke kamar dan lupa menutup pintunya rapat-rapat."
Itulah penjelasan dari Naya, Helen pun mengangguk mengerti. Karena ia pun tahu, cucunya itu suka sekali bangun tengah malam. Terkadang Helen sampai tidak bisa tidur hingga pagi menjelang. Namun, setelah adanya Naya, ia bisa agak sedikit beristirahat.
Naya merasakan hisapan baby Elnan mulai melemah, itu artinya baby Elnan sudah mengantuk.
"Nyonya, saya permisi mau membawa baby El ke kamar. Supaya ia bisa tidur dengan nyaman."
Helen mengangguk. Ia pun melihat Naya menaiki tangga dengan perlahan. Seandainya Richard memiliki istri, mungkin istrinya tersebutlah yang akan merawat Elnan. Bukannya ibu susu seperti Naya.
"Semoga kau segera pertemukan anakku dengan jodoh yang terbaik."
***
Sementara di Kav Group, Richard disibukkan dengan pertemuan bisnis dengan koleganya yang berasal dari kota sebelah.
"Terima kasih, saya selalu puas dengan semua kinerja dari perusahaan anda."
"Terima kasih kembali, karena anda selalu mempercayakan ini pada perusahaan kami. "
"Kalau begitu saya permisi, karena masih ada urusan lain. Selamat siang pak Richard."
"Ya, selamat siang."
Huft..
Richard menghela napas lega ketika ia bisa memuaskan kolega bisnisnya. Ia pun meminta Isabel, sekretarisnya untuk membuatkan minuman.
Selang beberapa menit, sekretarisnya pun masuk ke ruangan Richard dengan membawakan satu gelas kopi. Richard terus melihat Isabel yang berjalan pelan kearahnya sambil melenggokkan tubuhnya.
"Ini kopinya, Pak." Isabel memberikan kopi tersebut sambil membungkukkan badannya hingga terlihat belahan dua buah benda kembarnya terlihat menyembul keluar.
"Lain kali pakailah baju yang benar. Kau disini bekerja sebagai sekretarisku bukan wanita malam."
Perkataan Richard tentu saja begitu menusuk hati Isabel.
"Ba-baik pak. Kalau begitu saya permisi."
Bukannya Richard tidak senang bisa melihat dua benda kembar tersebut. Ia hanya sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun.
***
Jangan lupa berikan like dan tinggalkan komentar ya.
jangan lupa mampir juga di karyaku ya,🙏🏻
icad icad..