Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama
"Jangan takut kamu aman di sini, Bundaku itu wanita hebat, dia pasti akan melindungi mu dari para penjahat itu,"
Tiba-tiba salah seorang pria berjalan mendekati pintu gerak dan hendak membukanya.
Gadis kecil yang melihatnya buru-buru mengambil ponselnya dan menghubungi sang ibu.
"Halo sayang, ada apa?" tanya Rini
"Halo Bunda, cepat pulang di rumah banyak orang jahat!"
"Ok nak, sebentar lagi bunda sampai rumah," Rini segera menambah kecepatan motornya.
Ia langsung berteriak saat melihat pria-pria berotot berusaha memasuki kediamannya.
"Oi, mau ngapain di rumah gue!" hardiknya
Pria-pria itu langsung berbalik kearahnya.
"Sorry Ibu, kita hanya ingin memastikan apakah anak kami masuk kerumah ibu atau tidak,"
"Iba, ibu, sejak kapan gue kawin sama bapak lo. Emang gak bisa bedain mana ibu-ibu mana anak perawan. Enak aja body goals gini di panggil ibu!" cibir Rini
"Maaf Bu, eh Mbak,"
"Mbak lagi, dokter, gue dokter!, haish gue beri juga nih!" seru Rini mengepalkan tangannya
"Maaf Bu dokter, eh dokter cantik!" seru pria itu kemudian menarik teman-temannya meninggalkan tempat itu
Rini pun segera masuk kedalam rumah untuk mengecek kondisi putrinya.
Ia begitu terkejut saat mengetahui Gala ada di rumahnya.
"Mamah!" seru Gala langsung berlari memeluknya
Sementara itu Caca terlihat bingung melihat Gala memanggil bundanya dengan sebutan mamah.
"Kamu gak papa kan, ada yang luka tidak?" tanya Rini
Gala menggelengkan kepalanya.
"Syukurlah??" ucap Rini mengusap kepala bocah itu
Ia pun menoleh kearah sang putri yang masih ternganga melihatnya.
"Caca, kenalkan dia Gala anaknya suami bunda yang baru," ucap Rini
"Jadi Gala ini kakak tiri ku?" jawab Caca
"Iya sayang," sahut Rini
Gala menoleh kearah Caca.
"Jadi dia anak mamah juga?" tanya Gala
"Iya sayang, cuma ada suatu hal yang membuat mamah belum bisa mengajaknya tinggal bersama kita,"
"Oh, begitu. Kasian sekali adikku harus tinggal sendirian," ucap Gala kemudian memeluknya
Bocah itu bahkan mengusap punggung Caca untuk memberikan dukungan kepadanya.
"Bukan tinggal sendirian juga Gala, ada temen mamah yang menemaninya," sahut Rini
"Oh begitu, syukurlah. Aku tidak tega jika melihat anak perempuan tinggal sendirian, bahaya!" imbuh Gala membuat Rini tertawa kecil mendengarnya
"Terimakasih ya kaka Gala, sudah begitu perhatian sama adek Caca," ucap Rini mencubit gemas pipi bocah lelaki itu.
"Sama-sama mamah, memang sudah menjadi tugas seorang kaka untuk melindungi adeknya,"
"Unch, so sweet sekali, jadi makin lope-lope sama Gala," ucap Rini kemudian memeluknya
Caca pun tak mau ketinggalan ikut memeluknya juga.
"Mamah aku lapar," bisik Gala membuat Rini langsung melepaskan pelukannya
"Ok sayang, mamah akan masak makanan kesukaan mu sebelum pulang,"
Rini segera meletakkan tasnya dan segera bergegas ke dapur.
Caca pun mengajak Gala bermain sambil menunggu sang ibu memasak. Keduanya terlihat begitu akrab meskipun baru bertemu.
Tentu saja hal itu membuat Rini senang melihatnya.
Satu jam kemudian makanan sudah siap, Gala dan Caca langsung berlari menuju meja makan.
"Wah mamah beneran masak ayam kecap kesukaan aku!" seru Gala
"Bunda juga masakin ayam goreng kesukaan aku dong," sambung Caca
"Tentu dong, aku akan memasak makanan kesukaan anak-anak aku," jawab Rini
"Yeay, mamah memang keren, terimakasih mamah!" seru keduanya
"Sama-sama, selamat makan ya, jangan lupa dihabiskan!" jawab Rini
Tidak lama ponsel Rini berdering. Rupanya Carlen berkali-kali menghubunginya.
"Kemana saja sih kamu, aku telpon gak diangkat-angkat!" gerutu Carlen dengan suara baritonnya
"Sorry, aku abis makan, jadi aku gak sempat angkat telpon kamu," jawab Rini
"Bisa ya kamu makan dalam keadaan genting seperti ini, oh iya aku lupa kalau Gala itu bukan anak kamu, sorry!" sahut Carlen
"Gak usah baper juga kali, sans saja, aku pasti menemukan Gala,"
"Kamu ini pinter ngomong ya, tapi praktiknya nol. Kalau kamu memang niat mau bantuin nyari Gala cepat datang ke TKP bukannya malah ngilang kaya gini," jawab Carlen
"Ok maaf, tunggu setengah jam lagi aku tiba di TKP," jawab Rini kemudian mematikan ponselnya.
Selesai makan ia pun mengajak Gala untuk pulang. Namun bocah itu justru menolak, Gala memilih untuk menginap dan memilih pulang keesokan paginya. Rini sudah berusaha membujuknya untuk pulang namun Gala tetap bersikeras tak mau pulang.
Akhirnya Rini pun menyerah dan membiarkan Gala menginap di rumahnya. Seperti janjinya kepada Carlen wanita itu kemudian menemuinya.
"Sepertinya para penjahat itu sudah memindahkan Gala, tak ada siapapun di dalam gudang," ucap Carlen gusar
"Apa kamu sudah mengeceknya?" Tanya Rini
Carlen mengangguk, ia pun memilih untuk pulang, setelah gagal menemukan putranya. Gurat kesedihan terlihat jelas di wajahnya. Bagaimanapun ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat harus kehilangan putra semata wayangnya.
Setibanya di rumah Maudy langsung menghampiri keduanya dan menanyakan tentang Gala.
Melihat ekspresi wajah gusar putranya membuat ia sadar jika Gala belum di temukan. Wanita itu pun terlihat sedih.
"Dimana Gala," tanyanya kepada Carlen
"Kita belum menemukannya," jawab Carlen
Mendengar jawaban Carlen, wanita itu langsung berlari kearah menantunya Rini.
"Kamu bisa kan membantu kami menemukan Gala, diantara kami Gala paling suka denganmu, semoga jika kamu yang mencarinya dia akan segera ketemu,"
"Ibu berhentilah meminta bantuan pada wanita itu, dia itu bukan siapa-siapanya Gala jadi mana mungkin dia peduli padanya . Buktinya hari ini saja, yang seharusnya ia membantu mencarinya dia malah enak-enakan makan di restoran!" cibir Carlen
Raut wajah Maudy seketika berubah, mendengar ucapan putranya. Wanita itu segera mendekati Carlen dan menamparnya.
*Plaakk!!
"Jangan sembarangan bicara, asal kamu tahu Rini lebih peduli terhadap Gala daripada kamu, kalau bukan karena dia Gala mungkin sudah mati di tusuk penjahat, dia juga bisa mati karena kekurangan darah, atau dia juga akan lumpuh seperti mu andai Rini tak mengobati kakinya!" seru Maudy
Carlen seketika bungkam pria itu tampak merasa bersalah setelah mendengar ucapan sang ibu.
"Sudahlah ibu, jangan menyalahkan Carlen, aku yang salah. Kalau begitu aku akan pergi mencari Gala, ibu jangan khawatir aku pasti membawanya pulang," jawab Rini berusaha menenangkan sang mertua
"Aku ikut!" seru Carlen
"Tidak usah, sebaiknya kamu di rumah saja beristirahat," jawab Rini
Carlen tampak memandangi kepergian wanita itu, dan meminta Reynold untuk mengikutinya.
Rini pun mempercepat laju sepeda motornya.
Baru saja ia tiba di depan gerbang rumahnya ia melihat Gala dan Caca keluar dari dalam rumah.
"Mamah!" seru kedua anak itu saat melihatnya
Carlen yang mengikuti Rini dari kejauhan tampak terkejut saat melihat seorang anak perempuan bersama Gala.
"Mamah???"