Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 1 Pulang kampung
" Mam, Kinara ingin ke tempat nenek, Kinara kangen banget sama kak Kinan. Boleh ya mam ?." ucap gadis cantik dengan lesung pipi disebelah kiri, sambil bergelayut manja pada seorang wanita yang masih sangat cantik diusianya yang sudah tak lagi muda.
"Apa kau yakin ?." tanya sang mama.
"Yakin dong mam, Kinara pasti bisa jaga diri, lagian disana ada papa dan juga kak Kinan yang pasti selalu menjaga putri mama yang cantik ini." jawab Kinara dengan senyum manisnya.
"Tapi, mama masih kangen sama putri mama yang cantik ini. Baru juga dua hari kita bertemu sudah harus berpisah lagi." keluh sang mama dengan wajahnya yang terlihat sendu.
"Bukankah kita akan bertemu lagi setelah urusan mama selesai di sini ? Dan bukankah kita akan berkumpul sebagai keluarga yang paling harmonis dan paling bahagia ?."
Kinara memeluk sang mama dengan erat, iya sangat beruntung memiliki keluarga yang sempurna.
Seorang kakak yang sangat cantik jelita yang juga merupakan saudara kembarnya. Dan juga mama dan papa yang sangat menyanyi mereka bahkan mereka dianugerahi harta yang berlimpah.
Sudah sejak lulus Sekolah Dasar Kinara meninggal rumah untuk melanjutkan pendidikannya diluar negeri. Iya yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata, membuat sang kakek mengirimkan ia ke sekolah terbaik diluar negeri.
Bahkan saudara kembarnya jauh tertinggal dari dirinya yang kini telah menyelesaikan pendidikan S2 sedangkan sang kakak baru duduk dibangku SMA.
Selamat itu pula, Kinara tidak pernah pulang ke rumah. Dengan berbagai alasan yang selalu diberikan oleh sang kakek agar ia tidak kembali ke rumah sebelum ia menyelesaikan pendidikan S2 nya.
Tanpa banyak drama, Kinara kecil mengikuti permintaan sang kakek dengan sangat patuh. Iya selalu dijaga oleh seorang bodyguard kepercayaan sang kakek yang sudah ia anggap seperti pamannya sendiri.
"Apakah uncle mu itu akan ikut juga kembali bersama mu ?." tanya sang mama.
"Tentu saja uncle Bram ikut mam, mana mungkin uncle membiarkan putri kesayangan mama ini pergi seorang diri."
"Mama tau itu, itulah salah satu sebab mama bisa sedikit lega membiarkan putri mama yang cantik ini berada jauh dari mama dan papa."
Setelah selesai berbincang keduanya kemudian kembali melanjutkan acara makan siang yang sempat tertunda.
Waktu begitu cepat berlalu, kini Kinara sudah duduk di dalam sebuah pesawat pribadi. Iya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan sang kakak tercinta.
"Aku harap kak Kinan suka dengan kejutan yang aku berikan kali ini. Aku penasaran bagaimana reaksinya saat melihat aku tiba-tiba ada dihadapannya." ucap Kinara sambil tersenyum.
Membayangkan ia bisa memeluk saudara kembarnya. Yang selamat ini mereka berdua hanya berbincang melalui video call.
Meskipun setiap hari mereka selalu melakukan hal itu tapi tidak bisa menyembuhkan rasa rindu yang terpahat begitu dalam di lubuk hati gadis cantik itu.
"Apakah kamu non Kinara sudah memberi kabar kepada non Kinan ataupun Tuan besar ?." tanya Bram sambil memasangkan selimut untuk menutupi tubuh gadis cantik yang sudah ia jaga selama bertahun-tahun ini.
"Uncle ini kejutan ! Aku bahkan tidak mengatakan apapun kepada siapapun yang disana. Hanya mama yang tau bahwa aku akan pulang hari ini."
"Bukankah seharusnya aku akan kembali tahun depan ? Ini pasti akan menjadi sebuah kejutan untuk papa dan terutama kak Kinan." ucap Kinara dengan penuh antusias.
"Baiklah ini kejutan, sekarang lebih baik non Kinara tidur karena perjalanan kita masih sangat jauh."
"Bagaimana aku bisa tidur, aku begitu bersemangat untuk memberikan kejutan untuk kak Kinan."
Bram tersenyum melihat tingkah gadis kecilnya yang kini sudah beranjak dewasa. Sikapnya yang selalu manja membuat Bram tak bisa berkata-kata saat gadis kecilnya menginginkan sesuatu, meskipun terkadang hal itu membuatnya pusing tujuh keliling.
"Jika nona tidak istirahat bagaimana nanti nona akan memberikan sebuah kejutan ? Sementara non Kinara sangat mengantuk dengan mata panda."
"Tapi it's okee ! Itu adalah kejutan yang sangat luar biasa bagi non Kinan. Melihat adik kecilnya ini berpenampilan sangat kusut lengkap dengan mata pandanya."
Bug
Sebuah bantal melayang kearah Bram, dengan sigap ia langsung menangkap bantal tersebut sambil tertawa terpingkal-pingkal melihat gadis kecilnya mengerucutkan bibir sambil mendengus kesal.
"Uncle nyebelin !." teriak Kinara sambil memalingkan muka.
"Ulu-ulu tuan putri sedang merajuk, hamba siap menjadi penghibur hati tuan putri yang sedang bersedih hati ini. Apakah gerangan yang membuat tuan putri ini merajuk, hmm ?".
"Bodok ah ! Kinara mau tidur. Daripada Kinara tampil dengan mata panda karena mendengarkan Uncle yang super nyebelin ini."
Dengan cepat Kinara berbaring sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut yang diberikan oleh Bram. Bram tersenyum melihat tingkah gadis kecilnya itu.
"Istirahatlah yang tenang dan mimpi yang indah nona Kinara." ucap Bram sambil melangkah pergi meninggalkan sang majikan yang telah tertutup rapat dengan selimutnya.
"Semoga kau tidak terkejut dengan kejutan yang sudah menanti mu Cantik. Uncle harap kau bisa menyikapi setiap kejadian dengan bijak." Batin Bram.
Tak butuh waktu lama Kinara akhirnya terlelap. Dan tak terasa pesawat yang membawa Kinara perlahan mulai mendarat.
Kinara turun dari pesawat dan segera memasuki sebuah mobil sport merah yang sudah siap menunggu kedatangannya.
"Hai apa kabar Kinara cantik ? Semoga Uncle mu selalu menjagamu dengan baik." Sapa pria tampan yang berada di balik kemudi.
"Kau tau bagaimana kinerjaku selama ini bukan ? Jadi jangan ragukan kemampuan ku untuk melindungi nona Kinara." Bukannya Kinara yang menjawab melainkan Bram dengan wajah dinginnya.
"Jangan marah paman ! Aku hanya bercanda, Aku tau kau yang terbaik." jawab pemuda itu sambil melajukan mobilnya menuju kediaman paling mewah di kota J.
Sepanjang perjalanan Kinara memperhatikan siap jalan yang ia lewati, banyak kenangan masa kecilnya yang melintas dalam ingatannya.
Dimana ia dan sang kakak akan menghabiskan sepanjang waktu sepulang sekolah dengan berkeliling kota bersama sang kakek.
Karena sang kakek ingin semua cucunya untuk mengenal dan memahami setiap seluk beluk kota J. Karena kota tersebut adalah kota pribadi milik keluarga Abimanya, keluarga terkaya di negara itu sekaligus kakek kandung Kinara.
"Mengapa banyak bendera dipasang hanya setengah tiang uncle ?." tanya Kinara yang penasaran karena sepanjang jalan yang ia lalui berkibar bendera yang dipasang hanya setengah saja.
Bram terpaku mendengar pertanyaan dari nona mudanya. Tanpa sadar ia menoleh pada pemuda yang sedang fokus mengemudikan mobilnya.
"Uncle apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan dari ku ?." tanya Kinara yang tak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.
Sementara Bram hanya diam terpaku tanpa tau harus menjawab apa. Karena ia tidak tega menyampaikan kabar duka yang ia terima sebelum keberangkatannya kembali ke kampung halamannya sang Nona.