Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Rion sampai di parkiran supermarket langsung keluar dan membanting pintu mobil dan berlari mencari keberadaan Mayang.
Dari kejauhan, ia melihat Mayang berada di lobi sedang berdiri berhadapan dengan Randi. Randi menggenggam tangan Mayang, membuat dadanya bergemuruh. Tanpa membuang waktu, Rion langsung berlari mendekati Mayang.
Ketika sampai di dekat Mayang, Rion langsung menarik tangan Mayang dan menyembunyikannya di belakangnya.
dengan tatapan tajam, Rion menatap Randi. "Jangan pernah mendekati Mayang!" ucapnya dengan suara tegas dan tatapan membunuh.
Randy terkekeh mendengar ucapan Rion. "Hahaha! Ya ya ya! Aku memang sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan Mayang, tapi aku tidak akan tinggal diam. Aku akan merebut kembali milikku yang telah kamu rebut." ucap Randy dengan seringai di bibirnya.
Mayang menarik kemeja bagian belakang Rion untuk mengajaknya pergi, karena ia tak ingin berlama-lama berada disini.
"Bahkan sampai aku mati aku tidak akan pernah membiarkan mu merebut Mayang dariku."
"Mas sudah! Sebaiknya kita pergi dari sini." ajak Mayang dengan suara lirih.
Randy mencoba mencuri pandang kearah Mayang, hatinya mencelos melihat Mayang yang ketakutan. Sebesar apa trauma yang ia ciptakan di hati wanita itu. Batinnya.
Randi tak tau, yang ia lihat, dari tatapan mayang sejak pertama kali bertemu Mayang, Mayang selalu menundukan wajahnya. Dan menghindari tatapannya. Kedua tangannya meremas hingga buku jarinya memutih.
Ia membiarkan Rion menarik Mayang menjauhinya menuju perkiraan. Entah mengapa dadanya sesak melihat Rion merangkul bahu Mayang.
Randi menarik nafas panjang, lalu menghembuskan nya perlahan untuk mengurangi rasa sesak di dadanya. Setelah merasa lega, ia berjalan menuju mobilnya terparkir dan meninggalkan supermarket.
Tak ia pedulikan Vanessa yang tadi datang bersamanya. Ia ingin menghilangkan rasa sakit hatinya dengan pergi ke kantor, dan bekerja keras.
Sepanjang perjalanan Randi berpikir, bagaimana caranya mengambil kembali Mayang dari Rion.
Karena ia tau, setelah Mayang berada dalam genggaman mantan kakak iparnya itu. Tak akan mudah baginya merebutnya kembali.
Sebenarnya, ketika mengetahui Mayang mengandung anaknya. Hati Randi mulai melunak, ia mulai bisa menerima Mayang sebagai istrinya. Namun karena pengaruh kakak dan ibunya, membuatnya membenci Mayang. Selama ini, kakaknya dan ibunya selalu membuat cerita bohong tentang Mayang.
Bahkan ayahnya ikut andil, ayahnya selalu mengatakan jika Mayang kerap kali menggodanya. Padahal yang sebenarnya adalah, ayahnya sendiri yang selalu merayu Mayang. Dan beberapa kali melakukan percobaan perkosaan pada Mayang.
.
Sementara di mobil Rion, Mayang masih diam mengunci bibirnya. Ia memikirkan perkataan Randi sebelumnya.
Apakah benar Randi menyesal?
Apakah benar jika Randi sudah mulai mencintainya?
Apakah benar jika Randi bisa berubah?
Ia masih memikirkan perkataan Randi itu. Tanpa ia sadari, jika mobil yang ia tumpangi sudah sampai di depan rumahnya.
Rion sejak di perjalanan juga hanya diam, ia terbakar cemburu karena melihat Mayang tidak menolak ketika Randi memegang tangannya. Hal itu membuatnya kalap.
Ia menarik tangan Mayang kasar, dan langsung membawanya masuk ke dalam rumah. Mayang di buat terkejut dengan tindakan Rion.
"Mas pelan-pelan!" protes Mayang, ketika Rion menariknya dengan paksa memasuki rumah.
Namun Rion tak mengindahkan permintaan Mayang. Dengan dada bergemuruh, dan emosi membara, Rion membawa Mayang masuk ke dalam kamar Mayang lalu menguncinya.
Mayang yang melihat raut wajah Rion tak bersahabat pun bisa menebak jika Rion tengah diliputi amarah.
Ia berdiri di pinggir ranjang dan meneguk liurnya dengan susah payah.
Setelah mengunci pintu kamar, Rion membalikkan badannya, menatap Mayang dengan tatapan tajam.
Membuka paksa dasi di lehernya, dan kancing kemejanya tanpa mengalihkan tatapannya pada Mayang, yang terlihat ketakutan.
"Mas." lirih Mayang.
Kemudian melepaskan tas di pundaknya dan duduk di tepi ranjang. Memperhatikan Rion yang terus berjalan maju mendekatinya.
Glek.
Susah payah Mayang meneguk liurnya. Hingga ketika Rion selesai melepaskan semua kancing pakaiannya, ia langsung mendorong tubuh Mayang dan merebahkannya diatas ranjang.
"Mas ap emm,,," belum sempat Mayang protes, bibirnya sudah di lumat dengan kasar oleh Rion.
Kedua tangan mayang Rion kunci diatas kepala menggunakan satu tangannya. Sementara tangan satunya ia gunakan untuk melepaskan pakaian yang Mayang gunakan.
Mayang hanya bisa pasrah ketika Rion melucuti pakaiannya.
Ketika akan melepaskan dress melalui kepala, barulah Rion melepaskan pagutannya.
Dengan nafas memburu mereka berdua saling tatap penuh cinta. Rion menyesal telah meluapkan amarahnya pada Mayang.