Pelatihan SIG atau Sistem Informasi Geografi yang di lakukan Amira bersama teman-teman sebagai kegiatan dalam semester 3, siapa sangka akan mempertemukan Amira dengan seorang pria yang akan menjadi tambatan hatinya. Sang asisten Dosen pelatih yang awalnya Amira kira sangat menyebalkan namun dengan cara ajaib bisa meluluhkan hatinya, membuatnya jatuh cinta dan menerima kehadiran pria itu sebagai pemiliki hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TEN
Aku terdiam sebentar, melirik Mamah yang juga nampak penasaran, bahkan sampai menghentikan gerakan tangannya yang tengah menjahit baju. Aku menunduk sebentar, meletakan toples kripik ke atas meja sebelum menjawab tenang.
"Itu Mas Fahmi Pah, Mah. Pelatih Kakak pas SIG di kampus minggu kemarin" Mamah ku lihat mengangguk, berbeda dengan Papah yang siap menanyai ku pertanyaan berikutnya.
"Tapi papah denger kalian akrab banget sampe ketawa-tawa. Bahkan papah sempet denger dia manggil nama Kakak berulang, tapi gak kakak sahut-in" aku lagi-lagi terdiam sebentar, sebenarnya kedua orang tua ku tidak mempermasalahkan jika aku memiliki pacar. Namun entah kenapa menjelaskan siapa Mas Fahmi membuat aku bingung dan tak tau harus berkata apa. Bukan karena tidak tau harus menjelaskan siapa Mas Fahmi tapi aku bingung juga tidak tau sendiri siapa sebenarnya Mas Fahmi dan entah apa yang harus ku sematkan pada namanya, teman dekat kah? Pelatih saat itu? Atau yang lain.
"Umm.. Kakak juga gak tau Pah. Mas Fahmi itu pas Kakak ketemu dia dan selama pelatihan, orangnya nyebelin banget. Tapi entah kenapa justru karena sikap nyebelinnya itu kita jadi akrab sampe sekarang" ku lihat papah mengangguk Mamah juga sama. Sepertinya jawaban ku sudah tepat.
"Haduh haduh anak zaman sekarang emang gitu ya Pah? Suka banget gak jelas duh aduhh! " Mamah menggeleng tak paham. Aku pun demikian.
"Ya udah, gak papa. Tapi Amira harus inget, Papah dan Mamah gak ngelarang Amira buat Pacaran atau deket sama siapa aja, selagi pacaran kalian gak aneh-aneh dan dia baik. Papah mamah bakal dukung kalian" aku mengangguk, mengiyakan walau ragu terpatri dalam hati.
"Udah jangan tegang gitu.. Kamu kaya lagi di sidang aja Ka... " Papah tertawa dengan tangan yang mengusap rambut ku sayang, di ikuti Mamah yang menjawil dagu ku menggoda. Aku menggeleng, menutup muka ku dengan bantal sofa malu. Astaga, suasana apa tadi!
_
Tangan ku tengah aktif memetik kangkung untuk di tumis bersama Mamah di dapur kala dering Notifikasi terdengar dari Handphone ku. Meletakan batangan kangkung yang tinggal sebagian ke dalam baskom kecil, aku mengambil handphone ku, mengecek siapa gerangan yang mengirimi pesan.
Mamah bertanya, mungkin karena melihat aku yang hanya terdiam dengan raut bingung menatap ke layar Handphone yang menampilkan pesan dari Mas Fahmi.
"Ini Mah, Mas Fahmi. Masa dia minta alamat rumah ini sama kirim share lock, 'kan aneh ya? " Ku lihat Mamah menggeleng sebelum menjawab ada benarnya juga.
"Ya gak aneh lah ka. Mungkin dia mau tau alamat rumah kita, mastiin atau mungkin mau main? " aku menggeleng, masa Mas Fahmi mau main ke sini, rumahnya saja jauh di Jakarta, hal dasar yang ku ketahui tentangnya.
"Gak mungkin lah Mah. Dia aja di Jakarta. Lagian ngapain juga main ke sini? Ke jauhan! " aku menolak mentah-mentah opini Mamah, walau tak dapat ku pungkiri aku juga sempat berfikir demikian.
"Ya sudah. Tanyain aja Ka " aku mengangguk, buru-buru mengirimkan lokasi beserta alamat rumah sebelum menanyakan apa maksud Mas Fahmi bertanya.
"Ini. buat apa Mas?"
Hanya centang dua biru yang aku dapati sebagai jawaban, selebihnya tak ada lagi balasan dari Mas Fahmi, membuat ku jengkel dengan dengusan pelan.
"Kenapa lagi Ka? " Mamah bertanya, aku menggeleng. Enggan menjawab.
Lantas melanjutkan kegiatan memetik kangkung yang semula terhenti. Menghiraukan pesan yang tak kunjung Mas Fahmi balas. Masa bodo lah!
