Jejak Kode
Di sebuah kota kecil yang terlupakan oleh waktu, Laila menemukan sebuah buku tua yang tergeletak di loteng rumah peninggalan neneknya. Buku itu tampak biasa saja, dengan sampul kulit yang sudah mengelupas dan halaman yang kuno. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian Laila—sebuah pesan yang tertulis di halaman pertama, seolah sengaja tersembunyi dari pandangan.
Laila duduk di meja makan tua yang berdebu, memandangi buku yang baru saja ia temukan di loteng rumah peninggalan neneknya. Tangannya terasa canggung, seolah-olah ia tidak ingin menyentuhnya terlalu lama. Buku itu tampak biasa saja, dengan sampul kulit yang mengelupas dan halaman yang kuno, namun ada sesuatu yang tak bisa ia jelaskan, sesuatu yang menarik perhatian.
"Kenapa ini ada di sini?" Laila bergumam, membuka halaman pertama dengan hati-hati. Di sana, tertulis sebuah pesan yang seolah sengaja disembunyikan: "Temukan angka yang hilang, dan kamu akan menemukan kebenaran."
Laila membaca ulang kalimat itu beberapa kali, mencoba mencerna maknanya. "Angka yang hilang? Maksudnya apa?" tanyanya, terkejut dengan kata-kata yang begitu misterius. "Ini pasti cuma lelucon nenek," ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, meskipun rasa penasaran terus menggelitik.
Ia melanjutkan membuka halaman berikutnya, dan seperti yang ia duga, tak ada penjelasan lebih lanjut. Namun, di halaman terakhir, sebuah angka tertulis dengan tinta merah pudar: 17-24-3.
"Ini... angka?" Laila bertanya pada dirinya sendiri, merasa ada yang janggal. Ia menatap angka itu sejenak, memutar otaknya mencoba mencari arti di baliknya. "Tapi apa maksudnya? Kenapa angka ini ada di sini?"
Laila mengedarkan pandangannya ke sekitar ruang makan yang sunyi, mencoba mencari petunjuk lain. "Kenapa nenek menyembunyikan sesuatu seperti ini? Dan kenapa hanya aku yang menemukannya?" Ia menghela napas, merasa ada sesuatu yang lebih besar di balik buku ini. Sesuatu yang lebih penting dari sekadar kenangan nenek yang sudah lama hilang.
Tiba-tiba, sebuah ingatan lama muncul di pikirannya. "Nenek... dulu dia pernah ngomong tentang kode-kode aneh, tentang rahasia yang harus disembunyikan," gumam Laila, matanya terfokus pada angka tersebut. "Mungkin ini bukan kebetulan."
Ia mulai mencari di dalam pikirannya tentang apa yang bisa dilakukan dengan angka tersebut. Menggunakan logika dan ingatan tentang buku-buku yang pernah dibaca, ia bertanya, "Apa kalau ini adalah sandi? Sandi apa yang bisa mengubah angka ini jadi sesuatu yang lebih?"
Namun, jawaban tak kunjung datang. Laila menyadari bahwa ia harus mencari tahu lebih banyak, dan hanya buku ini yang bisa membantunya. Ia tak bisa berhenti di sini. Ia ingin tahu lebih banyak, ingin memecahkan misteri yang ada.
Laila menatap angka 17-24-3 sekali lagi dan berkata, "Aku harus tahu apa yang terjadi. Aku tidak bisa hanya diam."
Dengan tekad yang baru, ia menutup buku itu dan bergegas menuju ruang bawah tanah rumah neneknya, tempat yang dulu sering ia singgahi saat masih kecil. Dulu, ruang itu terasa menyeramkan, penuh dengan barang-barang tua yang berdebu. Namun sekarang, ia merasa harus melihatnya sekali lagi. Mungkin, hanya mungkin, ada sesuatu yang lebih di sana yang bisa memberi jawaban.
"Sampai kapan aku harus bertahan dengan ketidakpastian ini?" Laila berkata pada dirinya sendiri, sambil membuka pintu ruang bawah tanah yang sudah lama tertutup.
Langkah kaki Laila bergema pelan saat ia membuka pintu ruang bawah tanah yang berdebu. Bau apek dan tanah lembab langsung menyerbu hidungnya, mengingatkannya pada masa kecilnya yang sering mengunjungi tempat ini bersama neneknya. Dulu, ruang ini terasa seperti dunia yang terpisah, penuh dengan barang-barang misterius yang tidak pernah dijelaskan.
Laila melangkah hati-hati, matanya memindai setiap sudut ruangan yang gelap. Ada banyak kotak kayu tua, buku-buku yang dilapisi debu, dan perabotan zaman dulu yang terkesan tak terjamah bertahun-tahun lamanya. "Ini pasti tempat yang nenek maksud," pikirnya, menyadari bahwa ruang ini selalu menyimpan rahasia yang belum pernah ia ketahui.
"Harus ada sesuatu di sini," Laila bergumam pada dirinya sendiri, berusaha membangkitkan semangat. Ia melangkah lebih dalam ke ruangan itu, mencari-cari sesuatu yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang angka 17-24-3 yang ia temukan di buku.
Tiba-tiba, matanya tertuju pada sebuah meja kayu besar di sudut ruangan. Di atas meja itu, terdapat sebuah kotak kecil yang terlihat sangat tua. Laila mendekat, meraba permukaan kotak tersebut dengan hati-hati. "Apakah ini?" tanyanya dalam hati. Dengan gemetar, ia membuka kotak itu. Di dalamnya, terdapat sebuah kertas yang sudah menguning, tertulis sesuatu yang tidak bisa ia baca dengan jelas.
Laila menarik napas dalam-dalam. "Apa ini?" katanya pelan, berusaha menerjemahkan tulisan yang hampir pudar. Perlahan-lahan, ia membaca kata demi kata.
"Untuk menemukan yang hilang, kamu harus mencari di tempat yang tak terlihat. Angka pertama adalah petunjuk. Jangan takut, Laila. Semua ini sudah ditentukan."
Laila membaca ulang pesan itu beberapa kali, mencoba menenangkan dirinya. "Jadi... ini lebih dari sekadar buku tadi," gumamnya. "Apakah ini semua memang sudah direncanakan untukku?"
Dia berusaha mencari tahu lebih lanjut, meraba di dalam kotak. Tiba-tiba, sebuah benda keras terjatuh dari dalam kotak tersebut. Laila segera memungutnya dan melihatnya dengan saksama. Itu adalah sebuah kunci tua, seperti yang biasa ditemukan di pintu-pintu lama.
"Ini... kunci untuk apa?" Laila bertanya, memegang kunci itu erat-erat. Ia merasa semakin bingung, namun ia tahu satu hal: sesuatu yang besar tengah menunggunya. Sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar angka-angka yang tertulis di buku atau pesan yang ia temukan di dalam kotak.
Laila memutuskan untuk membawa kunci itu bersama pesan yang baru saja ia temukan dan kembali ke ruang makan. Dengan langkah mantap, ia menutup pintu ruang bawah tanah dan berjalan ke atas. Pikiran Laila dipenuhi dengan berbagai pertanyaan: "Apa yang harus aku lakukan dengan kunci ini? Ke mana arahnya? Kenapa nenek memberiku petunjuk seperti ini?"
Saat kembali ke meja makan, Laila duduk dengan wajah serius. Ia membuka buku yang tadi ia temukan lagi dan memeriksa angka-angka tersebut. "17-24-3..." Ia berulang kali membaca angka itu, seolah ingin menemukan pola yang hilang. "Apa hubungannya angka ini dengan kunci?"
Namun, semakin ia berpikir, semakin ia merasa ada sesuatu yang lebih besar dari yang ia duga. Laila tahu bahwa untuk bisa mengungkapkan seluruh misteri ini, ia harus lebih berani dan lebih cerdas. "Aku akan memecahkan ini," bisiknya, menatap kunci tua itu dengan tekad yang baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Sa'diah Sasa
seru nih, aku suka yang teka-teki yang begini
2024-12-15
1
secret enjel
seruu kak, aku bakal bacaa sampai habis
2024-12-17
0
Aimee
Misteri apa yang ada di baliknya?
2024-12-13
0