NovelToon NovelToon
Diary Marsya Si Gadis Bar-bar

Diary Marsya Si Gadis Bar-bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kebangkitan pecundang / Keluarga / Romansa / Trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rainy_day

Orang tua yang bercerai, keluarga yang berantakan, cinta yang menyakitkan di masa lalu sampai meninggalkan trauma yang mendalam, membuatnya tumbuh menjadi gadis yang nakal, suka membangkang, sering mabuk-mabukan, dan mengikuti balap liar. Sering kali dia ingin menyerah atas hidupnya, tetapi dia tidak senekat itu untuk mengakhiri nyawanya sendiri.
Marsya hanya sering menyakiti dirinya sendiri seperti menyayat lengannya, hanya untuk menyamarkan rasa sakit di hatinya.
Setelah lelah hidup di lingkungan yang menurutnya berantakan, ia memutuskan untuk pulang ke kota kelahirannya, menempati rumah mendiang neneknya,
akankah setelah merantau kehidupan Marsya akan membaik dan bisa melupakan traumanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari tenang

Seminggu berlalu, hari-hari tenang membuat Marsya merasa was-was, ia takut ada kejadian besar yang akan menimpanya.

Teman-temannya sudah mengetahui bahwa ia berkelahi dengan Yosi, tetapi tidak ada dari mereka yang menemui, dan menanyakan bagaimana kabarnya. Ya, Marsya cukup kecewa dengan itu.

"ngelamun aja, kenapa lo?" ucap Adrian mendudukkan dirinya di samping Marsya.

"ck, seminggu ini tenang banget hidup gua" ucap Marsya dengan kakinya yang terus menghentak-hentak, ia menghembuskan asap rokoknya, mereka berdua saat ini sedang beristirahat di warung dekat tempat kerja mereka.

"ya bagus dong, hidup itu di nikmati, jangan cari masalah terus, apalagi berantem terus, gak kasian apa sama badan lo?" ucap Adrian mengusap kepala belakang Marsya.

"justru itu, karena terlalu tenang gua jadi khawatir, gua takut ada kejadian besar menimpa gua lagi Dri, lo tau nggak? Saat kejadian Minggu lalu, gua bener-bener ketakutan" ucap Marsya menyunggingkan senyumnya dengan matanya yang berkaca-kaca, lalu ia menundukkan kepalanya.

"kenapa lo gak hubungin gua saat itu?" ucap Adrian menatap Marsya yang menundukkan kepalanya.

"gua panik Adrian, posisinya saat itu gua lagi mabok parah, di tambah lagi, tanpa gua sadarin dia masukin obat di minuman gua, gua udah gak bisa mikir siapa yang bisa gua hubungin saat itu, gua di tinggalin temen-temen gua, gua hubungin mereka gak ada satu pun yang bisa di hubungin, pacar gua juga sama aja" ucap Marsya bercerita panjang lebar, ia mendongakkan kepalanya, ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan air matanya yang akan keluar.

"mulai saat ini, dimana pun lo berada, kapan pun lo butuh bantuan, lo gak boleh lupain gua Sya, gua sayang sama lo, gua udah anggap lo sebagai keluarga, gua gak bisa kalo harus liat lo berantakan lagi kaya kemarin" ucap Adrian tulus sambil mengusap kepala Marsya, ia ingin menjadi sosok yang bisa di andalkan olehnya, Marsya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Makasih Adrian" ucap Marsya.

Setelah menghabiskan kopinya, mereka berdua pun kembali ke tempat kerjanya, mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing, Adrian cukup sering mengambil lembur karena dia ingin menemani sekaligus menjaga Marsya.

Triririringg

"Selamat datang" ucap Adrian ketika mendengar suara lonceng di atas pintu terdengar, menandakan ada pengunjung yang datang. Marsya mengalihkan matanya dari pekerjaannya yang menumpuk lalu memandang ke arah pintu masuk, ia melihat ada Riana, Mona, dan juga Rayhan disana.

"Dri, mereka temen-temen gua" ucap Marsya tersenyum kepada Adrian. Adrian menatap Marsya dari tempatnya berdiri dengan mengangkat satu alisnya seolah bertanya "apa mereka yang ninggalin lo di kamar kost cowok brengsek itu?" Marsya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Adrian tak bisa menebak apa yang ada di pikiran Marsya, setelah kejadian yang menimpanya, bagaimana bisa Marsya masih bisa berhubungan dengan mereka?

Adrian memperhatikan interaksi mereka dari tempatnya sambil mengerjakan pekerjaannya.

"hai, kalian datang? Ada apa?" Ucap Marsya menghampiri Rayhan, Mona, dan Riana yang berdiri di dekat pintu masuk tempat kerjanya.

"selesai kerja jam berapa? Minum yuk." ucap Riana.

'si anjing ini, bisa-bisanya dia masih ngajakin gua minum padahal sebelumnya mereka ninggalin gua di tempat si brengsek Yosi, dan bikin gua celaka' sungguh sebenarnya Marsya ingin membalas dendam kepada mereka, tapi ia lebih suka berurusan dengan laki-laki dari pada perempuan, berurusan dengan perempuan terasa menjengkelkan untuknya.

"kamu ikut?" ucap Marsya kepada Rayhan.

"iya" ucap Rayhan

'wahhh, dia serius? Setelah liat wajah gua babak belur karna di tinggal Mona, dan Riana, dia masih mau ikut sama mereka? Sebenarnya apa tujuannya Rayhan? Dan apa sebenarnya tujuan Mona dan Riana? Apa gua ikutin permainan mereka?' Marsya mengusap hidungnya, ia merasa konyol dengan tingkah pacar, dan teman-temannya itu.

"hmm, aku pulang jam 9" ucap Marsya kepada mereka.

"kita tunggu di depan" ucap Mona, lalu setelah mengatakan itu Mona mengajak Riana, dan Rayhan untuk keluar dari tempat kerja Marsya. Ia melihat mereka duduk di kursi panjang dekat tempat kerjanya.

"hei, lo mau ikut mereka lagi? Serius?" ucap Adrian menatap Marsya, dia mendengar percakapan Marsya dan teman-temannya, ada raut cemas terlihat jelas di wajahnya.

"gua gak tau, sebenernya gua gak mau, tapi lu liat cowok tadi? Dia pacar gua" ucap Marsya dengan raut wajahnya yang datar, sebenarnya ia sangat takut dengan pilihannya, dia merasa cemas akan apa yang akan terjadi padanya, dia tidak mau berurusan lagi dengan mereka, tetapi ada Rayhan di antara mereka, mungkin dia bisa sedikit mengandalkan Rayhan. Marsya cukup bisa mengendalikan ekspresinya, karena sedari kecil dia terbiasa menyembunyikan kesedihan, kecemasan, atau kemarahan dari keluarganya, jadi dia tidak menampakkan suasana hatinya, dan hanya menampilkan wajah datarnya saat ini.

"cowok itu pacar lo? Dan dia masih bergaul sama orang-orang yang udah bikin lo jadi babak belur?"

Marsya menganggukan kepalanya, Adrian menyugar rambutnya ke belakang, ia tak tahu harus mengatakan apa kepada Marsya.

"ahhh shittt, lo bikin otak gua mau meledak Marsya, lo bisa gak jauhin mereka? Berhenti bergaul sama mereka, berhenti nempatin diri lo dalam masalah, berhenti nempatin diri lo sendiri dalam bahaya, jauhin mereka, putusin pacar lo" ucap Adrian menatap tajam Marsya dengan mata dan wajahnya yang memerah.

"Gua udah jauhin mereka Adrian, tapi hari ini mereka datangin gua kesini, terus gua harus apa? Mereka tau tempat kerja gua, mereka tau tempat tinggal gua, apa gua harus sembunyi dari mereka?" ucap Marsya.

"bukannya lo takut?" ucap Adrian menatap lekat wajah Marsya.

"gua takut Adrian, tapi kalo gua sembunyi dari mereka, sampai kapan pun gua gak akan tenang" ucap Marsya.

Adrian tidak bisa berbuat apa-apa atas keputusan Marsya, dia cukup keras kepala. Adrian tidak bisa memaksakan kehendaknya, meskipun Adrian menyayanginya layaknya seorang kakak pada adiknya, tetapi dia tidak bisa mengendalikan hidup seseorang, dia sudah cukup memperingatinya.

"terserah lo Marsya, semoga apa yang gua pikirkan gak akan pernah terjadi, tapi kalo sampe terjadi sesuatu, gua harus jadi orang pertama yang lo hubungin, gua gak percaya sama cowok lo" ucap Adrian menyandarkan tubuhnya pada dinding dengan mata terpejam.

Marsya menghela nafas kasar, dia menganggukkan kepalanya walaupun tahu Adrian tidak melihatnya.

Marsya melangkahkan kaki menghampiri teman-temannya saat jam kerjanya telah usai, ia membalikkan badannya menghadap tempat kerjanya yang sudah gelap gulita karena lampu telah di padamkan, tetapi ia tahu bahwa Adrian memperhatikannya dari dalam.

"Ayok" ucap Mona bergegas menaiki motornya, kali ini Mona, dan Riana berboncengan, dan Marsya menaiki motor Rayhan, pacarnya.

"pacar mereka gak ikut Ray?" ucap Marsya sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah depan, agar Rayhan mendengar ucapannya.

"enggak Sya" ucap Rayhan melirik Marsya dari kaca spion motornya.

"kali ini di mana?" ucap Marsya menanyakan tempat dimana mereka akan mengadakan acara minum-minum.

"di apartemen" ucap Rayhan. Marsya mengernyitkan dahinya, biasanya mereka akan mengadakan acara minum-minum di karaoke, atau club, tetapi terakhir kali mereka mengajaknya ke kost Yosi, dan sekarang mereka mengajaknya ke apartemen.

'apartemen siapa?' Marsya membatin.

1
Diana (ig Diana_didi1324)
hallo thor salam kenal ya
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊
Rainy_day: salam kenal juga Kakakkuu, terimakasih sudah mampir dan baca ceritaku🫶🏼
total 1 replies
Maira_ThePuppetWolf
Aku tahu pasti thor punya banyak ide kreatif lagi!
Killspree
Sudah jadi bagian hidupku. 🤗
Rainy_day: tunggu update selanjutnya yaa☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!